Konsep Perancangan Tapak Konsep Perancangan Bangunan

109

5.2. Konsep Perancangan Tapak

5.2.1. Zoning Ruang Luar  Massa Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya. Perletakan dengan orientasi ―Mall – Kantor – Hotel‖ secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga jumlah lantai kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.  Ruang Terbuka Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan. Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area hijau, sirkulasi kendaraan, pedestrian track, open space event, dan jalur perlambat.  Area Hijau - Area hijau sebagai filter polusi udara - Sebagai daerah resapan air Mall Kantor Sewa Parkir Outdoor Area Servis Hotel Open Space dan RTH Gambar 5.12. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi U Universitas Sumatera Utara 110 - Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.  Parkir Outdoor - Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir dalam waktu singkat. 5.2.2. Pencapaian Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan. Drop Off Hotel Masuk dan keluar basement Area Perlambat Jalan Gambar 5.13. Pencapaian Sumber : Pribadi U Universitas Sumatera Utara 111 5.2.3. Sirkulasi dan Parkir

5.3. Konsep Perancangan Bangunan

5.3.1. Massa Bangunan Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian Gambar 5.15. Massa Bangunan Sumber : Pribadi Gambar 5.14. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi U U Universitas Sumatera Utara 112 Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan berorientasi ke sana. Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi. Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara sistem ventilasi alami. Maka dirancanglah fasad bangunan yang bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi. 5.3.2. Zoning Bangunan a. Zoning Vertikal Privat Privat Privat Privat Privat Privat Semi Privat Privat Publik Semi Privat Servis Gambar 5.16. Zoning Vertikal Sumber : Pribadi Privat Servis Semi Privat Publik Universitas Sumatera Utara 113 b. Zoning Per Lantai - Lantai 1 Privat Servis Sirkulasi Publik Keterangan: Gambar 5.17. Zoning Lantai 1 Sumber : Pribadi Universitas Sumatera Utara 114 - Lantai 2 Privat Servis Sirkulasi Publik Keterangan: Semi Privat Gambar 5.18. Zoning Lantai 2 Sumber : Pribadi Universitas Sumatera Utara 115 - Lantai 3 Privat Servis Sirkulasi Keterangan: Semi Privat Gambar 5.19. Zoning Lantai 3 Sumber : Pribadi Universitas Sumatera Utara 116 - Lantai 4-10

5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi