Jendela Punch Hole dengan Light Shelves Ventilasi dan cahaya alami dalam atrium Desain Layout Ruang Interior yang memaksimalkan penetrasi cahaya

54 c d - Sebagian besar jendela menghadap ke Utara dan Selatan. - Sesedikit mungkin jendela menghadap ke Timur dan Barat. Dengan demikian :  Mengurangi intensitas sinar matahari langsung yang masuk ke bangunan karena matahari terbit di Timur dan tenggelam di Barat  Meminimalkan perolehan panas dari sinar matahari  Mengurangi beban pendinginan.

2. Jendela Punch Hole dengan Light Shelves

- Kedalamannya bergantung pada posisi hadap jendela pada dinding yang menghadap ke timur —100mm, Utara Selatan— 600mm. - Memiliki efek pembayangan yang lebih baik—mendifusikan lebih banyak sinar matahari ke dalam bangunan. - Memungkinkan cahaya merambat lebih jauh ke dalam bangunan. Gambar 2.25. Fasad Utara MEWC Building a, Fasad Selatan MEWC Building b, Fasad Timur MEWC Building c, Fasad Barat MEWC Building Sumber : KETTHA Building Gambar 2.26. Jendela Punch Hole dengan Light Shelves Sumber : KETTHA Building Universitas Sumatera Utara 55

3. Ventilasi dan cahaya alami dalam atrium

- Ventilasi alami yang dibantu dengan cerobong matahari.  Tidak memerlukan AC. - Memasukkan cahaya lebih jauh ke dalam inti bangunan. - Internal landscaping dan cahaya siang hari membantu menciptakan suasana alami. - Dinding bagian dalam cerobong dicat warna hitam sehingga memaksimalkan penyerapan panas dari sinar matahari langsung. - Udara panas akan naik dan keluar melalui cerobong akibat adanya perbedaan tekanan. - Udara di dalam atrium akan mengalir menuju cerobong untuk menggantikan udara panas yang keluas dan dengan demikian akan menciptakan aliran udara ventilasi alami Pencahayaan Alami : - Skylight pada atrium memungkinkan cahaya alami pada siang hari untuk masuk lebih jauh ke dalam bangunan. - Kanopi warna putih yang dikendalikan secara otomatis akan membayangi atrium dari sinar matahari langsung pada tengah hari. - Kipas mekanis tambahan yang beroperasi secara otomatis untuk memberikan ventilasi yang cukup pada daerah atrium ketika langit mendung. Gambar 2.27. Ventilasi dan Pencahayaan Alami pada Atrium Sumber : KETTHA Building Universitas Sumatera Utara 56

4. Desain Layout Ruang Interior yang memaksimalkan penetrasi cahaya

matahari Elemen Desain Aktif : 1. Partisi Ruang Interior Gambar 2.28. Ventilasi Alami dengan Thermal Flue Chimney Effect Sumber : KETTHA Building Gambar 2.29. Desain Layout Interior MEWC Building Sumber : KETTHA Building Gambar 2.30 Partisi Ruang Interior MEWC Building Sumber : KETTHA Building Universitas Sumatera Utara 57 Perencanaan ruang interior yang baik akan memaksimalkan penetrasi cahaya siang ke dalam ruang dalam. Kantor-kantor yang terletak di keliling bangunan memiliki partisi interior yang diglazur untuk meneruskan cahaya ke dalam area yang lebih dalam. Dengan demikian, kebutuhan pencahayaan buatan bagi koridor dapat berkurang. Pemandangan ke luar dan cahaya siang hari dapat diakses oleh semua staf dengan cara mendesain area terbuka di beberapa titik di sekeliling bangunan. Interior yang berwarna muda juga akan membantu menerangi bagian dalam bangunan. 2. Sistem Pencahayaan yang Hemat Energi - Dua sistem sirkuit pencahayaan pada ruang yang dekat dengan fasad bangunan dikendalikan oleh Occupancy sensor dan Photo sensor. - Sistem yang terintegrasi dengan Building Energy Management System. - Perletakan lampu yang hemat energi HF electronic ballasts. - Mendesain tingkat luminansi pada kantor sebesar 350 lux. 3. Peralatan Kantor yang Hemat Energi - Membutuhkan lebih sedikit listrik - Menghasilkan lebih sedikit panas dan otomatis mengurangi beban pendinginan pada sistem pengudaraan. - Penggunaan peralatan kantor yang hemat energi diperkirakan dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 11,5 Wm 2 -- 20 Wm 2 . Kesimpulan :  Penggunaan teknologi baru dan fitur hemat energi dapat mengurangi konsumsi energi dalam bangunan  Desain bangunan yang terintegrasi meningkatkan performa energi bangunan  Perlu pengawasan yang teliti setelah bangunan dioperasikan untuk mencapai penghematan energi yang optimal  Dalam bangunan yang hemat energi, peralatan ME yang menggunakan energi tidak boleh didesain berlebihan. Universitas Sumatera Utara 58  Prinsip-prinsip dari setiap elemen aktif dan pasif harus dipahami sepenuhnya untuk menghindari aplikasi yang salah.  Tahap pengoperasian dan perawatan memiliki peran penting dalam pencapaian target hemat energi pada bangunan.  Tingkat kesadaran yang tinggi dalam diri staf akan memberikan kontribusi dalam mencapai target penghematan energi. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN