Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang cross sectional. Gordis 2004, mengatakan bahwa hubungan antara variabel bebas paparan dan variabel terikat efek diamati secara serentak pada satu saat atau periode waktu tertentu. Pada rancangan potong lintang cross sectional study peneliti hanya memotret atau melihat frekuensi dan karakter penyakit, serta faktor paparan yang diamati oleh peneliti pada suatu populasi di saat tertentu. Variabel terikat diidentifikasikan sebagai kasus prevalence, karena diketahui pada saat penelitian berlangsung, tetapi tidak mengetahui durasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Pendekatan analisis kuantitatif untuk mengetahui dan menganalisis perilaku seksual remaja yang menggunakan media televisi dan internet.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Methodist 4 Medan dari Bulan Januari-Agustus 2011. Alasan pemilihan lokasi karena SMA Methodist 4 Medan merupakan SMA pilihan yang memiliki fasilitas lebih dibandingkan SMA yang lain. SMA Methodist 4 Medan terletak di daerah pusat kegiatan masyarakat Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara kemungkinan ketersediaan dan akses terhadap media televisi dan internet yang cukup besar. Dengan demikian dapat memberikan gambaran tentang perilaku seksual remaja di Kota Medan dan sekitarnya yang berhubungan dengan media televisi dan internet

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Methodist 4 yang berjumlah 44 orang.

3.3.2. Besar Sampel

Sampel yang menjadi responden pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi SMA Methodist 4 dengan jumlah 44 orang total sampling Notoatmodjo, 2002. Adapun jumlah masing-masing kelas yaitu :  Kelas X = 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.  Kelas XI = 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Namun, karena pada saat dilakukan penelitian kelas XII telah tamat, maka sampel yang diambil hanya kelas X dan kelas XI. Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 44 orang. Universitas Sumatera Utara

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden sampel langsung melalui wawancara berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan. Kuesioner yang telah dibuat kemudian di lakukan uji coba terhadap 30 orang pelajar SMA Pancasila Medan Dahlan, 2008 pada lokasi yang menyerupai karakteristik wilayah penelitian yaitu di Padang Bulan, untuk melihat validitas dan reliabilitas data. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi person product momen r,dengan ketentuan jika r hitung r tabel,maka dinyatakan valid atau sebaliknya. Nilai r-Tabel dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 30 orang pelajar SMA Pancasila Medan adalah sebesar 0,361, maka ketentuan dikatakan valid, jika: 1. Nilai r-Hitung variabel ≥ 0,361 dikatakan valid. 2. Nilai r-Hitung variabel 0,361 dikatakan tidak valid. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan, jika nilai r Alpha r tabel, maka dinyatakan reliabel. Nilai r-Alpha dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 30 orang pelajar SMA Pancasila Medan adalah sebesar 0,901, maka ketentuan reliabilitas adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Nilai r-Alpha ≥ 0,361 dikatakan reliabel. 2. Nilai r-Alpha 0,361 dikatakan tidak reliabel. Jumlah item item pertanyaan yang terlalu banyak menjadi pertimbangan peneliti tabel hasil uji validitas dan reliabilitas tidak dicantumkan pada bab ini. Namun, kita dapat melihat hasil uji validitas dan reliabilitas di lampiran uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil uji tersebut pada lampiran, dapat kita simpulkan bahwa keseluruhan item pertanyaan adalah valid dan reliabel.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari SMA Methodist 4 tentang gambaran umum dan data lainnya yang mendukung data hasil penelitian.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variabel terdiri dari Variabel terikat perilaku seksual remaja, Variabel bebas terdiri dari; faktor predisposing karakteristik remaja yaitu umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan tindakan remaja terhadap paparan media internet dan televisi ; faktor enabling media yaitu televisi dan internet ; faktor reinforcing yaitu orang tua dan teman sebaya.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Perilaku seksual remaja adalah segala tindakan dan aktivitas remaja yang didorong oleh hasrat seksual dan dapat menimbulkan gairah seksual terhadap Universitas Sumatera Utara lawan jenis yang dilakukan remaja sebelum menikah. Aktivitas seks yang dilakukan seperti: berpegang tangan, berciuman singkat pipi, kening, bibir, berpelukan, masturbasionani, berciuman antar mulut sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, oro-genital seks dan berhubungan seks. Perilaku seksual tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Ringan, apabila melakukan aktivitas seksual berpegangan tangan, berciuman singkat pipi, kening, bibir, berpelukan, masturbasionani. 2. Berat, apabila melakukan aktivitas seksual berciuman sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, oro-genital seks dan berhubungan seks. 2. Faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah remaja untuk melakukan perilaku seksual dilihat dari karakteristik remaja yang mencakup umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan tindakan remaja terhadap paparan media internet dan televisi. 3. Umur adalah ulang tahun terakhir remaja dalam hitungan tahun sampai saat penelitian berlangsung. 4. Jenis kelamin adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki. 5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja tentang media internet dan televisi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. 6. Sikap adalah respon remaja terhadap paparan media internet dan televisi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Universitas Sumatera Utara 7. Tindakan adalah penggunaan media internet dan televisi oleh remaja sehubungan dengan perilaku seksual yang terdiri dari frekuensi dan isi pesan content. 8. Faktor enabling adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi remaja untuk melakukan perilaku seksual yang terdiri dari media internet dan televisi. 9. Media televisi adalah informasi seks yang didapat dari acara televisi nasional yang ditonton remaja dalam sehari. 10. Media internet adalah informasi seks yang didapat dari media internet. 11. Penggunaan media TV dan internet adalah pemakaian fasilitas TV dan internet oleh remaja yang terkait dengan perilaku seksualnya, dapat bersifat positif ataupun negatif. 12. Faktor reinforcing adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat paparan media internet dan televisi terhadap remaja yang dilihat dari faktor orang tua dan teman sebaya. 13. Faktor orang tua adalah upaya yang dilakukan orang tua terhadap paparan media internet dan televisi sehubungan dengan perilaku seksual remaja. 14. Faktor teman sebaya adalah upaya yang dilakukan remaja yang berumur sama atau berasosiasi sama terhadap paparan media internet dan televisi sehubungan dengan perilaku seksual remaja. Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Pengukuran

Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan dilakukan dengan membedakan kategori baik dan tidak baik berdasarkan nilai mean sebagai berikut Notoatmodjo, 2002: 1. Baik, apabila nilai skor ≥ 50 dari total skor 2. Tidak baik, apabila nilai skor 50 dari total skor Variabel dependen yaitu perilaku seksual remaja dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Ringan, apabila melakukan aktivitas seksual berpegangan tangan, berciuman singkat pipi, kening, bibir berpelukan, masturbasionani. 2. Berat, apabila melakukan aktivitas seksual berciuman sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, oro-genital seks dan berhubungan seks. Remaja yang menjawab salah satu dari aktivitas seksual pada kelompok berat, maka respondenremaja tersebut dikelompokkan kepada perilaku seksual berat. Pengukuran untuk variable independen dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen Penelitian Variabel independen Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Pengetahuan remaja tentang media internet 9 1. Ya 2. Tidak 1 9 Baik ≥ 5 Tidak baik 5 Ordinal Pengetahuan remaja tentang media televise 33 1. Ya 2. Tidak 1 33 Baik ≥ 17 Tidak baik 17 Ordinal Sikap remaja terhadap paparan media internet 18 1. Setuju 2. Tidak setuju 1 18 Baik ≥ 9 Tidak baik 9 Ordinal Sikap remaja terhadap paparan media televise 8 1. Setuju 2. Tidak setuju 1 8 Baik ≥ 4 Tidak baik 4 Ordinal Tindakan remaja dalam penggunaan media televisi dan internet 7 1. Ya 2. Tidak 1 7 Baik ≥ 4 Tidak baik 4 Ordinal Tindakan remaja dalam penggunaan media televisi 13 1.Ya 2. Tidak 1 0 13 Baik ≥ 7 Tidak baik 7 Ordinal Faktor orang tua 7 1. Sering 2. Tidak pernah 1 7 Baik ≥ 4 Tidak baik 4 Ordinal Faktor teman sebaya 10 1. Ya 2. Tidak 1 10 Baik ≥ 5 Tidak baik 5 Ordinal 3.7. Metode Analisis Data Peneliti setelah mengumpulkan data, kemudian data diolah dengan menggunakan program Statistik StatisticData analysis dengan tahapan sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Analisis data dilakukan untuk mengolah variabel yang ada dalam penelitian dan disajikan dalam bentuk deskriptif dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik dan distribusi data. 2. Analisis Bivariat Untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dengan variabel terikat dan variabel luar dengan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square X2 dengan tingkat kemaknaan p0,05. Universitas Sumatera Utara 3. Analisis Multivariat Analisis multivariabel digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama dengan mengontrol variabel luar. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar p 0,05 dengan interval kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum SMA Methodist 4 Medan

Penelitian ini dilakukan di SMA Methodist 4 Medan yang terletak di Jalan Pekong 31 Kecamatan Medan Polonia Kota Medan. Akte pendirian sekolah ini bernomor 52 tertanggal 30 Januari 1999 dengan nomor sekolah swasta 304076004253. Sekolah ini berdiri tahun 2002 dengan akreditasi baik atau “B”. Luas tanah kompleks sekolah SMA metodist 4 adalah 201 m 2 . Sekolah ini memiliki 3 ruang kelas sebagai tempat proses belajar mengajar. Selain itu, sekolah ini juga dilengkai dengan 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium ilmu pegetahuan alam dan 1 ruang komputer. Sekolah Methodist 4 Medan memiliki sumber daya manusia penunjang proses belajar megajar yang terdiri dari 8 guru tetap, serta 7 guru tidak tetap. Selain itu untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar serta administrasi, sekolah ini memiliki 10 orang staf tata usaha. Sekolah ini dipimpin oleh Jansen, S.Si sebagai kepala sekolah. Jumlah uang sekolah pada sekolah ini adalah Rp. 178.740,- per tahunnya pada tahun ajaran 20082009. Sedangkan pada tahun ajaran 20092010, jumlah uang sekolahnya adalah Rp. 178.920. Universitas Sumatera Utara