155
f. Jika ada bagaimana berlansungnya pertemuan tersebut? Apakah
menyediakan ruang publik untuk menyampaikan pendapat atau hanya pertemuan yang sekedar melaporkan kegiatan yang telah
berlangsung?
156
PEDOMAN WAWANCARA I.
Untuk Warga Masyarakat
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . laki-lakiperempuan
Usia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendidikan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. Daftar Pertanyaan
1. Sebenarnya apa yang terjadi di kampung Jlagran pada tahun 1980-an?
2. Apakah benar kampung ini dulunya tempat tinggal para preman preman,
seperti yang disangkakan oleh masyarakat luar? 3.
Apakah itu benar-benar masyarakat Jlagran? 4.
Sekarang kampung ini sudah menjadi Kampung Ramah Anak untuk memperbaiki citra Jlagran, apakah anda setuju dan senang jika Jlagran
menjadi KRA? 5.
Bagaimana awal mula ide atau gagasan pembentukan Kampung Ramah Anak?
6. Bagaimana proses pembentukan Kampung Ramah Anak, apakah melalui
musyawarah bersama? 7.
Apakah seluruh elemen masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan di musyawarah tersebut?
8. Bagaimana peranan pemerintah dan tokoh masyarakat dalam
pengambilan keputusan? 9.
Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keputusan yang diambil?
157
10. Apakah ada forum musyawarah yang digunakan untuk menjaring
aspirasi, idegagasa saat kegiataan perencaanaan dan sosialisasi? 11.
Jika mereka memberikan ide atau saran, bagaiaman berkelanjutan ide dan saran tersebut?
12. Apakah seluruh masyarakat mengikuti kegiatan sosialisasi atau hanya
perwakilan? 13.
Alasan apa yang memotivasi BapakIbuSaudara untuk terlibat dalam kegiatan kampung ramah anak?
14. Adakah sarana untuk masyarakat untuk menyampaikan yang disediakan
oleh pengelola guna mengawasi jalanya kegiatan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan evaluasi?
15. Bagaimana bentuk keterlibatan masyarakat dalam monitoring dan
evaluasi jalanya kegiatan program pendidikan anak mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi?
16. Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi
masyarakat di kampung ramah anak RW 01 Jlagran ini? 17.
Manfaat apa yang diporoleh dengan adanya partisipasi masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak di kampung ramah anak RW 01 Jlagran?
158
PEDOMAN WAWANCARA I.
Untuk Anak-Anak RW 01 Jlagran
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . laki-lakiperempuan
Usia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendidikan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anak-anak senang bermain dan belajar di Kampung Ramah
Anak? 2.
Apakah ada perbedaanya sebelum dan sesudah adanya Kampung Ramah Anak? Jika ada, apa yang membedakan?
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan di Kampung Ramah Anak?
4. Apakah ada kegiatan-kegiatan dalam bidang pendidikan, sebagai contoh
adanya bimbingan belajar, aktifnya jam belajar masyarakat, adanya Taman Pendidikan Alqur’an dll?
5. Siapa yang mendampingi anak-anak dalam melakukan kegiatan
tersebut? 6.
Apakah anda tidak merasa terganggu ketika belajar dengan lingkungan yang seperti ini, yang dekat rel kereta api dan jalan raya?
7. Apakah orang tua atau masyarakat memperhatikan anak-anak dalam hal
pendidikan? 8.
Seperti apa bentuk perhatianya? Apakah memberikan sarana belajar yang nyamanmendampingi ketika belajarmenyuruh anda belajar?
159
PEDOMAN WAWANCARA I.
Ketua Tim Gugus Kampung Ramah Anak RW 01 Jlagran
Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . laki-lakiperempuan
Usia : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pendidikan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. Daftar Pertanyaan
1. Sebenarnya apa yang terjadi di kampung Jlagran pada tahun 1980-an?
2. Apakah benar kampung ini dulunya tempat tinggal para preman preman,
seperti yang disangkakan oleh masyarakat luar? 3.
Apakah itu benar-benar masyarakat Jlagran? 4.
Sekarang kampung ini sudah menjadi Kampung Ramah Anak untuk memperbaiki citra Jlagran, apakah anda setuju dan senang jika Jlagran
menjadi KRA? 5.
Mengapa RW 01 Pringgokusuman ini dipilih menjadi Kampung Ramah Anak?
6. Apakah RW 01 Pringgokusuman ini membentuk Kampung Ramah Anak
sebagai bentuk perlindungan kepada anak? 7.
Mengapa harus ada perlindungan anak di RW 01 Pringgokusuman? 8.
Sejak kapan RW 01 Pringgokusuman menjadi Kampung Ramah Anak? 9.
Mengapa anak-anak RW 01 Pringgkosuman difasilitasi Kampung Ramah Anak?
10. Bagaimana pandangan masyarakat tentang rencana adanya Kampung
Ramah Anak pada awalnya?
160
11. Siapa saja yang yang dipilih sebagai pengelola Kampung Ramah Anak
di RW 01? 12.
Apakah ada kriteria khusus sebagai pengelola Kampung Ramah Anak di RW 01?
13. Siapa saja yang terlibat dalam pembentukan Kampung Ramah Anak di
RW 01? 14.
Alasan apa yang memotivasi BapakIbuSaudara untuk terlibat di kegiatan Kampung Ramah Anak?
15. Apakah ada pelibatan masyarakat dalam pembentukan Kampung Ramah
Anak? 16.
Jika ada, apa bentuk partisipasi masyarakat dalam program Kampung Ramah Anak?
17. Kegiatan-kegiatan program Kampung Ramah Anak yang dikembangkan
di RW 01 apa saja? 18.
Adakah kegiatan di Kampung Kampung Ramah Anak RW 01 dalam mengembangkan pendidikan anak?
19. Jika ada, apa saja program untuk mengembangkan pendidikan anak?
20. Manfaat apa yang diperoeh dengan adanya partisipasi masyarakat dalam
kegiatan Kampun Ramah Anak? 21.
Pelayanan seperti apa yang masyarakat berikan dalam mengembangkan pendidikan anak?
161
22. Bagiamana para pengelola melakukan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi terhadap Kampung Ramah Anak, khusunya dalam program pendidikan anak?
23. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
mengelola Kampung Ramah Anak, khusunya dalam program pendidikan?
162
Lampiran 4
REDUKSI, DISPLAY DAN KESIMPULAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMENUHI
HAK PENDIDIKAN ANAK Studi Kasus Kampung Ramah Anak
No Pertanyaan Reduksi
Kesimpulan
1 Alasan Masyarakat RW 01
Berpartisipasi dalam Memenuhi Hak Pendidikan Anak
Bapak Hp : “ya saya selaku tokoh masyarakat wilayah sini, saya ingin adanya perubahan
kearah yang lebih baik, anak-anak selain bersekolah juga harus mengaji, harus belajar
dirumah, dengan adanya KRA ini saya berharap agar orang tua selalu memenuhi hak
pendidikan anaknya, sehingga Rw 01 ini bisa menjadi kampung yang maju, kampung yang
menjadi percontohan kampung yang lain” Ibu Dw : “saya orang tua harus bertanggung
jawab kepada anak saya oleh sebab itu karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting
sehingga saya sangat memperhatikan agar anak saya pinter, menjadi keluarga yang pinter,
karena dengan banyaknya keluarga yang pinter Alasan masyarakat berpartisipasi dalam
memenuhi hak pendidikan di Rw 01 yaitu adanya kepedulian masyarakat atau orang
tua agar anak-anak mereka menjadi anak yang pandai, anak yang bisa berprestasi
,sehingga dengan banyaknya anak-anak yang pandai diharapkan dapat
mengembangkan dan memajukan Rw 01 menjadi kampung yang lebih baik karena
mimiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dorongan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam memenuhi hak pendidikan anak berasal dari diri mereka
sendiri karena masyarakat beranggapan bahwa kemajuan kampung hanya dapat
dibangun apabila masyarakatnya pandai
163
pasti kampung akan memiliki masyarakat yang pinter,dan menjadi kampung yang maju”
Bapak Rh : “kampung jlagran bisa maju kalau masyarakatnya juga maju, orang tua kudu
memperhatikan belajar atau pendidikan anak, biar anak jadi pinter dan jadi masyarakat yang
pinter-pinter” Ibu Rn : “ya diri sendiri si mas yang
mendorong, wong saya sadar akan pendidikan sehingga saya berusaha untuk memberikan
layanan yang terbaik untuk anak saya, syukur- syukur saya juga bisa membantu tetangga, yang
mengalami kesulitan memenuhi hak pendidikan anaknya”
Ibu Ty : “yang mendorong diri saya sendiri dan suami saya mas, wong itu juga untuk kebaikan
anak saya, jadi akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak saya”
Ibu Ra : “tidak ada dorongan dari siapapun mas, ini murni dari inisiatif saya sendiri karena
saya ingin wilayah ini berubah tidak seperti dulu dan tidak seperti yang disangkakan oleh
masyrakat luar” dan memiliki wawasan pendidikan yang
luas.
164
2 Bentuk-Bentuk Partisipasi
Masyarakat Dalam Memenuhi Hak Pendidikan Anak
Partisipasi Masyarakat dala Bentuk MorilPemikiran
Ibu Rn : “saya memberikan saran aja si mas untuk mengaktifkan lagi JBM yang pernah
mandeg tidak berjalan, saya berharap JBM kembali aktif seperti dulu lagi, dan
alhamdulillah sekarang terlaksana JBM kembali aktif lagi”
Bapak Sr : “saya memberikan ide ini diadakanya Bimbingan Belajar dan kembali
diakktifkannya kegiatan TPA untuk anak-anak, wong kadang saya juga engga tahu ketika
ditanya anak saya tentang pelajaranya, sekarang pelajaranya kan susah-susah berbeda
engga kaya dulu jaman saya, sehingga kalau ada bimbel kan kesulitan belajar anak saya bisa
ditanyakan kepada guru bimbel loo mas, selain itu ilmu agama juga sangat penting untuk anak
jadi sangat perlu ada TPA” Ibu Dw : “saya mengusulkan untuk PAUD SPS
ini diperhatikan lagi, karena sayang sudah ada Alat Peraga Edukasi yang diberikan oleh
pemerintah namun belum digunakan sebagaimana mestinya, sekarang sedang
Masyarakat ataupun orang tua berkontribusi atau berpartisipasi dalam
bentuk ide, gagasan, usulan, dan saran, meskipun belum semua masyarakat Rw
01 dilibatkan dalam proses perencanaan program kampung ramah anak. Meskipun
belum seluruh masyarakat Rw 01 dilabatkan dalam proses perencanaan,
namun respon masyarakat menyambut baik dengan adanya kampung ramah
anak. Masyarakat Rw 01 berharap ada perbaikan dan perubahan yang lebih baik
lagi dikampung Rw 01 Jlagran ini.
165
berhenti kegiatan PAUD ini mas karena kurang pendidik”
Bapak Hp : “untuk bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan program
kampung ramah anak pada memberikan ide, gagasan, saran, usulan yang kami tindak lanjuti
melalui rapat RW dan RT kami pilah-pilah mana yang disetujui di forum itu yang menjadi
program KRA”
Partisipasi Masyarakat dalam Betuk FinansialDana
Ibu Ty : “kontribusi saya untuk kegiatan di kampung ramah anak ini memberikan
sumbangan dana untuk membeli sarana dan prasaran dalam kegiatan anak TPA di mushola
Baituttaubah, agar anak-anak senang untuk mengaji, dan biar semangat ngajinya”
Ibu Rn : “kalau untuk dirumah si Alhamdulillah sudah ya mas saya berikan meja belajar
kamarnya, lampu belajar pokonya apa yang diminta anak saya untuk kegiatan pendidikan
saya usahakan adain mas, untuk di balai juga tersedia meja untuk belajar ada lemari juga,
terus suami saya juga bertugas membunyikan Partisipasi masyarakat dalam bentuk
sumbangan dana ini untuk membantu pendaan dalam program kampung
ramah anak. Partsipasi dalam bentuk sumbagan dana ini digunakan untuk
pembelian sarana dan prasarana dalam kegiatan Taman Pendidikan Al Qur’an
Mushola Baituttabah. Selian itu orang tua juga berpartisipasi dalam bentuk finansial
kepada anaknya dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi
hak pendidikan anak dalam kegiatan belajar dirumah.
166
sirine. Dibunyikanya sirine di mushola Baituttaubah dan Baiturahim sebagai tanda
dimulai dan berkhirnya Jam Belajar Msyarakat”
Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk
Pengawasan Ibu Rn : “keterlibatanya baik mas, nek saya
mendampingi dan mengawasi anak ketika belajar dirumah selain itu masyarakat sini kan
dibentuk tim pemantau ketika JBM mas, orang yang sudah ditunjuk bergantian memantau akan
melihat kesetiap rumah agar anak-anak itu benar-benar belajar, pemantauan itu kalau
engga salah mulai lagi, suami saya juga menjadi tim pemantau juga kok mas”
Ibu Dw : “keterlibatan saya mendampingi anak saya belajar, mengecek catatanya setelah dia
pulang sekolah, apakah ada pekerjaan rumah atau tidak, dan setelah pulang sekolah saya
suruh tidur agar nanti malamnya saat belajar tidak mengantuk”
Partisipasi masyarakat dalam bentuk pengwasan ini dimulai dari lingkup
masyarakat yang terkecil yaitu keluarga. Karena keluarga merupakan pendidik
yang pertama dan utama bagi anak. Orang tua terlibat dalam mengawasi dan
membimbing ketika anak belajar dirumah. Sehingga ketika anak
mengalami kesulitan belajar orang tua dapat membantu mengatasi permasalah
atau kesulitan anak ketika belajar.
167
Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga
Bapak Sr : “kontribusi saya itu ya tadi saya menjadi tim pengontrol ketika JBM
berlangsung mas, selain itu saya memotivasi anak dan memberikan contoh kepada anak
saya, ketika anak saya belajar saya usahakan saya dampingi, saya motivasi kalau punya
pendidikan tinggi nanti kerjanya gampang, saya berikan contoh kalau habis magrib saya
mengaji terlebih dahulu agar anak saya juga mau mengaji di TPA”
Bapak Sr : “ya sebagai tim pengontrol itu mas, “saya bisanya tenaga ya tenaga mas, pada
program JBM saya mengontrol kerumah-rumah untuk mengecek anak-anak belajar atau tidak,
orang tua, mendampingi belajar atau tidak, kami mengontrol mulai dari pukul 18.30-
20.30” Ibu Dw : “keterlibatnya si macem-macem mas,
ada yang berupa ide, gagasan dan saran, ini ada yang mengusulkan untuk mengisi waktu luang
anak diadakan program petani kota agar Jlagran menjadi kampung yang hijau, ada masyarakat
yang berpartisipasi tenaganya, ada juga yang Partisipasi mayarakat kampung ramah
anak RW 01 Jlagran dalam bentuk tenaga, masyarakat secara sukarela
menjadi tim pemantau atau tim pengontrol Jam Belajar Masyarakat
JBM. Dimulainya JBM yaitu ditandai bunyi sirine pada pukul 18.30 WIB. Jika
sirine sudah berbunyi tim pemantau atau tim pengontrol berkumpul untuk
mengecek dari rumah kerumah apakah anak-anak sedang belajar atau tidak,
didampingi orang tua atau tidak. Namun belum semua masyarakat terlibat dalam
tim pemantau Jam Belajar Masyarakat karena kesibukan mereka orang tua
masing-masing.
168
3 Manfaat Partisipasi Masyarakat
Bagi Anak-anak berupa uang, namun kalau yang berpartisipasi
dalam hal uang itu masih sedikit, ya karena masalah ekonomi mas, wong buat makan aja ya
sudah cukup kok” Bapak Hp : “untuk keterlibatanya bermacam
macam mas karena setiap orang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka masing-
masing, ada yang mampu memberikan kontribusi pada dana, sarana dan prasarana, ada
yang membantu tenaga dengan sukarela ada juga yang mampu memberikan saran, ide
ataupun gagasan dari dana KRA juga kami anggarkan untuk kegiatan program KRA”
Ibu Ty : “ada ya mas manfaatnya walaupun masih sedikit, kalau perubahanya dianak saya
ya sekarang jadi rajin ngaji mas maine juga udah dikurangi karena liat teman-temanya
ngaji, kemaren juga Ahmad mendapatkan juara 2 lomba adzan mas, alhamdulillah saya senang
sekali” Ibu Rn : “sangat bermanfaat mas, Putri anak
saya alhamdulillah semakin rajin belajar, rajin berangkat bimbel dibalai, rajin belajar dirumah
Manfaat yang sudah dirasakan dengan adanya partisipasi masyarakat di
kampung ramah anak Rw 01 Jlagran ini masyarakat atau orang tua yang dulunya
memiliki sikap acuh tak acuh melihat anaknya mau belajar atau tidak. Sekarang
para orang tua sudah memberikan perhatian kepada anaknya bahwa
pendidikan itu penting. Sehingga dulu ketika setelah Shalat Maghrib banyak
anak yang masih bermian diluar rumah
169
dan rajin berangkat megaji di Mushola Bituttaubah, sehingga dia bisa mempertahankan
rangking satunya dan kemaren baru saja mendapatkan juara tiga lomba Da’i”
Bapak Sr: “manfaatnya anak-anak jadi pada semangat ke mushola untuk mengaji, sekarang
anak-anak setelah ada adzan dzuhur, asyar, maghrib dan Isya pada berebut mik
microphone untuk pujia-pujian shalawatan karena di TPA mereka diajari shalawatan,
sayapun senang melihat itu karena dulu itu tidak ada seperti itu mas”
Bapak Hp: “alhamdulillah sudah terasa manfaatnya, setelah Jlagran menjadi Kampung
Ramah Anak dan adanya partisipasi masyarakat, meskipun belum terlalu banyak
manfaat yang bisa disarakan, namun saya sangat senang tidak hanya anak-anak saja yang
ada perubahan, saya mengamati orang tua sekarang sudah memperhatikan anaknya, dulu
itu kesannya ngejorke mas, mau belajar ya syukur engga belajar ya biarin gitu mas, namun
sekarang orang tua sudah sedikit sadar, sudah menyuruh anaknya untuk mengaji, belajar, atau
bahkan ada yang mengantarkan anknya bimbel di balai Rw”
sekarang, setelah menjadi Kampung Ramah Anak, anak-anak jika setelah
shalat Maghrib di Mushola terus pulang kerumah dan belajar dirumah bersama
orang tuanya.
170
4 Faktor Pendukung Partisipasi
Masyarakat dalam Memenuhi Hak Pendidikan Anak
Bapak Sr : “warga yang menjadi tim pengontrol jam belajar masyarakat seperti saya pada
semangat mas, mereka merasa senang jika sedang masuk kerumah orang dan melihat anak
belajar yang didampingi orang tuanya meskipun tidak semua orang tua mendampingi
anaknya belajar, saya senang melihat itu meskipun saya tidak dibayar untuk mengontrol
dari rumah-kerumah” Ibu Dw : “saya dikasih tau oleh anak saya kalau
dikegiatan TPA itu mejanya baru bu, Iqro’ baru dan Al Qur’an baru, dan dikegiatan TPA tidak
hanya mengaji saja, di sana diajarkan sejarah kebudayaan islam, ahlak, shalawatan dll, dan
fasilitas seperti itu menjadi hal pendukung yang membuat anak senang dan tidak bosan untuk
mengikuti kegiatan tersebut”
Ibu Rn : “Pihak Rw memberikan hadiah kepada Taman Pendidikan Al Qur’an Mushola
Baituttaubah yang telah berprestasi dengan menjuarai lima lomba pada acara festival anak
shaleh Indonesia, berupa uang sejumlah Rp. 5000.000,- lima ratus ribu rupiah untuk
dipergunakan dikegiatan TPA” Ibu Ty : “ kalau menurut saya yang menjadi
Yang menjadi faktor pendukung partisipasi masyarakat dalam memenuhi
hak pendidikan di kampung ramah anak RW 01 Jlagran yaitu :
a.
Adanya tim pemantau atau tim pengontrol Jam Belajar Masyarakat
JBM yang berpartisipasi secara sukarela tanpa imbalan apapun.
b. Adanya dukungan fasilitas yang
diberikan oleh masyarakat. c.
Adanya dukungan warga masyarakat atau orang tua dalam program
kampung ramah anak. d.
Adanya dukungan dari pemerintah Kota Yogyakarta, sebagai bukti
tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi hak pendidikan anak.
171
5 Faktor Penghambat Partisipasi
Masyaraka dalam Memenuhi Hak Pendidikan Anak
faktor pendukung salah satunya yaitu adanya dukungan warga masyarakat atau orang tua
yang memotivasi, memberikan perhatian dan memberikan semangat kepada anak-anaknya
meskipun belum semua orang tua, namun suatu saat jika terus berjalan seperti ini orang tua
yang lain pasti akan menirunya, pendukung yang kedua yaitu pihak kecamatan dan
keluarahan mendukung program-program KRA disini mas”
Bapak Hp : “pemerintah memberikan dukungan berupa dana dan sosialisasi apa itu kampung
ramah anak dan apa saja yang diharuskan dilakukan dengan adanya kampung ramah anak
tersebut. Dukungan dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan program-program yang telah
direncanakan dan disetuji oleh masyarakat” Ibu Rn : “menurut saya faktor ekonomi juga
menjadi salah satu penghambat untuk terlibat langsung mas, karena sibuknya orang tua
bekerja mencari uang, dari pagi sampe sore bahkan ada yag sampai jam 9 malam baru
pulang mas, ketika diundang ada kegiatan juga tidak berangkat, ya karena sudah capek mencari
uang itu mungkin mas” Yang menjadi faktor penghambat
partisipasi masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan di kampung ramah anak
RW 01 Jlagran yaitu : a.
Faktor ekonomi masyarakat RW 01 Jlagran.
b. Masih rendahnya pendidikan
masyarakat atau rendahnya pengetahuan yang mereka miliki.
172
Ibu Ty : “penghambatnya ini mas masih rendahnya pengetahuan orang tua sehingga ada
masyarakat yang mengganggap kegiatan- kegiatan kampung ramah anak itu kurang
penting, jadi jika hal sperti ini masih ada akan lamban kemajuan kampung ramah anak
wilayah sini” Ibu Dw : “kurangnya sosialisasi apa itu
kampung ramah anak menjadi salah satu penghambat loo mas, karena belum seluruhnya
warga masyarakat tau apa itu kampung ramah, bagaimana masyarakat mau melaksanakan
kegiatan itu kalau mereka belum tahu apa kampung ramah anak, sehingga perlu lagi
adanya sosialisasi yang melibatkan seluruh masyarakat”
Bapak Sr : “kendalanya minim masyarakat yang menjadi pengawas dan tim pengontrol
ketika JBM, ya karena kesibukan masing- masing orang itu mas”
c. Masih kurangnya sosialisasi kepada
seluruh masyarakat RW 01 tentang kampung ramah anak.
d. Masih sedkitnya masyarakat yang
menjadi tim pemantau jam belajar masyarakat.
173
Lampiran 6
CATATAN LAPANGAN A.
Catatan Lapangan I
HariTanggal : Selasa, 1 Desember 2015
Waktu :
Pukul 16.00-16.40
WIB Tempat
: Rumah Bapak “HP” Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Kegiatan : Mengantar surat ijin penelitian
Responden : Bapak “HP” selaku Ketua RW 01 Jlagran
Ketua Tim Gugus KRA Informasi yang diperoleh
: Pada hari Selasa sore peneliti datang ke kampung ramah anak RW
01 Jlagran, Pringgokusuman. Peneliti mengunjungi rumah Bapak “Hp” selaku ketua RW 01 Jlagran, Alhamdulillah ketika peneliti megetuk pintu
rumahnya, Bapak “Hp” sedang berada dirumah, penelitipun disambut dengan baik dan dipersilahkan masuk. Kemudian peneliti memberikan
surat izin penelitian yang telah dibuat dan mengungkapkan keinginan dan maksud kedatanganya ke RW 01 Jlagran, peneliti menjelaskan bahwa akan
melaksanakan penelitian di RW 01 Jlagran yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak. Bapak Hp
menyambut dengan senang dan peneliti diijinkan untuk melaksanakan penelitian di RW 01 Jlagaran.
Kemudian setelah diizinkan, penelitipun membuat janji untuk bisa mewawancarai Bapak ‘Hp”. Akhirnya dispekati pada hari Sabtu pagi
174
untuk bisa melakukan wawancara. Kemudian peneliti mengucapkan banyak terimakasih karena telah dizinkan dan peneliti memohon pamit.
B. Catatan Lapangan II
HariTanggal : Sabtu, 5 Desember 2015
Waktu :
Pukul 09.10-11.30
WIB Tempat
: Rumah Bapak “HP” Metode Pengumpulan Data : Wawancara, Pengamatan Dokumentasi
Kegiatan :Mencari Informasi tentang Kampung
Ramah Anak RW 01 Responden
: Bapak “HP” selaku Ketua RW 01 Jlagran Ketua Tim Gugus KRA
Informasi yang diperoleh :
Pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2015 peneliti datang ke rumah Ketua RW 01 Jlagran, Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan
Gedongtengen kebetulan Bapak Hp sedang libur kerja, sehinga peneliti dapat bertemu Bapak Hp. Penelitipun tidak menyia-nyiakan kesempatan
ini untuk bertanya tentang data kependudukan, pengurus RW, RT, pengurus KRA dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
Kampung Ramah Anak. Namun untuk data kependudukan peneliti harus meminta kepada sekretaris RW karena yang mengelola data
kependudukam itu sekretaris RW. Informasi yang paling utama ditanyakan
175
yaitu tentang partisipasi masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak di RW 01 Jlagran.
Setelah mendapatkan ijin dan informasi dari ketua RW 01 Jlagran, kemudian peneliti menemui, menjelaskan maksud serta tujuan kedatangan
dan membuat janji dengan ketua RT 01 dan RT 02 untuk wawancara. Di rumah ketua RT 01 peneliti tidak bertemu langsung dengan Bapak ketua
RT 01, karena ketua RT 01 masih bekerja, sehingga peneliti menjelaskan maksud dan tujuanya datang kepada istri ketua RT 01. Untuk Ketua RT 02
bisa bertemu secara langsung kebetulan Ketua RT 02 sedang libur kerja, kami berbincang untuk menetapkan waktu wawanacara dan disepakati
pada hari Selasa, tanggal 8 Desember 2015. Setelah itu peneliti memohon pamit.
176
CATATAN LAPANGAN C.
Catatan Lapangan III
HariTanggal : Selasa, 8 Desember 2015
Waktu :
Pukul 15.45-17.45
WIB Tempat
: Rumah “Bapak RT 01 RT 02” Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Kegiatan : Mencari Informasi KRA
Responden : Bapak “Gs”, dan Bapak “Sr”
Informasi yang diperoleh :
Sore hari ini merupakan kunjungan peneliti yang ketiga, peneliti datang ke Rw 01 Jlagran, tepatnya di rumah ketua RT 01 dan ketua RT 02
untuk melakukan wawancara guna mencari informasi terkait Kampung Ramah Anak KRA. Pertama-tama peniliti datang ke rumah ketua RT 02
yaitu Bapak “Sr”. Bapak “Sr” memberikan keterangan bahwa bentuk partisipasi yang diberikan ketika perencanaan berupa ide untuk adanya
bimbingan belajar, karena bapak “Sr” ini merasa kesulitan jika ditanya oleh anaknya tentang mata pelajaran. Bapak “Sr” berharap jika ada
bimbingan belajar dapat membantu orang tua dan anak dalam memecahkan masalah atau mengatasi kesulitan belajar. Setelah
mendapatkan informasi dari ketua RT 02, peneliti mengucapkan banyak terimakasih dan pamit.
Pada pukul 16.25 peneliti melanjutkan mencari informasi menuju rumah ketua RT 01 yaitu Bapak “Gs”. Alhamdulillah Bapak “Gs” berada
177
dirumah kemudian peneliti mewancarai dan mendapatkan informasi tambahan bahwa RW 01 itu tidak sejelek apa yang masyarakat luar
sangkakan. Memang dulu pada tahun 1980-an RW 01 dicap oleh masyarakat luar menjadi kampung preman, padahal mereka yang menjadi
preman itu hanya tinggal di kampung ini sebentar, mereka hanya orang pendatang dan terus pergi lagi ke wilayah lain. Namun masyarakat luar
tidak mengetahui itu yang mereka tahu bahwa preman tersebut tinggal di RW 01 Jlagran, sehingga masyarakat luar mencap jelak untuk kampung
Jlagran, kerena mayoritas penduduk RW 01 Jlagran ini merupakan pendatang dari desa pindah ke kota. Mereka mengadu nasib kekota dengan
harapan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Menurut Bapak “Gs” ini pandangan negatif masyarakat luar kapada kampung RW 01
Jlagran ini masih atau belum hilang hingga saat ini, oleh sebab itu ingin membuktikan kepada masyarakat luar dengan KRA bahwa Jlagran tidak
seburuk seperti apa yang mereka sangkakan. Penelitian sore hari ini berakhir setelah waktu menunjukan 17.45 dikarenakan sudah mendekati
waktu Shalat Maghrib.
178
D. Catatan Lapangan IV
HariTanggal : Jum’at, 11 Desember 2015
Waktu :
Pukul 15.20-17.45
WIB Tempat
: Rumah Bapak “RT 03, RT 04 ” Metode Pengumpulan Data : Wawancara
Kegiatan : Mencari Informasi KRA
Responden : Bapak “Nn, dan “Cp”
Informasi yang diperoleh :
Pada hari Juma’at tanggal 11 Desember 2015, peneliti pada sore hari mendatangi tiga narasumber yaitu Bapak “Nn” ketua RT 03, dan
Bapak “Cp” ketua RT 04. Karena peneliti mewancarai 2 narasumber maka harus benar-benar membagi waktu agar informasi yang diperoleh dengan
baik dan benar. Pertama-tama peneliti datang kerumah Bapak RT 03. Peneliti disambut oleh Bapak “Nn” dengan baik dan dipersilahkan masuk
kedalam rumah. Bapak “Nn” memberikan keterangan bahwa dalam pembentukan kampung ramah anak di RW 01 Jlagran, Pringgokusuman
ini belum melibatkan seluruh masyarakat RW 01. Dalam pembentukan Kampung Ramah Anak hanya diwakili oleh tokoh masyarakat. Bapak
“Nn” juga mengungkapkan masih kurangnya sosialisasi tentang KRA kepada seluruh warga sehingga masih ada warga yang tidak mengetahui
apa itu KRA. Setelah merasa data yang dikumpulkan cukup dalam melakukan wawancara, peneliti mohon pamit karena akan melakukan
wawancara lagi dengan ketua RT 04.