30
c. Mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara
individual maupun kelompok d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self control atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak-kanakan.
Sedangkan menurut Hurlock dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 126 tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif. d. Mengharapkan
dan mencapai
perilaku sosial
yang bertanggungjawab.
e. Mempersiapkan karier ekonomi. f. Memepersiapkan perkawinan dan keluarga.
g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku menggunakan ediologi.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini selain menggunakan buku-buku dan artikel pada internet sebagai literatur, juga merujuk pada penelitian terdahulu yang berkaitan.
Penelitian dan kajian-kajian dari peneliti lain yang relevan dengan penelitian diperlukan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-
31
penelitian yang lain. Adapun penelitian terdahulu yang memiliki relevansi sekaligus berkaitan dengan topik tentang swakelola belajardan terapi film
ini, yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sapiana 2014 di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo bahwa bimbingan kelompok
dengan teknik cinema therapy berpengaruh terhadap motivasi belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Anansi Sun Ebu 2014 di kelas VIII SMP Negeri 1 Bulango Timur, Gorontalo bahwa bimbingan
kelompok dengan teknik cinema therapy dapat meningkatkan percaya diri.
3. “Meningkatkan Belajar berdasar Regulasi Diri melalui
Pembelajar an Kooperatif Tipe Jigsaw” oleh Ruseno Arjanggi dan
Erni Agustina Setiowati 2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis pertama
yaitu ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap belajar berdasar
regulasi diri terbukti. Hal ini terlihat dari hasil analisis varian satu jalur diperoleh nilai F sebesar 8,33 dengan p sebesar 0,001
p0,05 yang berart ada pengaruh secara simultan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap belajar berdasar regulasi diri. Hal
ini berarti hipotesis diterima. Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam melakukan regulasi diri terhadap
32
belajarnya. Hal ini dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang
kemampuannya kurang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap mata kuliah yang sedang dipelajari melalui kerjasama
saling membantu dalam memahami materi pembelajaran. Dari penelitian ini peneliti mengkaji tentang terapi film cinema
therapy dan pembelajaran regulasi diri atau yang di dalam penelitian ini disebut dengan swakelola belajar. Sebagai pembeda dari penelitian
sebelumnya dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh terapi film cinema therapy terhadap peningkatan swakelola belajar pada siswa
kelas 8 SMP N 2 Berbah, Sleman, Yogyakarta.
F. Kerangka berfikir