Aspek Swakelola Belajar Swakelola Belajar

23

3. Aspek Swakelola Belajar

Menurut Zimmerman dalam Chen, 2002: 13, disebutkan aspek- aspek swakelola belajar sebagai berikut: a. Metakognitif Aspek utama dari swa kelola belajar adalah metakognitif, dan di dalamnya termasuk perencanaan, monitoring, dan pengaturan kegiatan. Perencanaan melibatkan menentukan tujuan pendidikan dan hasil yang selaras dengan analisis tugas-tugas. Pembelajar regulasi diri dapat menentukan pembelajaran yang spesifik, ataupun hasil yang ingin dicapai, lalu kemudian mereka akan memonitor keefektifan metode atau strategi belajar yang mereka gunakan dan respon mereka pada evaluasi belajar mereka. Self monitoring merupakan hal yang penting dan esensial atau diperlukan dalam meningkatkan pembelajaran. Itu akan membantu peserta didik memfokuskan perhatian mereka dan membedakan manakah hasil yang efektif dan tidak efektif serta mengungkap strategi belajar mana yang masih kurang dan perlu dikembangkan. Hal tersebut juga akan menambah kemampuan mereka dalam mengelola waktu. Menurut Matlin dalam Ghufron Risnawati, 2010, metakognisi adalah pemahaman dan kesadaran tentang proses kognitif – atau pikiran tentang berpikir. 24 b. Manajemen lingkungan fisik dan sosial Manajemen lingkungan fisik dan sosial di dalamnya termasuk pengaturan lingkungan belajar dan pencarian bantuan. Pengaturan dari lingkungan belajar membutuhkan lokasi atau tempat yang tenang dan bebas dari gangguan-gangguan yang dapat dilihat maupun didengar sehingga peserta didik mampu berkonsentrasi. Zimmerman dan Martinez-Pons 1986 menemukan bahwa peserta didik yang memiliki prestasi tinggi menggunakan manajemen lingkungan dengan lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki prestasi lebih rendah, dan pembelajar regulasi diri cenderung akan menyusun kembali lingkungan fisik mereka untuk mencapai apa yang mereka butuhkan. c. Manajemen Waktu Aspek lain dari pembelajaran siswa, adalah penggunaan waktu mereka. Manajemen waktu melibatkan pengaturan jadwal, perencanaan, dan pengaturan jadwal belajar. d. Regulasi Usaha Kemampuan lain sebagai siswa yang memiliki self regulation adalah kemampuan dalam mengatasi kegagalan dan membangun kembali ketahanan untuk bangkit kembali. Effort Regulation atau kemauan adalah kecenderungan untuk memelihara konsentrasi dan usaha mencapai tujuan walaupun terdapat banyak kemungkinan datangnya gangguan. Penelitian mengungkapkan bahwa effort 25 regulation merupakan penggambaran yang kuat dari kesuksesan akademik. Menurut Pintrich, 1991: 5 komponen utama dalam swakelola belajar dalah metakognisi. Metakognisi itu dapat diartikan sebagai kesadaran, pengetahuan, kontrol kognisi. Tiga proses yang membentuk kegiatan metakognitif adalah perencanaan, monitoring, dan regulasi. Aspek lain dari swakelola belajar menurut Zimmerman Risemberg, 1997 dalam Chen, 2002: 13 adalah manajemen waktu, regulasi lingkungan fisik dan sosial, dan kemampuan untuk mengontrol usaha dan perhatian. Pinritch De Groot 1990: 33 menambahkan bahwa swakelola belajar memilki tiga komponen penting untuk kegiatan belajar. Pertama, swakelola belajar mencakup strategi metakognitif siswa. Metakognitif ini terdiri dari perencanaan, monitoring, dan memodifikasi kesadaran mereka. Kedua, kemampuan atau usaha siswa untuk mengatur dan mengontrol tugas-tugas akademik. Contohnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah yang sulit dan mengatasi faktor-faktor pengganggu yang datang dari luar diri siswa itu sendiri misalnya tempat belajar yang kotor dan berantakan, dan teman sekelas yang berisik. Aspek swakelola belajar yang ketiga adalah strategi kognitif dimana siswa belajar, mengingat, dan memahami mata pelajaran. Berdasarkan aspek- aspek yang sudah dijelaskan sebelumnya, peneliti merujuk pada aspek metakognitif, manajemen lingkungan fisik dan sosial, manajemen waktu, regulasi usaha. 26

4. Strategi Swakelola Belajar