39
hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh keluarga orang tua, masyarakat dan Negara. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak, telah disebutkan sejumlah hak yang harus dimiliki anak, diantaranya adalah hak
untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi. Peraturan Pemerintah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 12 tahun 2011 menyebutkan bahwa pemenuhan hak anak dibagi menjadi lima kluster hak anak yaitu
a. Hak sipil dan kebebasan
Mencakup hak anak untuk mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran, fasilitas informasi yang layak anak dan berorganisasi.
b. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
Tersedianya lembaga kesejahteraan sosial anak, lembaga kosultasi perawatan dan pengasuhan anak.
c. Kesehatan dasar kesejahteraan
Anak berhak untuk mendapatkan Air Susu Ibu ASI ekslusif, mendapatkan kecukupan gizi, memperoleh akses peningkatan
kesejahteraan anak, akses air bersih, tersedia kawasan bebas merokok dan lain-lain.
d. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
Seorang anak mendapatkan hak untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak usia dini, wajib belajar pendidikan 12 dua belas
tahun, sekolah ramah anak dan lain-lain. e.
Perlindungan Khusus Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan dan
memperoleh pelayanan. Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga
menyebutkan bahwa perlindungan khusus diberikan kepada: a.
Anak dalam situasi darurat anak pengungsi, anak korban kerusuhan, anak korban bencana alam, anak dalam situasi konflik bersenjata
b. Anak yang berhadapan dengan hukum
40
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi
d. Anak tereksploitasi secara ekonomi danatau seksual
e. Anak yang diperdagangkan
f. Anak yang menjadi penyalahgunaan narkotika, alcohol, psikotropika
dan zat adiktif lainya napza g.
Anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan h.
Anak korban kekerasan baik fisik danatau mental i.
Anak koban perlakuan salah j.
Penelantaran k.
Anak yang menyandang cacat
3. Kesejahteraan Anak
Kata kesejahteraan selalu dikaitkan dengan tingkat ekonomi masyarakat yang semakin baik dan segala sesuatu yang akan
mendatangkan kesengsaraan berkurang sehingga kualitas hidup masyarakat semakin meningkat, baik secara moral maupun materiil.
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1979, Pasal 2 Tentang Kesejahteraan Anak, menjelaskan bahwa :
1 Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluargnya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.
2 Anak nerhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.
3 Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa
dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4
Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkunga hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya dengan wajar. Orang tua merupakan orang yang pertama dan paling utama yang
bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak. Hal ini juga termaktub di Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Pasal 9 tentang
Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Kesejahteraan Anak yang berbunyi
41
“Orang Tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani mapun sosial”
Usaha-usaha yang dilakukan untuk kesejahteraan anak juga diatur didalam Undang-Undang No 4 Tahun 1979 pasal 11 tentang Usaha
Kesejahteraan Anak Menjelaskan : 1
Usaha kesejahteraan anak terdiri atas usaha pembinaan, pengembangan, pencegahan dan rehabilitasi.
2 Usaha kesejahteraan anak dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat. 3
Usaha kesejahteraan anak yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat dilaksanakan baik didalam maupun diluar panti.
4 Pemerintah mengadakan pengerahan, bimbingan, bantuan dan
pengawasan terhadap, usaha kesejahteraan anak yang dilakukan oleh masyarakat.
5 Pelaksanaan usaha kesejahteraan anak sebagai termaktub dalam ayat
1, 2, 3, dan 4 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
kesejahteraan sosial dijelaskan bahwa kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan, material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kesejahteraanan anak adalah suatu kondisi dimana anak terpenuhi kebutuhan lahir, batin, maupun sosialnya. Untuk pemenuhan kesejahteraan
anak tersebut, maka hak-hak dan kebutuhan dasar anak yang sudah dijelaskan diatas harus terpenuhi untuk perekembangan maupun
pertumbuhan sang anak.
D. Penge
L Yogya
s k
k m
l k
D yang h
tingka terpen
Proses melipu
Sum
Ba F
ertian Kam
Laporan A akarta 2012
suatu progra kampung be
kesempatan menuju kam
layak kemb kebutuhan d
Dalam pemb harus terpe
at RW da nuhi maka a
s-proses da uti:
mber : Kantor
agan 2: Pros ocus Group
Pembentu
mpung Ram
Akhir Kaji 2:113 menj
am yang di erupa usah
tumbuh d mpung yang
bang dengan dasar hidup.
bentukan K enuhi yaitu
an inisiatif ada proses-p
alam memb
r Pemberdayaa
ses Pembent Implem
W p Discussion
indika ukan Gugus
Kampun Me
Sosialisas
42
mah Anak
an Pengem jelaskan bah
ilakukan ole a pemenuh
dan berkem g mampu m
n dasar ke .
Kampung Ra komitmen
masyaraka proses dalam
bentuk Kam
an Masyaraka
tukan Kamp Monitorin
mentasi prog Workshop pen
n FGD pen ator KRA ya
Tugas Kam ng Yang Di
embangun K si Kebijakan
mbangan K hwa, Kamp
eh warga ya han hak sip
mbang ber memberi ke
sehatan, pe amah Anak
pengambil at. Apabila
m membent mpung Ram
at dan Peremp
pung Rama ng Dan Eval
gram pen nyusunan p
nilaian statu ang berisi 60
mpung Rama Sk-kan Ole
Komitmen B n Kota Laya
Kota Laya ung Ramah
ang tergabu pil anak unt
rdasarkan k enyamanan,
endidikan s KRA mem
l kebijakan dua syara
tuk Kampun mah Anak
uan Yogyakar
h Anak luasi
ndampingan program
us kampung 0 indikator,
ah Anak Da eh Keluraha
Bersama ak Anak KL
ak Anak h Anak adala
ung dalam r tuk membe
kondisi rea layak hun
serta pemen miliki dua s
n ditingkat at di atas s
ng Ramah A menurut K
rta KPMP
n g dengan ala
an Forum A an
LA Kota
ah: rukun
erikan alistik
ni dan nuhan
syarat lokal
sudah Anak.
KPMP
at ukur Anak
43
Melalui FGD Kampung Ramah Anak yang diselenggarakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan KPMP di RW 01 Jlagran pada
hari Minggu, tanggal 12 April 2015 menjelaskan Kampung Ramah Anak adalah pembangunan yang berbasis dari RW, yang menyatukan komitmen dan
sumber daya lokal, masyarakat dan dunia usaha yang berada di lingkungan setempat, dalam rangka :
a. Menghormati
b. Menjamin
c. Memenuhi hak anak
d. Melindungi anak dari tindakan kekerasan, eksploitasi, pelecehan, dan
diskriminasi e.
Mendengar pendapat anak f.
Direncanakan secara sadar g.
Menyeluruh dan berkelanjutan Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 Pasal 11 tentang Petunjuk
Teknis KabupatenKota Layak Anak Di DesaKelurahan tertulis “Dalam Mengembangkan DesaKelurahan Layak Anak dapat melibatkan masyarakat,
keluarga, anak, lembaga masyarakat dan dunia usaha”. Dari Undang-undang tersebut tersirat bahwa dalam mengembangkan Kampung Ramah Anak agar
tercipta Kota Layak Anak sangat perlu dengan adanya partisipasi masyarakat. Menurut Arif Rohman 23: 2014 masyarakat beranggapan jika
pemerintah atau politik merupakan usaha menggerakan anggota masyarakat untuk tujuan kebaikan. Kampung Ramah Anak merupakan program yang
digagas oleh pemerintah kota Yogyakarta sebagai upaya menggerakan anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam memenuhi hak anak. Dari
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Kampung Ramah Anak merupakan langkah awal untuk menciptakan Kota Layak Anak. Kota Layak
44
Anak KLA merupakan strategi pembangunan kabupatenkota yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam program dan kegiatan pemenuhan hak anak. Tujuannya adalah untuk
melindungi hak anak dari segala bentuk kekerasan serta memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksperesikan diri di kotanya sendiri.
Kebijakan program Kota Layak Anak KLA digagas karena adanya kekerasan anak, keadaaan anak yang belum merasa aman di tempat umum
bahkan di rumah dan tempat bermain bagi anak-anak yang masih kurang.
E. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fima Windyawatami Nurmiayuni 2014
yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keaksaraan Fungsional Melalui Peningkatan Budaya Tulis Koran Ibu Di Rumah
Pintar Nuraini Desa Jeruksari Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa partisipasi
masyarakat dalam program keaksaraan fungsional melalui peningkatan budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini di Desa Jeruksari,
Wonosari, Gunungkidul dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pihak yang berpartisipasi dalam program keaksaraan ini
antara lain pengelola rumah pintar, ibu-ibu warga sekitar. Partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan program keaksaraan
fungsional melalui budaya tulis koran ibu di Rumah Pintar Nuraini meliputi perencaanan, pelaksanaan dan evaluasi.