Pengaruh Faktor Pemungkin Enabling terhadap Perilaku Seksual Di SMA Methodist 4 Medan

5.2. Pengaruh Faktor Pemungkin Enabling terhadap Perilaku Seksual Di SMA Methodist 4 Medan

 Pengaruh Pemanfaatan Media Televisi dan Internet terhadap Perilaku Seksual Remaja di SMA Methodist 4 Medan Berdasarkan hasil analisis bivariat antara pemanfaatan media televisi dan internet dengan perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan, diperoleh nilai probabilitasnya p=0,405 p0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemanfaatan media televisi dan internet dengan perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemanfaatan media televisi dan internet tidak baik yaitu sebesar 54,5. Pemanfaatan media internet bagi remaja cenderung pada penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook dan youtube untuk mendownload video. Tidak seperti orang dewasa yang pada umumnya sudah mampu mem-filter hal-hal baik ataupun buruk dari internet, remaja sebagai salah satu pengguna internet justru sebaliknya. Selain belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu. Terkait dengan aktivitas internet yang telah dilakukan kalangan remaja di perkotaan di Indonesia, sejumlah survey dan studi sebenarnya telah diadakan berbagai pihak sebelumnya sekitar tahun 2000-2003-an yang juga mengungkapkan aktivitas internet remaja meskipun bukan menjadi kajian utama. Hasil dari polling Universitas Sumatera Utara deteksi Jawa Pos 2000 terhadap 252 responden pelajar SMA Surabaya didapatkan bahwa sebagian besar pengguna internet menggunakan chatting 62,3. Penelitian lain yang dilakukan Surya 2002 terhadap remaja yang duduk di bangku SMA dan Perguruan Tinggi di Kotamadya Surabaya ditemukan juga bahwa fasilitas internet yang sering digunakan adalah chatting dan emailing disusul kemudian browsing dan downloading Qomariyah, 2009. Berdasarkan hasil penelitian Sari 2011, tentang pola penggunaan internet oleh remaja studi kasus : enam remaja di Kelurahan Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang diketahui bahwa Rata-rata remaja mengakses internet selama 2 sd 3 jam sehari. Tempat menggunakan internet adalah di rumah dan warnet, lama mereka mengenal internet adalah sekitar 3 sampai 4 tahun. Fasilitas yang sering digunakan adalah chating, browsing dan download. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pola penggunaan internet oleh remaja terjadi melalui proses pengenalan internet oleh remaja, dimana pada prosesnya seorang remaja dipengaruhi oleh faktor internal remaja yang berangkat dari kesenangan dan hobby dan faktor eksternal diri remaja seperti teman sebaya, media massa seperti televisi, buku, koran dan majalah. Perilaku mengacu kepada aktivitas remaja menggunakan internet seperti browsing, chating, download dan bermain game online. Perubahan perilaku yang muncul dari penggunaan internet adalah berkurangnya sosialisasi dari remaja terhadap lingkungan sekitar karena remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan internet. Berkurangnya intensitas pertemuan tatap muka serta dapat menjadikan seorang remaja menjadi lebih individualis dan Universitas Sumatera Utara adanya kecenderungan remaja untuk mempraktekkan situs-situs yang menampilkan pornografi. Selain internet, media lain yang tinggi penggunaannya adalah televisi. Televisi memang tidak dapat difungsikan mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Namun tergantung pada acara yang ditayangkan televisi Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Dari hasil penelitian Martiana M 2007, diketahui bahwa durasi menonton TV memiliki hubungan positif dengan sikap seksual remaja. Secara khusus, semakin lama durasi menonton TV, semakin permisif sikap seksual remaja Gerbner, 1980; Kean Albada, 2002; Ward Friedman, 2006. Hal tersebut didukung dengan teori kultivasi yang menyebutkan bahwa semakin lama seseorang menonton TV atau terpaparkan oleh gambar-gambar yang ada di TV, semakin terdistorsi persepsi mereka tentang gambar-gambar tersebut. Dengan kata lain, semakin lama remaja mengisi harinya dengan tontontan TV, semakin besar kemungkinan persepsi mengenai frekuensi dan norma hal yang dipaparkan terdistorsi sehingga tidak sesuai dengan kenyataan. Terbentuknya sikap seksual yang semakin permisif berdasarkan durasi menonton TV dapat juga dikaitkan dengan observational conditioning dimana remaja yang menonton TV dengan durasi yang cukup tinggi, maka mereka cenderung mempelajari dan meng-imitasi sikap yang mereka peroleh dari gambaran TV. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa pemanfaatan media yang tidak tepat dapat memengaruhi perilaku remaja termasuk perilaku seksual. Semakin tinggi pemanfaatan media tersebut untuk hal negatif, maka akan semakin besar efek negatifnya bagi perilaku dan perkembangan psikologis remaja.

5.3. Pengaruh Faktor Pendorong reinforcing terhadap Perilaku Seksual Remaja di SMA Methodist 4 Medan