Bentuk - Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Memenuhi Hak

136 keluarga tersebut sudah melaksanakan tujuan pendidikan keluarga itu sendiri. Seperti kajian terdahulu yang diungkapkan oleh Weda Wahini William J. Goode, 1995: 44 bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek pribadi, moral dan sosial. Meskipun belum semua masyarakat RW 01 mengerti tentang hal ini. Aspek pribadi ini keluarga mendidik anak-anakya untuk bertanggung jawab. Tanggung jawab anak karena masih sekolah yaitu belajar, belajarpun tidak hanya di sekolah saja tetapi juga belajar di rumah, ataupun mengikuti bimbingan belajar yang ada di RW 01. Aspek moral ini keluarga memberikan contoh yang baik kepada anaknya karena anak akan meniru perilaku yang orang tua contohkan. Di RW 01 ada keluarga yang memberikan contoh anaknya untuk mengaji, karena anaknya melihat dan sianak tersebut kemudian mau mengaji dan mau mengikuti kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an. Karena dengan mengaji anak-anak akan tertanam moral yang baik, moral yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Aspek sosial keluarga mengajak anak-anaknya untuk bersosilisasi dengan tetangga, teman atau warga masyarakat. Manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat dengan adanya Kampung Ramah Anak KRA ini yaitu warga masyarakat atau orang tua yang dulunya memiliki sikap cuek atau kurang memperhatikan melihat anaknya mau belajar atau tidak. Sekarang para orang tua sudah memberikan perhatian kepada anaknya bahwa pendidikan itu penting. Terbukti adanya prestasi anak-anak disekolah ada yang mendapatkan juara 137 kelas atau rangking satu dan yang baru-baru ini pada tanggal 20 Desember 2015 anak-anaak mendapatkan 5 piala sekaligus dalam acara Festival Anak Shaleh Indonesia FASI. Selain itu manfaat yang terlihat, dulu ketika setelah shalat Maghrib banyak anak yang masih bermain diluar rumah, sekarang setelah menjadi kampung ramah anak, anak-anak jika setelah shalat Maghrib di Mushola terus pulang kerumah. Meskipun kampung ramah anak ini baru terbentuk pada tangal 6 April 2015, namun sudah sedikit ada perubahan dan sudah ada manfaat yang dapat dirasakan.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam

Memenuhi Hak Pendidikan Anak a. Faktor Pendukung Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat RW 01 Jlagran dapat dikatakan masih kurang, termasuk untuk memenuhi pendidikan bagi anak-anaknya. Namun kebanyakan masyarakat RW 01 menganggap pendidikan itu penting karena dapat merubah hidup keluarga menjadi lebih baik, maka untuk memperoleh pendidikan tersebut keluarga harus bekerja keras untuk memenuhi hak pendidikan anak seperti perlengakapan belajar, sekolah dan yang terpenting pendidikan keluarga yang diberikan orang tua kepada anaknya. Akan tetapi belum seluruh masyarakat RW 01 memahami ini hal tersebut. Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi orang tua atau masyarakat yang tercermin dalam perilaku dan aktifitasnya dalam suatu kegiatan. Faktor pendukung partisipasi 138 masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak yaitu di wilayah RW 01 memiliki tim pemantau atau tim pengontrol Jam Belajar Masyarakat yang mengontrol kerumah-rumah warga untuk mengecek anak-anak belajar atau tidak ketika sirine JBM sudah dibunyikan. Tim pemantau ini secara sukarela tanpa ada imbalan apapun. Namun tim pemantau ini senang ketika sedang mengontrol dan melihat anak-anak sedang belajar. Selain itu juga ada warga masyarakat dan pemerintah yang memberikan dukungan pada dana stimulan uang dan sarana prasarana untuk kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an TPA. Dukungan yang hampir sama juga datang dari pihak RW, karena mengetahui ada prestasi di TPA Mushola Bituttaubah diberikanlah hadiah berupa uang. Pemberian hadiah ini merupakan bentuk apresiasi pengurus RW dan sebagai daya tarik agar kegiatan yang lain juga beprestasi lagi dalam membangun anak-anak yang pandai dan beprestasi. Dukungan tidak hanya berbentuk finansial saja namun orang tua dan masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan memberikan motivasi, semangat kepada anaknya agar selalu belajar, karena belajar tidak hanya disekolah saja. orang tua atau keluarga yang memperhatikan seperti ini berasal dari keluarga yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Sesuai dengan kajian sebelumnya yang diungkapkan oleh Daman Huri, 2008 : 22 mengatakan bahwa mereka 139 yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih tinggi derajat partisipasinya dalam pembangunan, hal mana karena dibawa oleh semakin kesadaranya terhadap pembangunan.

b. Faktor Penghambat

Secara naluri setiap keluarga baik keluarga yang tidak mampu atapaun keluarga yang dipandang mampu akan berbuat yang terbaik untuk anaknya. Salah satunya adalah memberikan hak pendidikan anaknya dengan sebaik mungkin. Akan tetapi bagi masyarakat RW 01 yang mayoritas merupakan masyarakat urban, faktor ekonomi menjadi salah satu penghambat dalam keterlibatan di program Kampung Ramah Anak KRA. Faktor penghasilan merupakan indikator status ekonomi seseorang, faktor ini mempunyai kecenderungan bahwa seseorang dengan status ekonomi tinggi pada umumnya status sosialnya tinggi pula. Pengaruh ekonomi jika diukur dalam besarnya kontribusi dalam kegiatan di wilayah kampung terdapat kecenderungan lebih besar kontribusi berupa tenaga. Selian itu rendahnya pendidikan masyarakat juga menjadi faktor penghambat dalam pemenuhan hak pendidikan anak di kampung ramah anak RW 01 Jlagran, karena banyak masyarakat yang hanya mengenyam pendidikan hingga pendidikan dasar saja. Sehingga dengan kurangnya sosialisasi masyarakat yang memiliki pendidikan rendah tidak mengetahui apa itu Kampung Ramah Anak KRA, dan kurang tertarik untuk menjadi tim pemantau Jam Belajar Masyarakat