d. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Televisi terhadap Perilaku
Seksual Di SMA Methodist 4 Medan
Berdasarkan analisis bivariat antara tingkat pengetahuan remaja tentang televisi dengan perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan, diperoleh nilai
probabilitasnya p=0,343 p0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang TV dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4
Medan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang televisi
sudah baik yaitu sebesar 65,9. Hal ini bisa disebabkan karena televisi bukan suatu benda baru bagi remaja, mereka sudah mengenal televisi dari usia anak-anak
meskipun belum tahu apa efek positif maupun negatifnya. Menurut Susanto 2011 pengaruh TV pada anak di samping adanya segi
positif tayangan televisi, ternyata televisi juga bisa berdampak negatif pada anak-anak di rumah. Penelitian dari New York University School of Medicine-Bellevue Hospital
Center mengatakan bayi yang menonton TV 60 menit setiap hari, memiliki perkembangan tiga kali lebih rendah setelah 14 bulan dibanding yang tidak.
Neil Postman dalam bukunya “The Disappearance of Childhood” Lenyapnya Masa Kanak-Kanak, menulis bahwa sejak tahun 1950, televisi di
Amerika telah menyiarkan program-program yang seragam dan anak-anak, sama seperti anggota masyarakat lainnya, menjadi korban gelombang visual yang
ditunjukkan televisi. Dengan menekankan bahwa televisi telah memusnahkan dinding pemisah antara dunia kanak-kanak dan dunia orang dewasa, Neil Postman
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan tiga karakteristik televisi. Pertama, pesan media ini dapat sampai kepada pemirsanya tanpa memerlukan bimbingan atau petunjuk. Kedua, pesan itu
sampai tanpa memerlukan pemikiran. Ketiga, televisi tidak memberikan pemisahan bagi para pemirsanya, artinya siapa saja dapat menyaksikan siaran televisi El Fath,
2010.
e. Pengaruh Sikap Remaja tentang Televisi terhadap Perilaku Seksual Di SMA
Methodist 4 Medan
Berdasarkan analisis bivariat antara sikap remaja tentang televisi dengan perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan, diperoleh nilai probabilitasnya
p=0,565 p0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap tentang TV dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 63,6 remaja memiliki sikap yang baik tentang televisi. Pada umumnya remaja menyetujui bahwa televisi
memiliki efek positif maupun negatif. Namun, itu belum menentukan tindakan remaja untuk berperilaku seksual baik atau tidak baik.
Berdasarkan hasil penelitian Puspita 2010, tentang hubungan antara sikap terhadap sinetron bertema percintaan di televisi dengan perilaku berpacaran siswa
kelas X SMK Negeri 2 Malang diperoleh hasil bahwa sikap siswa terhadap sinetron bertema percintaan adalah rendah dan perilaku berpacaran siswa tinggi. Dari hasil uji
statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap sinetron bertema percintaan di televisi dengan perilaku berpacaran. Pada masa remaja
memang mengalami masa berpacaran dan perilaku berpacaran tersebut bias
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan tayangan sinetron bertema percintaan di televisi. Setelah menyaksikan adegan sinetron percintaan tersebut, siswa bisa mempraktekkan hal
yang sama di kehidupan nyata. Menurut Hamzah 2009, agaknya pemahaman bahwa tayangan televisi
sebagai media yang mampu menimbulkan atau mempengaruhi perilaku pemirsanya belum seutuhnya disadari. Berdasarkan kajian psikologi komunikasi tayangan-
tayangan televisi menawarkan atau menyajikan pesan-pesan yang akan menstimulus organisme penontonnya. Stimulus pesan-pesan televisi ini sebelum menimbulkan
respon akan mengendap di organisme penontonnya setelah melalui tahapan perhatian, pengertian, dan penerimaan. Bagi penonton dewasa tentu efek negatif yang
ditimbulkan tidak begitu besar dibandingkan penonton anak-anak atau remaja.
f. Pengaruh Tindakan Remaja tentang Televisi terhadap Perilaku Seksual Di