Dua Macam Dukkha Berdasar Penyebabnya Penderitaan

230 Kelas XI SMASMK Kemelekatan attachment merupakan salah satu sifat dari pengumbaran nafsu keinginan. Seseorang semakin melekat pada sesuatu, semakin sulit pula bagi dia untuk melepaskan diri dari penderitaan dan melihat kebijaksanaan.

D. Dua Macam Dukkha Berdasar Penyebabnya Penderitaan

Penderitaan karena Keserakahan, Kebencian, dan Kebodohan batin Penderitaan karena kondisi Segala sesuatu dinyatakan berkondisi jika mempunyai ciri: 1 merupakan perpaduan dan 2 mengalami proses perubahan. Contoh manusia, hewan, bahkan benda-benda mati seperti batu dan kayu. Dukkha karena kondisi merupakan dukkha yang tidak mungkin dihindari atau ditolak, bahkan oleh seorang ArahatBuddha sekalipun. Contohnya, Buddha dan siswa-siswanya yang telah mencapai tingkat kesucian masih mengalami proses penuaan, merasakan rasa sakit, dan mengalami kematian. Dukkha karena kekotoran batin lobha, dosa, dan moha merupakan dukkha yang timbul sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan yang didasari oleh keserakahan, kebencian, dan kekotoran batin. Dukkha ini sudah tidak dialami 231 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti lagi oleh seorang ArahatBuddha karena Beliau telah terbebas dari kekotoran batin. Dengan demikian seorang Arahat atau Buddha dapat dinyatakan masih mengalami dukkha jasmani karena masih berkondisi, tetapi sudah terbebas dari dukkha 5 batin karena kekotoran batin telah lenyap. Adapun manusia biasa masih mengalami kedua-duanya. Tetapi, setelah Arahat Buddha meninggal dunia, Beliau tidak mengalami lagi dukkha karena sudah tidak berkondisi lagi. Mengapa? Karena seorang ArahatBuddha setelah meninggal tidak akan bertumimbal lahir lagi. Ayo Bertanya 1. Tuliskan pertanyaan yang berkaitan dengan materi tentang dukkhaketidakpuasan. 2. Tanyakan kepada teman atau gurumu dengan berpedoman pada pertanyaan yang telah kamu susun. 3. Catatlah jawaban yang disampaikan oleh teman atau gurumu. 232 Kelas XI SMASMK Ayo Mengumpulkan Informasi 1. Carilah informasi berkaitan dengan materi tentang ketidakpuasan untuk memperjelas hasil tanya jawab dengan temanmu atau gurumu untuk memperluas wawasanmu tentang ketidakpuasan. 2. Cari juga materi yang masih relefan dengan ketidakpuasan melalui internet, buku, majalah, maupun sumber lain sehingga materi tentang ketidakpuasan akan semakin lengkap. Ayo Mengasosiasi Mari mengasosiasi dengan cara mengolah dan merangkum hasil mengumpulkan informasi berkaitan dengan materi ketidakpuasan sehingga dapat tersusun dengan rapi sehingga melengkapi materi yang terdapat dalam buku teks. Ayo Mengomunikasikan 1. Presentasikan di depan kelasmu tentang apa yang telah kamu temukan hasil dari mengumpulkan informasi dan mengasosiasi. 2. Berikan kesempatan temanmu untuk bertanya dan menanggapi. 233 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ayo Mengamati Pembelajaran 8.3 E. Karakteristik Tanpa Diri yang Kekal Anatta menggambarkan fenomena dari sudut pandang ruang. Segala sesuatu di alam semesta tersusun dari berbagai bagian, yang juga terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil. Setiap bagian selalu berubah, kadang mengalami perubahan besar, tetapi kebanyakan mengalami perubahan halus bagi indra kita. Tak satu pun komponen yang tidak berubah, segalanya selalu berubah. Sesuatu itu ada hanya jika bagian- bagian penyusunnya bergabung. Jadi, tidak ada inti atau diri yang tetap dalam segala sesuatu, inilah yang disebut tanpa -pribadi. Ini juga berarti bahwa segala sesuatu saling berhubungan dan saling bergantungan antara satu dengan yang lain. Tidak ada sesuatu pun yang berdiri sendiri sebagai diri yang terpisah. Jika ada suatu diri yang sejati atau permanen, kita harus dapat mengidentiikasinya. Bagaimana pun juga, tubuh kita berubah Gambar 8.5 Ilustrasi Anatta Sumber: http:www.obsidianeagle.com 234 Kelas XI SMASMK tak henti-hentinya dari detik ke detik, dari kelahiran sampai kematian. Pikiran bahkan berubah lebih cepat lagi. Jadi, kita tidak dapat mengatakan bahwa badan, batin, atau gabungan tertentu dari keduanya adalah suatu diri yang berdiri sendiri. Tidak ada yang dapat berdiri sendiri karena badan maupun batin bergantung pada banyak faktor untuk eksis. Karena apa yang dinamakan diri” ini hanyalah sekumpulan faktor isik dan mental yang terkondisi dan selalu dalam perubahan, tidak ada unsur yang nyata atau konkret di dalam kita. Jika tubuh adalah diri, tubuh seharusnya mampu menghendaki atau mengendalikan dirinya menjadi kuat dan sehat. Namun demikian, tubuh dapat menjadi lelah, lapar, dan jatuh sakit. Begitu pula, jika pikiran adalah diri, seharusnya pikiran dapat melakukan apa pun yang dikehendakinya, tetapi pikiran sering berlarian dari yang benar menjadi salah. Pikiran menjadi terganggu, kacau, dan bertentangan dengan kehendaknya. Oleh karena itu, baik lahir maupun batin bukanlah diri. Penolakan Buddhis terhadap aku’ bukanlah penolakan terhadap penunjuk yang mempermudah’, nama, atau istilah aku’, melainkan penolakan terhadap ide. Nama atau istilah aku’ digunakan untuk suatu realitas yang substansial, permanen, dan tidak berubah. Begitu pula penolakan Buddhis terhadap diri’ adalah penolakan atas kepercayaan adanya entitas yang nyata, bebas, permanen, yang dikenal dengan nama atau istilah aku’. Bila ada entitas permanen seperti itu, haruslah bebas dan berkuasa sebagaimana raja menjadi tuan dari segala sesuatu di sekitarnya. 235 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Entitas itu seharusnya bersifat permanen, kekal abadi, dan tahan terhadap perubahan. Namun, entitas seperti itu diri’ tidaklah bisa ditemukan di mana-mana. F. Mengapa Perlu Menyadari Anicca?