Media televisi TINJAUAN PUSTAKA

1. Bentuk-bentuk media massa Ada beberapa bentuk media massa yaitu: a surat kabar, b majalah, c radio, d televisi, e film, f komputer dan internet. Adapun bentuk media massa yang akan digunakan dalam penelitian ini terbatas pada bentuk media televisi dan internet.

a. Media televisi

Televisi merupakan paduan radio broadcast dan film moving picture, suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa, karena dipancarkan oleh pemancar. Hasil yang dipancarkan oleh pemancar televisi, selain suara juga gambar. Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” vision yang berarti penglihatan Surbakti, 2008. Para pemirsa dapat menikmati siaran televisi, apabila pemancar televisi mamancarkan gambar dan suara melalui pesawat televisi di rumah. Peran televisi sebagai sarana hiburan murah-meriah memang tidak perlu diragukan dan dipertanyakan keandalannya. Secara teknis pesawat televisi mudah sekali dioperasikan sehingga siapapun pasti mampu mengoperasikannya tanpa perlu harus belajar terlebih dahulu. Popularitas media televisi berkembang sedemikian Universitas Sumatera Utara pesat. Setiap malam “kotak ajaib” ini muncul pada hampir setiap rumah tangga dan menghimpun para penghuninya untuk duduk bersantai di depannya sambil istirahat. Mengapa televisi begitu diminati orang banyak, menurut Surbakti 2008 beberapa hal yang membuat orang tertarik terhadap televisi, yaitu: 1 Tidak perlu meninggalkan rumah, 2 Praktis, 3 Menonton bersama-sama dengan keluarga, 4 Saluran mudah diganti, 5 Menonton dengan orang yang dikenal, 6 Menyajikan berbagai informasi, 7 Tidak menuntut persyaratan formal, 8 Ruangan yang terang, 9 Tidak memerlukan syarat baca-tulis. Setiap media komunikasi apapun bentuknya pasti memiliki karakter yang membuatnya dikenal dan dicintai masyarakat sehingga bisa terus eksis. Tidak terkecuali media televisi juga memiliki karakter Surbakti, 2008, yaitu : 1 Sifatnya liniear satu arah Karakter media televisi adalah sifatnya yang linear satu arah walaupun kadang- kadang televisi menyelenggarakan acara interaktif yang melibatkan penonton secara langsung, namun sifatnya hanya untuk keperluan atau tujuan tertentu yang sangat terbatas. Selebihnya penyelenggara siaran televisi menyelenggarakan siarannya tanpa pernah tahu secara persis dampak sebuah tayangan terhadap Universitas Sumatera Utara penontonnya. Efek linear menyebabkan seringkali timbul ketegangan antara penyelenggara siaran dengan penonton karena adanya perbedaan tafsir atau kepentingan di balik sebuah tayangan. 2 Seleksi penonton Dalam menyelenggarakan siarannya, media televisi sebenarnya melakukan seleksi terhadap penontonnya. Artinya, setiap stasiun penyelenggara siaran televisi harus memilih masyarakat penontonnya. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan mereka merancang program berdasarkan segmen penonton yang mereka tetapkan. Di lain pihak, masyarakat penonton pun menyeleksi stasiun televisi yang mereka tonton sesuai dengan kriteria yang mereka tetapkan. Saling menyeleksi adalah proses yang wajar untuk sebuah proses komunikasi. 3 Jangkauan Karakter penting lainnya adalah menyangkut daya jangkau siaran. Untuk menyampaikan informasi, dibutuhkan kecepatan dan kemampuan menjangkau wilayah seluas mungkin. Semakin luas cakupan wilayah yang terjangkau, semakin sedikit jumlah penyelenggara siaran yang dibutuhkan. Media televisi mampu mengatasi semua ini karena kemampuannya menjangkau masyarakat secara luas. 4 Segmentasi Untuk mencapai penonton secara efektif, penyelenggara siaran televisi harus menetapkan segmentasi penonton yang menjadi target siarannya. Segmentasi memudahkan penyelenggara siaran, merancang program yang cocok dengan penonton yang mereka pilih. Universitas Sumatera Utara 5 Peka terhadap lingkungan Televisi sebagai media komunikasi dituntut agar senantiasa peka dengan kondisi lingkungan tempatnya berada agar interaksi yang dibangunnya dengan masyarakat penontonnya bisa berlangsung tanpa mengalami benturan yang berarti. Menurut Surbakti 2008, media televisi sebagai sumber hiburan dan informasi memberi dampak terhadap pembentukan perilaku. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat positif dan negatif. Dampak positif dari media televisi, yaitu: sebagai sumber hiburan, sumber informasi, dapat memperluas wawasan, menambah pengetahuan, hiburan dan pendidikan serta untuk memperkenalkan pengetahuan. Sementara dampak negatif dari media televisi sebagai sumber informasi dan hiburan, yaitu: sensor yang lemah, merupakan alat propaganda politik, netralitasnya meragukan, penekan gagasan tertentu, dominasi siaran komersial dan menawarkan realitas semu. Anneahira 2010, dalam situs online yang disponsori oleh asianbrain mengutarakan lebih rinci dampak positif dan negative televise sebagai berikut : a. Dampak Positif Televisi 1. Dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to date, mampu menyajikan berita terbaru langsung dari lokasi kejadian. Hal ini tentu akan membuat Anda tidak ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada Anda secara cepat. Universitas Sumatera Utara 2. Bila televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar. Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi tersebut. 3. Salah satu pengaruh positif televisi adalah Anda bisa menyegarkan otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau hiburan-hiburan yang lain. 4. Televisi banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya. Figur-figur yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu Anda untuk mencontoh kesuksesan mereka. b. Dampak Negatif Televisi 1. Pengaruh negatif televisi yang paling utama adalah membuat Anda lupa waktu. Bila sudah menonton televisi, Anda mungkin akan merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Bagi pelajar, pengaruh negatif televisi yang satu ini tentu sangat merugikan, karena mereka bisa saja akan lupa untuk belajar. 2. Banyaknya acara-acara yang tidak mendidik di televisi bisa mempengaruhi kejiwaan seorang anak. Film kekerasan atau berita kriminal adalah beberapa acara yang tidak patut ditonton oleh anak kecil maupun remaja. Mereka bisa saja meniru adegan kekerasan atau tindak kriminal yang mereka tonton di televisi. Universitas Sumatera Utara 3. Televisi mampu meningkatkan daya konsumtif masyarakat. Di televisi, banyak sekali iklan-iklan yang menyajikan berbagai barang. Baik orang dewasa maupun anak kecil, siapapun bisa menjadi korban iklan televisi. 4. Menonton televisi terus-menerus tidak hanya akan melalaikan Anda dari pekerjaan, tapi juga merusak kesehatan. Mata Anda perlu istirahat dan tidak menonton televisi dalam waktu lama Berikut ini terdapat sejumlah daftar acara televisi khusus bagi anak-anak yang dipilah ke dalam 3 kategori: bahaya, hati-hati, dan aman. Tayangan yang termasuk kategori “bahaya” No. Stasiun Judul Acara 1. RCTI Crayon Sin-Chan 2. TPI Tom Jerry 3. TPI Ronaldowati Babak 2 4. AnTV Tom Jerry 5. AnTV Kekkaishi 6. AnTV Popaye Original 7. AnTV All New Popaye 8. AnTV Inuyasha 9. Indosiar Dragon Ball Z 10 Indosiar Blue Dragon 11. Indosiar Naruto Shippuden 12. Indosiar Bleach 2 13. Trans7 Tom Jerry Tales 14. Trans7 Tom Jerry Kids 15. GlobalTV Cat Dog Sumber :KIDIA, 2011 Tayangan yang masuk dalam kategori ini adalah tayangan yang mengandung lebih banyak bermuatan negatif, seperti kekerasan, mistis, seks dan bahasa kasar. Kekerasan dan mistis dalam tayangan yang masuk dalam kategori ini dinilai cukup Universitas Sumatera Utara intens, sehingga bukan lagi menjadi bentuk pengembangan cerita, namun sudah menjadi inti dari cerita. Bukan hanya itu saja, kekerasan-kekerasan yang dimaksudkan di sini tidak hanya dinilai dari darah dan sadisme, namun juga kemungkinan anak-anak untuk meniru dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Tayangan ini jelas tidak disarankan untuk disaksikan oleh anak. Bila pun anak sudah cukup besar, kami menyarankan pendampingan orangtua dilakukan untuk membentengi anak dari efek negatif yang ditampilkan oleh tayangan tersebut. Tayangan yang termasuk kategori “hati-hati” No. Stasiun Judul Acara 1. RCTI Casper’s Scare School 2. RCTI Doraemon 3. Indosiar Casper 4. Indosiar Digimon Savers 5. Indosiar Pokemon 7 Seri AG 6. Indosiar Bakeg yamon 7. Indosiar Bakugan Battle Brawlers 8. Indosiar Power Rangers 9. Indosiar B-Damon 10 Indosiar Ben 10 11. Trans7 Scooby Doo 12. Trans7 Scooby Doo Where Are You 13. Trans7 Legion of Superheros 14. Trans7 The Batman 15. GlobalTV Spongbob Squarepants 16. GlobalTV Idaten Jump 17. GlobalTV Avatar Sumber:KIDIA, 2011 Tayangan yang masuk dalam kategori ini adalah tayangan anak yang dinilai relatif seimbang antara muatan positif dan negatifnya. Seringkali tayangan yang masuk dalam kategori ini memberikan nilai hiburan serta pendidikan dan nilai-nilai Universitas Sumatera Utara positif, namun juga dinilai mengandung muatan negatif, seperti kekerasan, mistis, seks dan bahasa kasar yang tidak terlalu mencolok. Pendampingan sangat diperlukan dalam menyaksikan film dalam kategori ini, karena anak-anak membutuhkan orangtua untuk memberikan pemahaman yang baik mengenai muatan positif dan negatif yang ditampilkan. Orangtua diharapkan dapat membantu anak untuk mencontoh hal-hal yang positif dan menghindari muatan negatif yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Tayangan yang termasuk kategori “aman” No. Stasiun Judul Acara 1. AnTV Curious George 2. AnTV Land Before Time 3. AnTV Simba The King Lion 4. AnTV Star Kids Ya Iyaalah 5. Trans7 Surat Sahabat 6. Trans7 Bocah Petualang 7. Trans7 Laptop Si Unyil 8. Trans7 Jalan Sesama 9. Trans7 Cita-Citaku 10 Trans7 Dunia Air 11. Trans7 Koki Cilik 12. Trans7 Si Bolang Jalan-Jalan 13. Trans7 Buku Harian Si Unyil 14. GlobalTV Chalkzone 15. GlobalTV Blues Clues 16. GlobalTV Dora The Explorer 17. GlobalTV Backyardigan’s 18. GlobalTV Wonder Pets 19. GlobalTV Go Diego Go 20. GlobalTV Lunar Jim Sumber:KIDIA, 2011 Tayangan yang bukan hanya menghibur bagi anak, namun juga memberikan manfat lebih, seperti pendidikan, memberikan motivasi, mengembangkan sikap Universitas Sumatera Utara percaya diri anak, dan penanaman nilai-nilai positif dalam kehidupan. Nilai-nilai yang sering ditampilkan beberapa di antaranya adalah persahabatan, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kejujuran dan lain-lain. Sekalipun dikatakan “Aman” orang tua dihimbau tetap mendampingi anak-anak menonton TV. Pendampingan tidak hanya membantu anak-anak memahami berbagai hal yang mungkin mereka tidak pahami, tetapi juga meningkatkan kedekatan orangtua dan anak. Media televisi sebagai media audio visual tetap menjadi favorit bagi khalayak dalam penerimaan informasi. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang mudah terbentuk apabila ada model yang dapat ditiru, dan televisi mampu menampilkan berbagai macam bentuk tayangan dengan fasilitas gambar yang menarik dan suara yang jelas, sehingga penonton tertarik dan tergerak untuk mengikuti tayangan yang pernah dilihatnya.Televisi adalah merupakan paduan radio broadcast dan film moving picture, suatu program siaran televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa, karena dipancarkan oleh pemancar. Dalam keluarga modern yang para orangtuanya sibuk beraktivitas diluar rumah, televisi berperan sebagai penghibur, pendamping bahkan pengasuh bagi anak-anak. Televisi dijejali dengan hiburan, berita, sinetron, fil dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari. Tetapi sayangnya, peran vital televisi sebagai media hiburan keluarga tampaknya belum diimbangi dengan menu tayangan yang bermutu. Hasil penelitian Strasburger dan Donnerstein 1999, menunjukkan remaja akan menghabiskan 15.000 jam dalam hidupnya untuk menonton televisi, Universitas Sumatera Utara dibandingkan 12.000 jam waktu yang dihabiskan untuk belajar dalam kelas. Bermacam informasi yang mereka butuhkan dapat diperoleh melalui berbagai jenis media massa, termasuk di antaranya informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi. Tayangan-tayangan televisi, film,dan musik, hal-hal mengenai seks menjadi semakin jelas melalui dialog, lirik lagu, dan perilaku. Meski pesan-pesan tersebut berisi informasi yang salah tapi dianggap sebagai suatu fakta oleh remaja Committee on Public Education American Academy of Pediatrics, 2001. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Common Sense Media, kebanyakan orangtua menyatakan 37 memiliki pengaruh negarif. Hampir separuh dari semua orangtua menyakini bahwa menampilkan kekerasan dan seks di TV berperan banyak dalam membuat anak mengadopsi perilaku tersebut atau menjadi terlibat dalam situasi seksual 48 sebelum mereka secara emosional Kaiser Family Foundation, 2003. Menurut Kaisar Family Fondation 2003, bahwa lebih dari setengah 56 dari keseluruhan acara televisi mengandung kontens seksual, hal tersebut menunjukkan rata-rata lebih dari tiga adegan seks dalam satu jamnya. Kemudian 54 dari seluruh acara televisi mengandung pembicaraan mengenai seks, dan 23 dari keseluruhan acara televisi mengandung pencitraan mengenai perilaku sekual. Tujuh persen diantarnya mengandung adegan dimana hubungan badan ditampilkan atau di citrakan secara jelas. Menurut Strasburger dan Donnerstein 1999, menemukan adanya hubungan antara media dengan muatan seksual yang tinggi pada perubahan sikap dan perilaku Universitas Sumatera Utara seksual remaja, diantaranya yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Newcomer 1981, terhadap 391 siswa sekolah menengah pertama di North Carolina, bahwa mereka yang secara aktif menonton lebih banyak kandungan seksual di televisi cenderung untuk mencoba melakukan hubungan seksual. Kemudian data dari National Survey of Children Strasburger Donnerstein, 1999, mengungkapkan bahwa para remaja yang menonton televisi terpisah dari keluarganya memiliki jumlah hubungan seksual 3-6 kali lebih tinggi daripada remaja yang menonton bersama-sama dengan keluarga. Remaja yang berasal dari mutu keluarga yang baik, semua tayangan yang dilihat di televisi disaring melalui suasana keluarga yang harmonis, dan orangtuanya dapat menjadi panutan. Komunikasi dan contoh dari orangtua dalam perilaku sehari- hari membuat benteng yang kokoh dalam membendung semua pengaruh buruk di layar televisi. Sebaliknya remaja yang berasal dari keluarga yang mutu kehidupannya rendah, semua tayangan televisi sulit disaring karena kurangnya komunikasi antara keluarga, tidak harmonis, orangtua jarang di rumah Widiasih, 2007.

b. Media Internet