Penuh Percaya Diri Meninggal dengan Tenang

33 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang mengambil perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, yang melaksanakan Pancasīla, yang murah hati, tidak kikir, orang yang demikian sesungguhnyalah dikatakan sebagai orang yang bermoral dan layak mendapat pujian. Reputasi orang yang demikian akan tersebar luas, dan para bhikkhu, brahmana, dan semua orang akan memujinya, di mana pun dia berada” Dhammapada Atthakatha 54 dan 55.

3. Penuh Percaya Diri

Orang yang menjaga sīlanya dengan baik dapat pasti mempunyai tingkah laku dan ucapan yang baik pula. Orang yang demikian, dapat dipastikan akan disukai oleh banyak orang. Oleh karena itu, orang yang menjaga sīlanya akan percaya diri, tidak ada rasa malu, canggung, ataupun rendah diri dalam bergaul di semua lapisan atau kelompok masyarakat. Selain itu, orang yang bermoral baik akan penuh percaya diri karena tidak ada perbuatannya yang dapat dicela oleh para bijaksana.

4. Meninggal dengan Tenang

Orang yang hidupnya dianugerahi oleh tiga berkah di atas, akan hidup tenang. Selain itu, orang yang tekun melaksanakan dan menjaga sīlanya dengan baik, maka tingkah laku sopan, tutur kata lembut, disenangi banyak orang, tidak mempunyai musuh, dan akan dipuji oleh banyak orang. Dengan demikian, orang yang memiliki kualitas luhur seperti ini pasti akan hidup dengan tenang. Karena kemurnian dari moralitasnya, bukan hanya semasa hidupnya penuh dengan kedamaian dan ketenangan, kemungkinan besar saat meninggal pun mereka akan berada dalam keadaan damai dan tenang. 34 Kelas XI SMASMK Buddha menyatakan dalam syair Dhammapada XII:165“Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan dan oleh diri sendirilah dirinya tercemar; oleh diri sendiri kejahatan tidak dilakukan dan oleh diri sendirilah dirinya termurnikan. Kemurnian dan ketidakmurnian sepenuhnya tergantung pada dirinya sendiri; tak ada seorangpun yang dapat memurnikan orang lain.” Selain itu, Sang Buddha juga memberikan empat kepastian dalam Kesamutti Sutta atau Kalama Sutta Anguttara Nikaya III.65, “Para murid yang mulia, kaum Kalama, yang pikirannya bebas dari permusuhan, bebas dari niat jahat atau kedengkian, bersih dan murni, adalah dia yang memiliki 4 kepastian di sini dan saat ini.” Empat kepastian tersebut adalah sebagai berikut. a. Seandainya ada kehidupan yang akan datang dan ada buah atau hasil dari perbuatan baik atau buruk, maka akan terlahir kembali di alam bahagia, alam dewa atau surga. b. Seandainya tidak ada kehidupan yang akan datang dan tidak ada buah atau hasil dari perbuatan baik atau buruk, tetap saja perlu menjaga diri dalam ketenteraman, bebas dari permusuhan, bebas dari niat jahat atau kedengkian, dan masalah. c. Seandainya buah atau hasil dari perbuatan buruk menimpa pelakunya. Saya tidak melakukan perbuatan buruk. Tentu hasil perbuatan buruk tidak akan menimpa saya. d. Seandainya buah atau hasil dari perbuatan buruk tidak menimpa pelakunya. Maka, saya dapat memastikan diri bahwa saya murni dalam keadaan apa pun. 35 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Seseorang yang melaksanakan dan menjaga sīlanya dengan baik, bila dia teringat atau merenungkan dua wejangan Sang Buddha di atas, maka dapat dipastikan dirinya akan menjadi bahagia dan tenang. Walaupun berada dalam keadaan sekarat, kebahagiaan yang timbul karena telah hidup sesuai dengan Dhamma akan membuatnya tenang dalam segala hal, termasuk saat menghadapi kematian. Perlu juga diketahui bahwa salah satu dari empat puluh objek meditasi ketenangan atau konsentrasi samatha bhāvanā ada yang disebut sīlānussati, yaitu perenungan tentang sīla. Seseorang yang dapat melaksanakan sīla dengan baik akan mudah melakukan meditasi ini. Hal ini dikarenakan ketika dia merenungkan moralitasnya, dia akan menyadari bahwa moralitasnya baik; sehingga pikirannya akan cepat tenang dan terkonsentrasi. Bila hal ini terus dilatih dan dikembangkan, maka dapat dipastikan dia akan meninggal dengan tenang.

5. Setelah Meninggal Terlahir di Alam yang Baik