Penelitian Terdahulu PENGARUH TERAPI FILM (CINEMA THERAPY) TERHADAP PENINGKATAN SWAKELOLA BELAJAR PADA SISWA KELAS 8 SMP N 2 BERBAH, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

30 c. Mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri f. Memperkuat self control atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak-kanakan. Sedangkan menurut Hurlock dalam Rita Eka Izzaty, dkk, 2008: 126 tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut: a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab. e. Mempersiapkan karier ekonomi. f. Memepersiapkan perkawinan dan keluarga. g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku menggunakan ediologi.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini selain menggunakan buku-buku dan artikel pada internet sebagai literatur, juga merujuk pada penelitian terdahulu yang berkaitan. Penelitian dan kajian-kajian dari peneliti lain yang relevan dengan penelitian diperlukan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian- 31 penelitian yang lain. Adapun penelitian terdahulu yang memiliki relevansi sekaligus berkaitan dengan topik tentang swakelola belajardan terapi film ini, yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sapiana 2014 di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo bahwa bimbingan kelompok dengan teknik cinema therapy berpengaruh terhadap motivasi belajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Anansi Sun Ebu 2014 di kelas VIII SMP Negeri 1 Bulango Timur, Gorontalo bahwa bimbingan kelompok dengan teknik cinema therapy dapat meningkatkan percaya diri. 3. “Meningkatkan Belajar berdasar Regulasi Diri melalui Pembelajar an Kooperatif Tipe Jigsaw” oleh Ruseno Arjanggi dan Erni Agustina Setiowati 2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hipotesis pertama yaitu ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap belajar berdasar regulasi diri terbukti. Hal ini terlihat dari hasil analisis varian satu jalur diperoleh nilai F sebesar 8,33 dengan p sebesar 0,001 p0,05 yang berart ada pengaruh secara simultan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap belajar berdasar regulasi diri. Hal ini berarti hipotesis diterima. Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan regulasi diri terhadap 32 belajarnya. Hal ini dikarenakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kemampuannya kurang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap mata kuliah yang sedang dipelajari melalui kerjasama saling membantu dalam memahami materi pembelajaran. Dari penelitian ini peneliti mengkaji tentang terapi film cinema therapy dan pembelajaran regulasi diri atau yang di dalam penelitian ini disebut dengan swakelola belajar. Sebagai pembeda dari penelitian sebelumnya dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh terapi film cinema therapy terhadap peningkatan swakelola belajar pada siswa kelas 8 SMP N 2 Berbah, Sleman, Yogyakarta.

F. Kerangka berfikir