Penafsiran Moralitas dalam Kitab Visuddhimagga

11 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ayo Mengamati Teks

C. Penafsiran Moralitas dalam Kitab Visuddhimagga

Gambar 1.3 Sampul Kitab Visuddhimagga Sumber: https:openlibrary.org Buddhagosa dalam kitab Visuddhimagga menafsirkan sīla dalam empat kualitas sebagai berikut. 1. Menunjukkan sikap batin atau kehendak cettana. Walaupun moralitas seseorang dapat dilihat dari ucapan dan perbuatannya, namun sīla dikatakan sebagai sikap batin atau kehendak karena ucapan dan perbuatan yang dilakukan selalu didahului oleh niat dalam pikiran. Pembelajaran 1.2 12 Kelas XI SMASMK 2. Menunjukkan penghindaran virati. Sīla juga menunjukkan kemampuan seseorang untuk menghindarkan diri dari tiga hal berikut. a. Menghindarkan diri dari mengucapkan ucapan tidak benar dengan cara mengembangkan ucapan benar samma vaca. b. Menghindarkan diri dari melakukan perbuatan tidak benar dengan cara melakukan perbuatan benar samma kammanta . c. Menghindarkan diri dari menjalankan penghidupan tidak benar dengan cara menjalankan penghidupan yang benar samma ajiva. 3. Menunjukkan pengendalian diri saṁvara Sīla juga menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengen- dalikan diri agar tidak terjadi pelanggaran. Ada lima macam pengendalian diri. a. Pengendalian diri dengan peraturan kebhikkhuan pati- mokkha sa ṁvara, yaitu menjalankan peraturan kebhik- khuan dengan baik dan merasa takut dalam melakukan pelanggaran sekecil dan seringan apa pun. b. Pengendalian diri dengan perhatian murni sati sa ṁvara, yaitu mengendalikan pancaindra agar tidak terserang kekotoran mental yang dapat mengakibatkan terjadinya perbuatan tidak baik. 13 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Contohnya, pada saat mata melihat hal yang indah, tidak timbul keserakahan lobha dan saat melihat hal yang buruk tidak timbul kebencian dosa. c. Pengendalian diri dengan pengetahuan ñana saṁvara, yaitu perenungan dalam menggunakan kebutuhan Contohnya: Sebelum, saat, atau sesudah makan seorang bhikkhu merenung bahwa makan bukan untuk memuaskan nafsu, bukan untuk kesenangan, tetapi hanya untuk mempertahankan tubuh agar dapat meneruskan berlatih dharma,hanya untuk menghilangkan ketidaknyamanan dari rasa lapar, dan tidak menimbulkan penderitaan yang baru karena kekenyangan. d. Pengendalian diri dengan kesabaran khanti saṁvara, yaitu berusaha bersabar dalam menghadapi segala situasi, misalnya seorang siswa harus bersabar dalam menghadapi perlakuan yang tidak menyenangkan dari temannya. Contohnya: Pada saat ada keserakahan muncul, harus berusaha secepatnya untuk memadamkan keserakahan tersebut. e. Pengendalian diri dengan semangat viriya saṁvara, yaitu mengerahkan semangat untuk menghindari atau menghentikan kekotoran batin dan semangat untuk mempertahankan serta mengembangkan perbuatan baik yang sudah ada. 14 Kelas XI SMASMK 4. Menunjukkan tiada pelanggaran peraturan yang telah ditetap- kan avitikkama, yaitu tidak melakukan pelanggaran melalui perbuatan ataupun ucapan terhadap peraturan yang sedang dijalani. Contohnya, seorang siswa yang taat terhadap tata ter- tib sekolah, seorang pejabat yang mematuhi kode etik dan ber- tindak etis sesuai sumpah jabatan yang pernah diucapkan.

D. Menjadi Manusia yang Bermoral