Tercapainya Keinginan Menyembuhkan Penyakit

38 Kelas XI SMASMK

6. Tercapainya Keinginan

Buddha menyatakan dalam Dānūpapatti Sutta Anguttara Nikaya VIII:35 bahwa harapan dari penderma akan tercapai berkat kemurnian moralitasnya. Beberapa kisah yang menggambarkan hal ini antaranya adalah Gan gamāla-Jātaka Jataka 421 dan Sam khapāla-Jātaka Jataka 524. Gangamāla-Jātaka yang mengisahkan kehidupan bodhisatta saat terlahir sebagai Raja Udaya. “Buddha dalam satu kesempatan menyatakan kepada para upāsaka yang sedang menjalani hari uposatha. Beliau berkata, “Para upāsaka, sikap kalian baik, jika kalian mengisi hari uposatha dengan melakukan dana, menjaga sīla, meredam kemarahan, berbaik hati, dan melaksanakan tugas kalian. Para pria bijaksana di masa lalu memperoleh kemasyhuran bahkan hanya dari menjalankan separuh hari uposatha.”

7. Menyembuhkan Penyakit

Salah satu kisah dalam Visuddhimagga I:116 yang menceritakan tentang kisah penyembuhan berkat kekuatan kemurnian pelaksanaan sīla adalah kisah Bhikkhu Sāriputta. Cerita singkat tentang kesembuhan Bhikkhu Sāriputta. Suatu hari ketika Bhikkhu Sāriputta berdiam di sebuah hutan bersama Bhikkhu Mahā Moggallāna, dia terserang sakit perut yang parah. Mengetahui hal itu, Bhikkhu Mahā Moggallāna bertanya, Apa yang biasanya kamu gunakan untuk mengatasi hal ini sebelumnya?” Bhikkhu Sāriputta mengatakan bahwa ia biasanya diberikan campuran bubur beras dengan susu murni, ghee, madu, dan gula 39 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti oleh ibunya. “Baiklah teman, bila kita mempunyai karma baik, besok kita akan mendapatkannya,” kata Bhante Mahā Moggallāna. Saat itu, dewa yang berdiam di pohon dekat mereka tinggal mendengar percakapan mereka dan berpikir bahwa dia akan membantu mencarikannya. Kemudian dewa tersebut pergi ke rumah salah satu penyokong kedua bhikkhu tersebut dan membuat anak laki-laki tertuanya kesurupan. Dia berkata, “Bila besok kalian dapat menyediakan bubur susu untuk Thera, aku akan membebaskannya.” Mereka berkata, “Bahkan tanpa diminta olehmu, kami secara teratur menyediakan kebutuhan para sesepuh.” Keesokan harinya, mereka pun menyiapkan bubur susu tersebut dan memberikannya kepada Bhikkhu Mahā Moggallāna yang sedang mengumpulkan dana makanan pindapāta. Setelah kembali, Bhikkhu Mahā Moggallāna berkata kepada Bhikkhu Sāriputta, Ini, temanku Sāriputta, makanlah.” Tetapi sebelum memakannya, Bhikkhu Sāriputta dengan kekuatan pengetahuan super normalnya dia mengetahui bagaimana bubur susu tersebut didapat, yaitu atas desakan dari dewa. Maka Bhikkhu Sāriputta memberitahu Bhikkhu Mahā Moggallāna bahwa makanan tersebut tidak dapat digunakan. Tanpa berpikir dia tidak memakan makanan yang aku bawa,” Bhikkhu Mahā Moggallāna langsung menuang bubur susu tersebut ke tanah. Begitu bubur susu tersebut menyentuh tanah, sakit perut Bhikkhu Sāriputta pun hilang dan tidak pernah kambuh kembali. 40 Kelas XI SMASMK Bhikkhu Sāriputta memberikan contoh bahwa kemurnian sīla haruslah dijunjung tinggi, sekalipun hidup sebagai taruhannya. Hal ini tidak hanya berlaku bagi para bhikkhu, tetapi juga berlaku untuk semua orang. Kisah sembuhnya sakit perut Bhikkhu Sāriputta menunjukkan bahwa buah karma baik dari hasil pelaksanaan sīla yang baik sangatlah luar biasa. Jadi, sudah selayaknya setiap orang berusaha menjaga kemurnian sīlanya semaksimal mungkin.

8. Landasan bagi Tercapainya Pencerahan