Variabel Definisi Operasional Variabel dan Definisi Operasional

1. Nilai r-Alpha ≥ 0,361 dikatakan reliabel. 2. Nilai r-Alpha 0,361 dikatakan tidak reliabel. Jumlah item item pertanyaan yang terlalu banyak menjadi pertimbangan peneliti tabel hasil uji validitas dan reliabilitas tidak dicantumkan pada bab ini. Namun, kita dapat melihat hasil uji validitas dan reliabilitas di lampiran uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil uji tersebut pada lampiran, dapat kita simpulkan bahwa keseluruhan item pertanyaan adalah valid dan reliabel.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari SMA Methodist 4 tentang gambaran umum dan data lainnya yang mendukung data hasil penelitian.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variabel terdiri dari Variabel terikat perilaku seksual remaja, Variabel bebas terdiri dari; faktor predisposing karakteristik remaja yaitu umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan tindakan remaja terhadap paparan media internet dan televisi ; faktor enabling media yaitu televisi dan internet ; faktor reinforcing yaitu orang tua dan teman sebaya.

3.5.2. Definisi Operasional

1. Perilaku seksual remaja adalah segala tindakan dan aktivitas remaja yang didorong oleh hasrat seksual dan dapat menimbulkan gairah seksual terhadap Universitas Sumatera Utara lawan jenis yang dilakukan remaja sebelum menikah. Aktivitas seks yang dilakukan seperti: berpegang tangan, berciuman singkat pipi, kening, bibir, berpelukan, masturbasionani, berciuman antar mulut sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, oro-genital seks dan berhubungan seks. Perilaku seksual tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Ringan, apabila melakukan aktivitas seksual berpegangan tangan, berciuman singkat pipi, kening, bibir, berpelukan, masturbasionani. 2. Berat, apabila melakukan aktivitas seksual berciuman sampai melibatkan lidah, saling menggesekkan atau menempelkan alat kelamin, oro-genital seks dan berhubungan seks. 2. Faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah remaja untuk melakukan perilaku seksual dilihat dari karakteristik remaja yang mencakup umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan tindakan remaja terhadap paparan media internet dan televisi. 3. Umur adalah ulang tahun terakhir remaja dalam hitungan tahun sampai saat penelitian berlangsung. 4. Jenis kelamin adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki. 5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja tentang media internet dan televisi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. 6. Sikap adalah respon remaja terhadap paparan media internet dan televisi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Universitas Sumatera Utara 7. Tindakan adalah penggunaan media internet dan televisi oleh remaja sehubungan dengan perilaku seksual yang terdiri dari frekuensi dan isi pesan content. 8. Faktor enabling adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi remaja untuk melakukan perilaku seksual yang terdiri dari media internet dan televisi. 9. Media televisi adalah informasi seks yang didapat dari acara televisi nasional yang ditonton remaja dalam sehari. 10. Media internet adalah informasi seks yang didapat dari media internet. 11. Penggunaan media TV dan internet adalah pemakaian fasilitas TV dan internet oleh remaja yang terkait dengan perilaku seksualnya, dapat bersifat positif ataupun negatif. 12. Faktor reinforcing adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat paparan media internet dan televisi terhadap remaja yang dilihat dari faktor orang tua dan teman sebaya. 13. Faktor orang tua adalah upaya yang dilakukan orang tua terhadap paparan media internet dan televisi sehubungan dengan perilaku seksual remaja. 14. Faktor teman sebaya adalah upaya yang dilakukan remaja yang berumur sama atau berasosiasi sama terhadap paparan media internet dan televisi sehubungan dengan perilaku seksual remaja. Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Pengukuran