Pūjā sebagai Penghormatan

96 Kelas XI SMASMK

B. Pūjā sebagai Penghormatan

Pūjā sebagai bentuk perilaku adalah menghormat. Penghormatan yang dilakukan kepada orang yang patut dihormati adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan dan hal ini adalah merupakan berkah utama. Sebagaimana dijelaskan Buddha di dalam kotbah tentang berkah utama mangala sutta, menghormat kepada orang yang patut dihormati adalah berkah utama pūjā ca pūjānīyānam etammangalamuttamam. Seperti menghormat kepada Buddha, Dhamma, Sangha, bhikkhusamanera, orang tua, ibu dan ayah, serta guru pūjānīya-puggala. Penghormatan dalam tradisi agama Buddha dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah sebagai berikut. 1 Merangkapkan kedua tangan di depan dada añjalī. 2 Bersujud namaskāra. 3 Berjalan memutari padakkhināpradaksina sebuah bangunan vihara, rupang Buddha, pohon bodhi, stupa atau candi sebagai obyek puja pūjānīya-vatthu sebanyak tiga kali. 4 Berdiri menyambut utthāna sambil bersikap añjalī. 5 Menjaga tingkah laku, ucapan yang baik dan sopan santun sāmicikamma. Melakukan pūjā dengan cara-cara di atas, sebenarnya sebagai sarana untuk berbuat baik dan sebagai latihan untuk menghilangkan keakuanego dan kesombongan di dalam diri sehingga menjadi orang yang rendah hati. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa seseorang 97 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang melakukan pūjā atau penghormatan itulah sesungguhnya yang akan mendapatkan manfaat, mendapatkan berkah, dan kebahagiaan. Ibarat seorang petani yang menanam padi atau jagung di ladang atau sawah, maka yang akan memanen atau memetik hasil tanaman adalah petani itu sendiri, bukan ladang atau sawahnya. Begitu pula, ibarat seorang yang berdandan menghias wajahnya di depan cermin, bukan kacanya yang menjadi cantik atau tampan dan menjadi indah, tetapi orang yang berdandan atau yang berhias yang akan menjadi cantik atau tampan dan indah. Ada dua macam bentuk pūjā yang Buddha ajarkan dalam Kitab Suci Angutara Nikāya, yaitu: penghormatan dengan materi amisa pūjā dan penghormatan dengan praktikpelaksanaan patipatti pūjā. Buddha menyatakan bahwa dari dua macam jenis penghormatan ini, bentuk penghormatan berupa praktik pelaksanaan adalah yang paling tinggi. Hal ini dijelaskan oleh Buddha dalam Mahāparinibbāna Sutta, sebagai berikut. Duhai Ananda, penghormatan, pengagungan dan pemujaan dengan cara tertinggiterluhur bukanlah dilakukan dengan memberikan persembahan bunga, wewangian, nyanyian dan sebagainya. Akan tetapi Ananda, apabila seorang bhikkhu, bhikkhuni, upāsaka, dan upāsika berpegang teguh pada dhamma, hidup sesuai dengan dhamma, bertingkah laku selaras dengan dhamma; maka orang seperti itulah yang sesungguhnya telah melakukan penghormatan, pengagungan dan pemujaan 98 Kelas XI SMASMK dengan cara tertinggiterluhur. Karena itu Ananda, berpegang teguhlah pada dhamma, hiduplah sesuai dengan dhamma dan bertingkahlakulah selaras dengan dhamma. Dengan cara demikianlah engkau seharusnya melatih diri. Jadi, cara mudah untuk melakukan penghormatan yang tertinggi kepada Guru Agung Buddha adalah dengan hidup sesuai dengan ajaran-Nya, melangkah di jalan dhamma, ajaran Buddha. Sebagai seorang umat Buddha yang baik, dalam melakukan penghormatan yang tertinggi kepada Buddha, dalam Anguttara Nikāya dijelaskan bahwa ada lima hal sebagai sikap baik seorang umat Buddha dan ketika hal ini dilaksanakan berarti ia melakukan penghormatan yang tertinggi kepada Buddha. Lima hal tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memiliki keyakinan kepada Tiratana Buddha, Dhamma, dan Sangha. 2. Memiliki sila yang baik. 3. Tidak percaya pada ketakhayulan, mistik, magis-magis. 4. Tidak mencari kebenaran dan kebaikan di luar Dhamma. 5. Berbuat kebajikan sesuai dhamma. Selanjutnya, dalam Milinda Pañha dijelaskan ada sepuluh kualitas baik yang patut dikembangkan oleh seorang umat Buddha sebagai wujud penghormatan tertinggi kepada Buddha. 1. Ia selalu menginginkan kesejahteraan sangha dan menempatkan dhamma sebagai yang utama dalam hidupnya. 2. Ia memberi dengan penuh ketulusan. 99 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 3. Jika ia melihat tanda kemunduran dari ajaran Buddha dengan sekuat tenaga ia membantu menegakkannya. 4. Ia terbebas dari segala macam ketakhyulan dan ia memiliki pengertian benar. 5. Kalaupun ada kejadian dalam hidupnya yang tidak menyenangkan, ia tidak memikirkan yang lain selain Buddha sebagai gurunya. 6. Ia tertibbaikramah dalam ucapan dan perbuatan. 7. Ia rukun dan harmonis dengan sesama. 8. Ia tidak irihati 9. Ia tidak menggunakan Buddha dhamma untuk menipu orang lain demi mendapatkan keuntungan dan popularitas. 10. Ia menerima perlindungan dengan berpedoman kepada Tiratana Buddha, Dhamma dan Sangha.

C. Manfaat Melakukan Pūjā