untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi adalah sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.
Organisasi adalah merupakan suatu alat untuk pencapain tujuan dari berbagai pihak yang berada diluar organisasi tersebut, dan sebagai alat untuk
pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu organisasi harus dibuat secara rasional, dalam arti harus dibentuk dan beroperasi berdasarkan ketentuan formal dan
perhitungan efisiensi, atau dapat dikatakan bahwa organisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerja sama
untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan Sedarmayanti, 2000 : 20.
2.3. Konsep Restrukturisasi
PT. Hutama Karya Persero Wilayah I mulai mengalami perubahan mendasar pada struktur organisasinya pada tahun 2005, di mana Wilayah I cabang-
cabang difungsikan sebagai unit pemasaran dan produksi, tetapi sejak tahun 2008 cabang-cabang hanya difungsikan sebagai pemasaran dan pada tahun 2009 cabang
– cabang dihapuskan, seluruh kegiatan pemasaran dan produksi langsung dibawah kendali Wilayah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem manajemen modern, organisasi baik swasta maupun organisasi publik akan senantiasa eksis dan diakui legitimasinya jika sanggup
melakukan penyesuaian terhadap perubahan dan dinamika masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, setiap organisasi formal kerap melakukan evaluasi terhadap
kinerja struktur organisasinya sehingga secara tepat mengeluarkan kebijakan restrukturisasi perangkat organisasinya untuk disesuaikan dengan perubahan
paradigma pembangunan dan dinamika yang berkembang di masyarakat sekitarnya.
Dikaitkan dengan perkembangan ilmu manajemen seperti dikemukakan Savage 1996 dalam Sedarmayanti 2000 : 57, tuntutan restrukturisasi dapat
dikatakan sebagai pengejewantahan dari generasi kelima manajemen, yaitu manajemen yang berbasis kepada dynamic teaming, knowledge networking, cross
border atau out of board serta virtual enterprise. Kebijakan restrukturisasi dalam suatu organisasi formal pada prinsipnya
memiliki dua tujuan yang sangat mendasar. Pertama, adalah menyangkut pemberdayaan internal organisasi. Sehubungan dengan pemberdayaan organisasi,
Sedarmayanti 2000 : 82-83, mengungkapkan bahwa; Pemberdayaan organisasi dapat dilakukan dengan cara melakukan revitalisasi semua sumber daya yang
dimiliki organisasi, sehingga memberi energi baru secara optimal, agar dapat menghasilkan organisasi lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam konteks ini, restrukturisasi dipandang sebagai sebuah langkah strategis yang ditempuh oleh suatu organisasi yang dapat diwujudkan melalui
perubahan format dan susunan struktur organisasi yang lama dan menyusun
Universitas Sumatera Utara
kembali format struktur organisasi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan keorganisasian serta beban kerja perangkat organisasi. Selain perubahan susunan
struktur organisasi, kebijakan restrukturisasi ini juga meliputi aspek kinerja organisasi, kerja sama operasional, sistem dan prosedur kerja serta pendelegasian
wewenang dan prosedur. Kedua, adalah tujuan eksternal, yaitu mengakomodir dan merespon
tuntutan serta kebutuhan masyarakat yang kompleks. Disamping itu, kebijakan restrukturisasi juga bermaksud menyesuaikan perangkat organisasi dengan
perubahan lingkungan eksternal organisasi yang semakin maju dan berkembang, serta perubahan-perubahan lain yang mengiringi perkembangan struktur kehidupan
sosial masyarakat. Dalam pengertian yang umum, konsep restrukturisasi orgnaisasi pada
dasarnya adalah sebuah bentuk penataan ulang redesign struktur organisasi untuk disesuaikan dengan perkembangan. Organisasi dikatakan dapat berhasil di masa
depan apabila mampu untuk selalu merekayasa ulang dirinya. Merekayasa ulang dapat diartikan sebagai penataan ulang, disebut juga Restrukturisasi. Nugroho
2001 : 15. Sedangkan Bennis dan Mische 1995 : 33-34 menyatakan bahwa
“untuk terus maju dan bertahan di Abad ke-21, organisasi yang ada saat ini harus menata ulang dirinya untuk menciptakan perusahaa
n masa depan”. Mereka menyatakan bahwa sebuah organisasi dalam menghadapi setiap perubahan dengan
segala konsekuensi maka hendaknya organisasi tersebut melakukan penataan ulang, dengan kata lain restrukturisasi, agar mampu menciptakan perusahaan masa
Universitas Sumatera Utara
depan, dalam konteks pemerintahannya adalah sebuah organisasi yang berorientasi pada pelayanan. Untuk itu menurut mereka organisasi diharapkan lebih ramping,
lebih cepat, lebih cerdas – mampu berubah sejalan dengan unsur lain dalam
lingkungannya. Proses restrukturisasi yang berkualitas dan terencana dengan baik akan
berdampak positif terhadap pola penempatan karyawan yang tepat. Penempatan karyawan yang tepat adalah penempatan individu-individu dalam unit organisasi
kerja sesuai dengan keahlian dan latar pendidikan yang dimiliki. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam unit-unit organisasi tersebut.
Pemberian peluang yang sama terhadap semua struktur untuk menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan uraian tugas yeng telah ditetapkan akan
sangat baik pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja karyawan dalam struktur tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Sitanggang 1997 :139 mengemukakan bahwa organisasi yang baik harus memberi peluang kepada semua struktur bekerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing pada waktu dan tempat yang paling sesuai.
2.4. Konsep Kinerja Karyawan