Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
yang dikemukakan oleh anak. Dari hasil konvensi tersebut diharapkan anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang aman, nyaman dan layak
serta anak dapat berpartisipasi, yaitu anak memiliki suara atau pendapat untuk dihargai dan didengarkan. Namun karena minimnya pegetahuan orang tua,
maka masih banyak orang tua yang belum faham mengenai hal tersebut. Kondisi seperti ini menjadi suatu gambaran bahwa kepentingan atau hak
anak masih menjadi aspek yang dipandang sebelah mata atau tidak diprioritaskan dalam kehidupan. Kenyataan seperti ini menegaskan bahwa
tidak hanya orang tua dan masyarakat saja yang akan dirugikan, namun negara juga akan dirugikan. Jika kejadian seperti ini terus menerus terjadi,
dikhawatirkan aspek tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa atau bisa dikatakan sebagai agent of change agen perubahan bangsa akan
mengalami sebuah kemunduran. Untuk mengatasi permasalahan di atas agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal dan tidak adanya kekerasan terhadap anak, serta terpenuhi hak dasar anak maka pemerintah kota Yogyakarta mengupayakan
perlindugan sosial kepada anak melalui Kampung Ramah Anak KRA. Kampung Ramah Anak KRA seharusnya mampu memberikan bukti nyata
kepada masyarakat dalam melindungi dan memenuhi hak dasar anak. Kampung Ramah Anak ini merupakan implementasi dari program Kota Layak
Anak KLA yang sedang digencar-gencarkan oleh pemerintah kota Yogyakarta. Program ini sudah sedikit memberikan kepercayaan kepada
masyarakat karena pada tahun 2009 kota Yogyakarta mendapat penghargaan
6
sebagai predikat Kota Layak Anak KLA karena daerah telah secara aktif berupaya untuk memenuhi hak anak, mewujudkan pembangunan kota atau
kabupaten yang ramah anak atau layak bagi kehidupan anak. Sebagai tanggung jawab dan tindak lanjut dari tingginya permasalahan dan kasus
kekerasan pada anak di Indonesia, melalui laporan akhir kajian pengembangan Kota Layak Anak KLA di kota Yogyakarta tahun 2012, pemerintah
melalui KPPA Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah menetapkan program nasional bagi anak Indonesia bahwa pada
tahun 2015 mengacu pada beberapa pokok bidang. Bidang-bidang ini meliputi beberapa hal, antara lain : 1 Promosi hidup sehat, 2 Perlindungan pada
anak terkait perlakuan salah, 3 Memerangi HIVAIDS, 4 Penyediaan pendidikan berkualitas.
Pemerintah kota Yogyakarta dalam hal ini turut serta mengambil bagian secara mandiri untuk merealisasikan Kota Layak Anak di wilayahnya. Hal ini
berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kawasan dengan tingkat pertumbuhan perpindahan penduduk migrasi yang tinggi
serta wilayah yang strategis untuk menumbuhkan iklim ekonomi dan pendidikan bagi anak dan warganya. Namun kondisi tersebut diperkirakan
akan menimbulkan permasalahan dan tekanan baru seperti yang terjadi di kota-kota besar lainya di Indonesia. Penyedian layananan dasar seperti:
perumahan, pendidikan, kesehatan dan peluang untuk kerja dirasakan semakin terbatas. Terlebih pertumbuhan tersebut diikuti oleh laju bertambahnya
penduduk pada kategori anak usia 0-18 tahun yang rentan memiliki masalah
7
sosial yang pada umumnya terjadi. Oleh karena itu anak-anak seringkali menghadapi resiko kekerasan baik dirumah, di tempat bermain, di sekolah
maupun di tempat-tempat umum lainya. Berdasarkan temuan yang terjadi, permasalahan pada anak tentu saja
mencuri perhatian yang besar bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk itu, sebagai sarana dalam merealisasikan hak anak dan meminimalisir
berbagai permasalahan yang melibatkan anak, pemerintah kota Yogyakarta, melalui KPMP Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
memandang bahwa pemenuhan hak anak dapat diupayakan melalui partisipasi dari unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga dan lingkungan sosial anak.
Untuk kemudian partisipasi tersebut dapat berlanjut pada basis kelompok masyarakat yang lebih luas melalui struktur kelembagaan yang lebih tinggi di
wilayah tersebut. Partisipasi masyarakat dirasa memegang peran penting dalam
pengembangan Kampung Ramah Anak KRA. Partisipasi masyarakat dapat ditunjukan melalui berbagai bentuk dan partisipasi masyarakat bukan hanya
ditunjukan oleh daya dukung terhadap pengembangan program namun dapat direalisasikan mulai dari perencaan, pelaksanaan dan evaluasi. Partisipasi
masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak perlu ditumbuhkan melalui program Kampung Ramah Anak KRA yang diselenggarakan dan di gencar-
gencarkan oleh pemerintah khususnya di kota Yogyakarta. Dalam rangka pemenuhan hak-hak anak diperlukan upaya-upaya menumbuhkembangkan
8
pertisipasi masyarakat, baik partisipasi dalam proses perencanaan, penyediaan sumber daya, sarana-prasarana, tenaga, dana dan sumber daya lainya.
Ukuran partisipasi masyarakat diukur melalui keikutsertaan masyarakat dalam menanggung tanggung jawab dalam pemenuhan hak anak. Partisipasi
masyarakat merupakan ikut sertanya memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat. Partisipasi memiliki makna yang beragam dan luas. Partisipasi
merupakan suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam keiukutsertaan atau keterlibatan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud dari
partisipasi masyarakat itu sendiri dapat berupa saran, jasa, atau dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi masyarakat
sendirilah yang aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program yang masyarakat setujui untuk memenuhi
hak-hak anak untuk tercapainya Kampung Ramah Anak KRA. Cukup beralasan jika Kecamatan Gedongtengen pada umunya dan
Kelurahan Pringgokusuman pada khususnya memperoleh perhatian khusus. Perhatian tersebut pada partisipasi masyarakat dan layanan perlindungan
terhadap anak-anak. Beberapa bagian wilayah di Kelurahan Pringgokusuman khususnya di RW 01 Jlagran yang dikenal sebagai daerah yang memiliki
kerentanan-kerentanan sosial dan masalah sosial. Seperti keadaan tingkat status ekonomi masyarakat yang rata-rata memiliki pendapatan atau
penghasilan pada golongan menengah kebawah. Selain itu letak geografis kampung yang berada di pinggir jalan raya, bantaran sungai Winongo, serta
sangat berdekatan dengan perlitasan rel kereta api dari stasiun Tugu yang
9
rawan akan kriminalitas serta pemukiman yang padat penduduk, sehingga dikhawatirkan memiliki pengaruh yang buruk terhadap proses sosial
masyarakat dan perkembangan anak. Partisipasi masyarakat pada lingkup terkecil dalam masyarakat yaitu
keluarga dipandang menjadi komponen yang sangat penting dalam membentuk kebutuhan secara spiritual keagamaan, intelektual pada anak
pendidikan dan emosional pada anak. Namun ada struktur sosial lain diatas keluarga seperti Rukun Warga RW memiliki peran yang jelas tidak dapat
dikesampingkan. Partisipasi Rukun Warga atau RW dan tokoh masyarakat juga memegang peran yang tidak kalah pentingya setelah keluarga dalam
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak anak. Namun partisipasi masyarakat dalam program kemasyarakatan yang diberikan baik dari pemerintah setempat
atau kampung cenderung masih rendah, mereka masih menganggap hal seperti itu tidak penting. Mereka lebih mementingkan bagaimana cara mendapatkan
uang, untuk bisa makan dan memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Pemikiran yang seperti inilah yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat.
Sehingga dengan adanya kampung ramah anak diharapkan masyarakat dapat merubah pola fikir yang lebih maju dan dapat berpartisipasi sesuai dengan
kemampuanya, agar terpenuhinya hak anak, tidak ada lagi kekerasan kepada anak dan hilangya masalah-masalah sosial yang pernah terjadi.
Karena dikenal dengan wilayah yang rentan akan masalah sosial maka perlu dengan adanya partisipasi atau pelibatan atau keikutsertaan masyarakat
dalam mengembangkan dan memajukan kampung. Maka dari itu partisipasi
10
masyarakat di RW 01 Jlagran, Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen dirasa penting untuk diteliti atau diamati untuk dapat menjelaskan dan
mendiskripsikan tentang bagaimana “Partisipasi Masyarakat Dalam Memenuhi Hak Pendidikan Anak di RW 01 Jlagran, Pringgokusuman,
Gedongtengen, Yogyakarta.