Pengaruh Tindakan Teman Sebaya terhadap perilaku Seksual Siswa SMA

1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka. 2. Dampingi anak memonton TV Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk di tonton. 3. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi. Dengan melakukan beberapa cara di atas diharapkan dampak negatif media seperti televisi dapat dikurangi pada anak maupun remaja.

b. Pengaruh Tindakan Teman Sebaya terhadap perilaku Seksual Siswa SMA

Methodist 4 Medan Berdasarkan hasil analisis bivariat antara tindakan teman sebaya dengan perilaku seksual siswa SMA Methodist 4 medan diperoleh nilai probabilitas p= 0,002 p0,05, artinya terdapat huhungan yang bermakna antara tindakan teman sebaya dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan. Variabel dominan yang Universitas Sumatera Utara paling memengaruhi perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan berdasarkan hasil uji regresi logistic berganda adalah variable tindakan teman sebaya. Variabel teman sebaya memiliki koefisien regresi β paling besar diantara variable lainnya yang berpengaruh yaitu sebesar 2,806 artinya ada 2 kali memiliki pengaruh yag paling besar terhadap perilaku seksual remaja. Dari hasil penelitian Suwarni 2008, tentang pengaruh monitoring parental dan perilaku teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja SMA di Kota Pontianak menunjukkan adanya pengaruh antara monitoring parental terhadap perilaku seksual remaja secara langsung 10,6 dan tidak langsung 9,28. Jalur yang paling dominan mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah perilaku seksual teman sebaya secara langsung 20,2 dan tidak langsung 14,24. Pengaruh monitoring parental lebih lemah daripada perilaku teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja. Disarankan kepada para orang tua untuk mengadakan pendekatan kepada anak remajanya dan memberikan pendidikan seksual sehingga mereka dapat mempertimbangkan konsekuensi dari aktivitas seksual. Hasil studi Puska Komunikasi FISIP UI pada tahun 2005 di 3 kota Palembang, Menado dan Sumenep menunjukkan bahwa ketersediaan dan kemudahan menjangkau produk media pornografis merupakan faktor stimulan utama bagi remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah dan faktor kedua adalah pengaruh lingkungan teman sebaya. Lingkungan sosial mempunyai peranan besar terhadap perkembangan remaja. Lingkungan sosial sebagai bagian dari komunitas sosial memegang peranan yang strategis bagi kehidupan sosial masyarakat. Pada Universitas Sumatera Utara masa remaja lingkungan sosial yang dominan antara lain dengan teman sebaya Kurniawan, 2009. Menurut Mappiare 1982, kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok baru yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan rumah. Bahkan apabila kelompok tersebut melakukan penyimpangan, maka remaja juga akan menyesuaikan dirinya dengan norma kelompok. Remaja berusaha menemukan konsep dirinya didalam kelompok sebaya. Disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa memperdulikan sanksi-sanksi dunia dewasa. Kelompok sebaya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya. Inilah letak berbahayanya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya ini cenderung tertutup, di mana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompoknya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok. Sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN