Pengaruh Tindakan Remaja tentang Internet terhadap Perilaku Seksual Di

keuntungan financial para pemilik warnet, sehingga siapa pun bisa menyewa internet termasuk anak-anakremaja; 6 Murahnya biaya untuk dapat mengonsumsi bahkan memiliki foto-foto atau video porno dengan cara mendownloadnya dari sebuah situs porno dan menyimpannya pada disket, CD, atau flasdisk; 7 Sikap keterbukaan masyarakat, termasuk orang tua yang sedikit demi sedikit tidak menganggap tabu hal- hal yang bersifat pornografi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengungkapkan bahwa meningkatnya minat seksual remaja mendorong bagi remaja itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi dalam berbagai bentuk. Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari teman sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah membuka situs-situs lewat internet. Dampak negatif dari media terutama pornografi merupakan hal yang serius untuk ditangani. Untuk itu perlu disarankan adanya program pendidikan seks di kalangan remaja, perlunya orang tua menciptakan komunikasi yang sehat dengan anak, dan perlunya adanya peraturan ketat dari pemerintah yang khusus ditujukan kepada warung-warung internet untuk memblokir situs-situs porno yang selama ini dapat diakses dengan mudah oleh remaja, begitu juga hendaknya di sekolah.

c. Pengaruh Tindakan Remaja tentang Internet terhadap Perilaku Seksual Di

SMA Methodist 4 Medan Berdasarkan analisis bivariat antara tindakan remaja tentang internet terhadap perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan, diperoleh nilai probabilitasnya p=0,001 p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan tentang internet Universitas Sumatera Utara dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan. Dari hasil analisis regresi logistik berganda juga menunjukkan ada pengaruh antara tindakan tentang internet dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan dengan diperolehnya nilai p= 0,016 p0,25. Tindakan siswa SMA Methodist 4 Medan sebesar 59,1 tidak baik mengenai internet. Hal ini terbukti dengan tingginya penggunaan internet yang dilakukan, namun untuk keperluan lain selain untuk menunjang belajar siswa SMA Methodist 4 Medan di sekolah. Umumnya internet mereka gunakan untuk memproses jejaring sosial serta membuka situs yang berbau pornografi, dan bahkan mengunduh film atau gambar yang berbau pronografi. Hal inilah yang banyak mempengaruhi perilaku seksual remaja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa persentase perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4 Medan tidak baik yaitu sebesar 56,8. Tiap tahun sekolah ini memiliki angka kehamilan di luar nikah yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lain. Hal ini sangat mengkhawatirkan, sehingga terkadang guru-guru mendatangkan penyuluh ke sekolah ini untuk mengatasi masalah ini, namun menurut mereka belum berhasil. Berdasarkan penelitian Noniken, E 2010 tentang hubungan antara intensitas mengakses erotika media internet dengan sikap terhadap seks bebas remaja menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara intensitas mengakses erotika media internet terhadap sikap terhadap seks bebas remaja SMA dengan nilai p=0,000 p 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi intensitas mengakses erotika media internet maka akan diikuti dengan semakin mendukung sikap terhadap seks bebas pada remaja. Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian Fadhila, H, 2008 tentang perilaku siswa pengakses situs porno melalui internet terhadap rangsangan di SMKTI Swasta Raksana Medan Tahun 2008 diketahui bahwa keseluruhan siswanya pernah mengalami perilaku seksual, mulai dari onani, berciuman, petting, oral seks hingga melakukan hubungan seksual. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan remaja mengakses internet yang berbau pornografi dapat memengaruhi perilaku seks remaja. Sesungguhnya efek positif atau pun negatif membuktikan bahwa dampak dari internet sangat tergantung dari penggunanya. Oleh karena itu kunci untuk menyeimbangkan efek positif dan negatif dari internet terhadap remaja adalah komunikasi yang efektif antara orangtua dan remaja serta adanya bimbingan yang tepat. Menurut Bungin 2003, menanggulangi bahaya pornografi harus dimulai dari institusi keluarga. Bila keluarga kuat, dan punya sikap untuk membendung pornografi, maka akan mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat. Selain itu, keluarga juga merupakan pintu pertama pendidikan bagi anak. Membebaskan keluarga dari media pornografi merupakan upaya yang tidak dapat ditawar lagi. Kenyataannya banyak orang tua yang tidak peduli terhadap nasib anak. Bila ada remaja atau anak-anak yang terjerumus masalah, terutama seks, banyak juga yang disebabkan oleh lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Kondisi ini membuat anak-anak dan remaja tidak biasa mengungkapkan masalah mereka langsung kepada orang tuanya Universitas Sumatera Utara

d. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Televisi terhadap Perilaku