BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Perilaku Seksual di SMA Methodist 4 Medan
Analisis pengaruh faktor predisposisi terhadap perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan meliputi variabel umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan
tindakan.
a. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Internet terhadap Perilaku
Seksual di SMA Methodist 4 Medan
Berdasarkan analisis bivariat antara tingkat pengetahuan remaja tentang internet dengan perilaku seksual di SMA Methodist 4 Medan, diperoleh nilai
probabilitasnya p = 0,049 p0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang internet dengan perilaku seksual remaja di SMA Methodist 4
Medan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Prihatin, N.S 2008 tentang hubungan
antara asupan muatan seksual pada televisi dan internet dengan perilaku seksual remaja SMA Negeri I Lhoksumawe bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
asupan seks dari media internet dengan perilaku seksual remaja p=0,04. Dimana internet ini adalah media yang paling efektif dan mudah untuk didapatkan dan diakses
oleh siapa saja, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa karena adanya kebebasan ini dapat terjadi penyalahgunaan fasilitas internet sebagai sarana untuk kriminalitas atau
asusila, siswa yang baru mengenal internet biasanya menggunakan fasilitas ini untuk
Universitas Sumatera Utara
mencari hal yang aneh-aneh, seperti gambar-gambar yang tidak senonoh, atau video- video aneh yang bersifat “asusila” lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa dan
kepribadian dari siswa itu sendiri, sehingga siswa terpengaruh dan mengganggu konsentrasinya terhadap proses pembelajaran di sekolah, namun demikian tidak
semua siswa melakukan hal yang demikian, hanya segelintir mahasiswa yang usil saja yang dapat melakukannya karena kurang memiliki rasa tanggungjawab terhadap
diri pribadi dan sekitarnya Ntha, 2008. Hasil lainnya juga diungkapkan dalam laporan penelitian Evlyn R.H,M
Suza, D.E 2007, tentang hubungan antara persepsi tentang seks dan perilaku seksual remaja di SMA Negeri 3 Medan dijelaskankan bahwa kurangnya informasi tentang
seks membuat remaja berusaha mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi
seseorang mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini.
Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya dibandingkan tidak tahu sama sekali, kendati dalam hal ini ketidaktahuan bukan berarti tidak
berbahaya Selamiharja Yudana, 1997. Banyak remaja yang melakukan aktivitas seks tanpa informasi yang akurat tentang kesehatan reproduksi.
b. Pengaruh Sikap Remaja tentang Internet terhadap Perilaku Seksual di