Data Deskriptif Deskripsi Data Hasil Penelitian

56 yang diberikan pada siswa, 59,37 siswa menganggap film menarik karena sesuai dengan kondisi siswa, sehingga siswa merasa bersemangat untuk belajar dengan giat seperti tokoh utama. Dalam penelitian ini film digunakan sebagai media pemberian informasi, hiburan yang mengedukasi siswa. 4 Penutup Untuk mengakhiri sesi menonton film peneliti menutup dengan berdoa. c. Posttest Posttest pada kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 30 Maret 2016 di kelas 8A pada pukul 08.20-09.00 dan posttest kelompok eksperimen dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 pada pukul 09.55 – 10.35. Posttest dilakukan agar dapat mengetahui kondisi swakelola belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

3. Data Deskriptif

Data dalam penelitian ini berupa hasil instrumen skala swakelola belajar sebelum diberikan treatment atau disebut dengan pretest dan data hasil instrumen skala swakelola belajar setelah diberikan treatment atau disebut dengan posttest. Hasil penelitian eksperimen ini akan disajikan sebagai berikut: 57 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kelompok Eksperimen Kriteria Eksperimen Pre test Post test F F Rendah 5 15.625 0.0 Sedang 23 71.875 17 53.1 Tinggi 4 12.5 15 46.9 Jumlah 32 100 32 100.0 Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa hasil pretest pada kelompok eksperimen sebanyak 15,6 siswa memiliki swakelola belajar pada kategori rendah, 71,8 siswa dalam kategori sedang, dan 12,5 siswa dalam kategori tinggi. Setelah peneliti memberikan treatment dengan sebuah film dengan judul Mestakung yang berdurasi 90 menit, maka selanjutnya dilaksanakan posttest dengan hasil sebanyak 53,1 siswa tergolong dalam kategori sedang, dan 46,9 siswa tergolong dalam kategori tinggi. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kelompok Kontrol Kriteria KONTROL Pre test Post test F F Rendah 3 9.375 1 3.1 Sedang 23 71.875 23 71.9 Tinggi 6 18.75 8 25.0 Jumlah 32 100 32 100.0 Hasil pretest kelompok kontrol dapat dilihat berdasarkan tabel 6. diperoleh hasil data sebanyak 9,37 siswa memiliki swakelola belajar dalam kategori rendah, 71,9 siswa dalam kategori sedang, dan 18,75 58 siswa dalam kategori tinggi. Setelah diberikan pretest kelompok kontrol lalu diberikan posttest selang beberapa hari dan menghasilkan data sebanyak 3,1 siswa berada pada kategori rendah, 71,9 siswa memiliki swakelola belajar dalam kategori sedang, dan 25,0 siswa termasuk dalam kategori tinggi. Adapun rata-rata hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Hasil Rata-rata Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 PREEKS 120.9063 32 17.89460 3.16335 POSTEKS 131.9375 32 15.29271 2.70339 Pair 2 PREKONTROL 123.9688 32 2.76626 POSTKONTROL 129.8438 32 11.76136 2.07913 Dilihat dari tabel 7. dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 120,91 dan posttest kelompok eksperimen sebesar 131,94; sedangkan pretest pada kelompok kontrol nila rata-ratanya sebesar 123,97 dan nilai rata-rata pada posttest kelompok kontrol sebesar 129,84. Dari hasil rata-rata tersebut maka dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen, swakelola belajar mengalami rata-rata peningkatan sebesar -11,03 dan pada kelompok kontrol sebesar -5,88. Angka minus ini diperoleh dari nilai rata-rata awal sebelum treatment dikurangi dengan nilai rata-rata setelah treatment. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan rata-rata swakelola belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan 59 bahwa terapi film berpengaruh digunakan untuk meningkatkan swakelola belajar yang dialami oleh siswa kelas 8 SMP N 2 Berbah.

4. Data Hasil Pengujian Hipotesis