Ekologi dalam Agama Buddha Pandangan Agama Buddha tentang Makhluk Hidup

121 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti mereka tidak menyadari bahwa mereka dapat hidup berkat dukungan alam. Kebutuhan hidup manusia, terutama makanan berasal dari alam. Manusia juga membutuhkan oksigen untuk bernapas sebagai syarat mutlak penunjang hidup. Oleh karena itu, hendaknya manusia mengerti bahwa mereka sangat bergantung pada alam untuk hidup. Ketika alam hancur, manusia juga pasti akan hancur.

A. Ekologi dalam Agama Buddha

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Secara haraiah ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisme-organisme dan lingkunan tempat hidupnya. Kajian ekologi di antaranya hubungan-hubungan antara makluk hidup, dengan alam, serta hubungan makluk hidup dengan lingkungannya. Pengertian ekologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya atau lingkungannya. Ekologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup serta interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ajaran Buddha menganggap bahwa alam dan sekitarnya sebagai dharmadhatu, yaitu suatu kesatuan mutlak, ketika suatu peristiwa yang terjadi di alam ini akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, secara umum alam adalah segala sesuatu yang dapat ditanggapi oleh pancaindera atau perasaan dan pikiran manusia walaupun masih dalam keadaan samar-samar. 122 Kelas XI SMASMK Alam selalu mengalami perubahan dan berproses secara seimbang. Segala sesuatu yang berkondisi bersifat tidak kekal anicatta, tidak memuaskan dukkhata dan tanpa inti yang kekal anattata. Menurut ajaran Buddha, semua fenomena yang terjadi di alam merupakan sebab-akibat yang saling berkaitan. Hal ini dirumuskan dalam hukum paticcasamuppada sebagai berikut: Dengan adanya ini, maka terjadilah itu; dengan timbulnya ini, maka timbullah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu; dengan terhentinya ini, maka terhentilah itu. Semua yang ada di bumi ini saling berhubungan satu sama lainnya untuk saling mempertahankan eksistensinya dan tetap sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang permanen. Manusia dengan makhluk lainnya dan dengan lingkungannya harus saling melindungi dan tidak saling merusak. 123 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

B. Pandangan Agama Buddha tentang Makhluk Hidup

Mahluk Hidup Bhatin nama Kesadaran vinnana PencerapanIngatan sanna Perasaan vedana Bentuk-Bentuk Pikiran sankhara Jasmani rupa Bagan 5.1 Lima kelompok kehidupan Sebagaimana bagan 5.1 di atas, makhluk hidup dalam ajaran Buddha adalah perpaduan antara jasmani isik dan batin spirit. Batin merupakan perpaduan antara kesadaran vinnana, pencerapaningatan sanna, perasaan vedana, dan bentuk- bentuk pikiran sankhara. Makhluk hidup juga perpaduan antara lima kelompok kehidupan pancakkhanda. Dalam lingkup alam manusia, yang termasuk makhluk hidup adalah manusia dan hewan, sedangkan tumbuhan tidak termasuk makhluk hidup. Tumbuhan hanya memiliki jasmani dan tidak memiliki batin. Makhluk hidup manusia dan hewan sebagai sesuatu yang berkondisi mempunyai sifat selalu berubah-ubah anicatta, tidak memuaskan atau menderita dukkhata, dan bersifat tidak mempunyai inti yang kekal anattata . Fisik Spirit ain 124 Kelas XI SMASMK

C. Kesalingtergantungan Antara Makhluk Hidup dan Lingkungan