Konsep Kebijakan Konsep Organisasi

BAB II KERANGKA TEORITIS

2.1. Konsep Kebijakan

Pengertian kebijakan policy menurut Carl J. Friedrick dalam M. Irfan Islamy, 2002 : 17 adalah “a proposed course of action of a person, group, or government within a given environment providing obstacles and opportunities which the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize an abjective or a purpose “ …”serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan ters ebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu”. Pengertian berikutnya dikemukakan oleh James E. Anderson dalam M. Irfan Islamy, 2002 ; 17 bahwa kebijakan itu adalah : “A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern “ “Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu”. Sedangkan menurut Duncan Mac Rae dan James A, Wilde dalam Lexie Giroth, 2004 : 28, policy dimaknai sebagai suatu rangkaian tindakan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sejumlah besar orang. Universitas Sumatera Utara

2.2. Konsep Organisasi

Mengenai definisi tentang organisasi, terdapat bermacam pendapat para ahli yang satu sama lain berbeda. Hal ini terkait dengan perbedan sudut pandang para ahli dan juga faktor disiplin ilmu yang berbeda. Akan tetapi kalau kita lihat dari unsur-unsur yang terkandung di dalam masing-maing definisi tersebut terlhiat adanya kesamaan. Pengertian organisasi menurut pendapat Stephen P. Robbins 1994 : 4 adalah kesatuan entity social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Agar organisasi dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan sekitarnya, diperlukan proses transformasi. Gouillart Kelly 1995 dalam Sadu Wasistiono, 2003 : 85 mengemukakan model 4R untuk transformasi organisasi yaitu : 1. Reframing corporate direction; 2. Restructuring the company; 3. Revitalizing the enterprise; 4. Renewing people. Tahap pertama transformasi organisasi adalah menyusun kembali kerangka tujuan organisasi dengan menetapkan visi dan misi sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi Analisis SWOT. Tahap kedua adalah menata ulang struktur oeganisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi. Universitas Sumatera Utara Tahap ketiga adalah memperbaiki iklim, mekanisme serta budaya organisasi agar sesuai dengan visi dan misi yang baru. Tahap keempat adalah memperbaharui orang, baik dalam arti fisik berupa pergantiang orang atau memperbaharui cara pandang dan semangatnya. Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig dalam Ati Cahayani, 2003 : 3 menyatakan bahwa suatu organisasi harus memuat 4 empat unsur utama. Keempat unsur utama tersebut adalah : 1. Goals oriented, berarti suatu organisasi selalu berorientasi pada pencapaian sasaran. 2. Psychosocial system, adanya hubungan antara orang dalam suatu kelompok kerja. 3. Structured activities, orang bekerja sama dalam hubungan yang berpola. 4. Tecnological system, anggota organisasi menggunakan teknologi dan pengetahuan dalam melakukan kegiatannya. Pendapat lain dikemukakan oleh G. R. Terry dalam Supardi dan Syaiful Anwar, 2002 : 4-5 yakni, organisasi berasal dari perkataan organisme yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : 1 Bagian-bagian dan 2 Hubungan-hubungan. Sedangkan menurut John M. Gaus dalam Supardi dan Syaiful Anwar, 2002 : 5 organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang Universitas Sumatera Utara untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi adalah sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu. Organisasi adalah merupakan suatu alat untuk pencapain tujuan dari berbagai pihak yang berada diluar organisasi tersebut, dan sebagai alat untuk pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu organisasi harus dibuat secara rasional, dalam arti harus dibentuk dan beroperasi berdasarkan ketentuan formal dan perhitungan efisiensi, atau dapat dikatakan bahwa organisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerja sama untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan Sedarmayanti, 2000 : 20.

2.3. Konsep Restrukturisasi