Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Jenis Data dan Sumber Data

35 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di Kota Medan baik KAP yang berpusat di Kota Medan sendiri maupun KAP yang merupakan cabang di Kota Medan. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi KAP tempat responden bekerja. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan dalam waktu tiga minggu setelah tanggal penyebaran. Pengambilan kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti dan sehari sebelumnya peneliti menghubungi masing-masing KAP via telepon untuk memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden sudah bisa diambil dan telah diisi sesuai dengan kriteria responden. Universitas Sumatera Utara 36

3.3. Batasan Operasional

Beberapa pertimbangan terkait efisiensi, keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan peneliti maka membuat peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu : 1. Penelitian ini hanya menggunakan data KAP yang terdaftar pada direktori 2014 yang diterbitkan oleh IAPI. 2. Penelitian dilakukan hanya pada auditor yang bekerja dalam suatu KAP di Kota Medan.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan suatu penjelasan tentang bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian diukur sehingga dapat diketahui baik buruknya suatu penelitian. Masing-masing variabel diukur dengan skala interval. Skala ini adalah skala yang memiliki urutan dan jarak yang sama antarkategori atau titik-titik terdekatnya Oei, 2010. Berikut ini adalah definisi operasional yang akan dibahas beserta skala pengukurannya :

3.4.1. Kinerja Auditor

Kinerja auditor adalah suatu suatu hasil yang dicapai oleh auditor ketika mengerjakan tugas-tugasnya dengan menggunakan keahlian, pengalaman dan pertimbangan profesionalnya. Kinerja yang baik mengindikasikan kualitas, kuantitas, tepat waktu, dan dapat bersifat kooperatif dengan rekan lain yang juga harus mengerjakan tugasnya masing-masing Miner, 1988. Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen Universitas Sumatera Utara 37 yang dikembangkan oleh Kalbers dan Fogarty 1995 yang juga digunakan oleh Fanani et al. 2007 dimana kinerja ini diukur dengan skala interval lima poin yaitu sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, dan sangat setuju 5. Ghozali 2006:4-5 menyatakan bahwa skala interval merupakan skala pengukuran yang memberikan nilai rate terhadap preferensi yang tersedia. Preferensi yang dinyatakan dalam skor inilah yang nantinya menjadi input dalam aplikasi pengolahan data.

3.4.2. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan bentuk keloyalan seseorang untuk mengabdikan dirinya pada organisasi tempat ia bekerja. Komitmen organisasi menjelaskan mengapa auditor terikat secara psikologis pada KAP- nya Allen dan Meyer, 1990. Keterikatan inilah yang menyebabkan tingkat turnover mereka berkurang. Selain itu, seseorang dengan komitmen yang tinggi baik terhadap organisasi maupun pada pekerjaannya menunjukkan kinerja yang semakin baik daripada seseorang dengan komitmen yang rendah Arnia dan Fries, 1984. Variabel komitmen organisasi ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen 1984 dan yang telah direplikasi oleh Trisnaningsih 2003 dimana terdiri dari tujuh komitmen afektif dan lima komitmen kontinu. Item-item yang terdapat pada instrumen ini kemudian diukur dengan skala interval lima poin dengan nilai sama seperti variabel kinerja auditor di atas. Universitas Sumatera Utara 38

3.4.3. Konflik Peran Role Conflict

Konflik peran role conflict menyebabkan penurunan kinerja seseorang. Konflik peran terjadi ketika peran yang berbeda dan berbenturan diterima dan dikerjakan oleh seseorang secara bersamaan. Variabel konflik peran ini diukur dengan instrumen yang digunakan oleh Fanani et al. 2007 yang diadopsi dari Rizzo et al. 1970. Item-item pada instrumen inipun diukur dengan skala interval lima poin yaitu sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, netral 3, setuju 4, sangat setuju 5.

3.4.4. Ketidakjelasan Peran Role Ambiguity

Ketidakjelasan peran menggambarkan situasi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan kerjanya karena ia tidak mengetahui apa yang diharapkan darinya berkaitan dengan tugas-tugasnya. Ketika auditor tidak mengetahui dengan pasti otoritas yang dimilikinya dalam pengambilan keputusan, apa yang diharapkan untuk dicapai, dan bagaimana ia akan dinilai maka ketika membuat keputusan seringkali mengandalkan pendekatan trial and error Rizzo et al., 1970. Jika keadaan ini terus berlangsung maka bukan hanya akan mengganggu keseimbangannya dengan pekerjaan yang lain, tetapi juga secara keseluruhan dapat mengganggu kinerja organisasi. Ketidakjelasan peran diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al. 1970. Instrumen ini menggunakan Universitas Sumatera Utara 39 skala interval lima poin dengan nilai seperti pada variabel-variabel di atas. Untuk mempermudahnya definisi secara operasional variabel-variabel di atas disajikan di dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Definisi Indikator dan Nomor Item Skala Pengukuran Kinerja Auditor Y Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. Kinerja juga merupakan tolak ukur untuk menentukan baik buruknya suatu pekerjaan. 1. Kuantitas pekerjaan Interval 2. Partisipasi dalam usulan konstruktif 3. Kualitas pekerjaan 4. Meningkatkan prosedur audit 5. Penilaian kinerja diri sendiri 6. Penghargaan dari pihak lain 7. Mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan klien Komitmen Organisasi X1 Cara seseorang mengidentifikasikan keterlibatan dirinya dalam organisasi. Pengidentifikasian ini merefleksikan sikapnya untuk tetap sebagai anggota organisasi yang ditunjukkan melalui kerja kerasnya. 1. Perasaan ikut memiliki organisasinya Interval 2. Keterikatan secara emosional dengan organisasinya 3. Keberartian organisasi bagi dirinya 4. Perasaan menjadi bagian dari organisasi 5. Masalah organisasi adalah masalah dirinya Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Definisi Indikator dan Nomor Item Skala Pengukuran Komitmen Organisasi X1 Cara seseorang mengidentifikasikan keterlibatan dirinya dalam organisasi. Pengidentifikasian ini merefleksikan sikapnya untuk tetap sebagai anggota organisasi yang ditunjukkan melalui kerja kerasnya. 6. Merasa sulit untuk terikat dengan organisasi lain seperti organisasi sekarang Interval 7. Berusaha untuk menyukseskan organisasinya 8. Keberadaannya di organisasi merupakan komitmennya 9. Tetap bekerja di perusahaan karena loyalitas 10. Merasa tidak berkomitmen jika meninggalkan organisasinya 11. Merasa tidak profesional jika meninggalkan pekerjaan di organisasinya 12. Merasa tidak loyal jika meninggalkan organisasinya Konflik Peran X2 Gejala psikologis yang menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja ketika dua peran atau lebih yang berbeda dikerjakan secara bersamaan. 1. Keterlibatan dalam beberapa kelompok dengan pekerjaan yang berbeda Interval 2. Pelanggaran peraturan atau kebijakan Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Definisi Indikator dan Nomor Item Skala Pengukuran Konflik Peran X2 Gejala psikologis yang menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja ketika dua peran atau lebih yang berbeda dikerjakan secara bersamaan. 3. Menerima beberapa permintaan atas pekerjaan yang saling bertentangan Interval 4. Melakukan hal-hal yang tidak dapat diterima oleh orang lain 5. Melaksanakan hal- hal yang tidak dilakukan seperti biasanya 6. Kecukupan material dan sumber daya dalam penugasan 7. Dukungan SDM yang cukup dalam penugasan Ketidakjelasan Peran X3 Suatu keadaan yang menggambarkan informasi yang dimiliki tidak memadai, tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan lainnya, serta ketidakpastian atas sanksi perilaku yang dilakukan. 1. Rencana dan tujuan sangat jelas Interval 2. Mengetahui cara membagi waktu 3. Mengetahui tanggung jawabnya 4. Mengetahui apa yang diharapkan darinya 5. Mengetahui wewenangnya 6. Deskripsi jabatan sangat jelas Universitas Sumatera Utara 42 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi menurut Sugiyono 2008 : 115 adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dana kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang ada di Kota Medan. Peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah auditor yang terdapat di Kota Medan Berdasarkan direktori KAP yang dipublikasikan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI tahun 2014 terdapat delapan belas kantor akuntan publik termasuk pusat dan cabang di Kota Medan. Adapun daftar KAP yang terdapat di Kota Medan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Daftar Kantor Akuntan Publik di Kota Medan No. Nama KAP No. Izin KAP 1. Chatim, Atjeng, Sugeng Rekan 1271KM.12011 2. Dra. Meilina Pangaribuan, M.M. 864KM.12008 3. Drs. Biasa Sitepu KEP-239KM.171999 4. Drs. Darwin S. Meliala KEP-359KM.171999 5. Drs. Hadiawan KEP-954KM.171998 6. Drs. Katio Rekan KEP-259KM.171999 7. Drs. Selamat Sinuraya Rekan KEP-939KM.171998 8. Drs. Syahrun Batubara KEP-1029KM.171998 9. Drs. Syamsul Bahri, M.M., Ak. Rekan KEP-011KM.52005 10. Drs. Tarmizi Taher KEP-013KM.62002 11. Edward L. Tobing, Madillah Bohori 110KM.12010 12. Erwin, Zikri, Togar KEP-512KM.52004 13. Fachrudin Mahyuddin KEP-373KM.172000 14. Hendrawinata Eddy Siddharta 1220KM.12011 Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 3.2 Lanjutan No. Nama KAP No. Izin KAP 15. Johan Malonda Mustika Rekan 1007KM.12010 16. Liasta, Nirwan, Syafruddin Rekan 118KM.12012 17. Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma Rekan 1186KM.12009 18. Sabar Setia KEP-255KM.52005

3.5.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan dalam penelitian ini Sugiyono, 2008 : 116. Sampel pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik di Kota Medan dan memenuhi kriteria pemilihan sampel. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling berdasarkan pertimbangan judgement tertentu yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh KAP yang ada di Kota Medan sesuai dengan direktori Kantor Akuntan Publik yang dipublikasikan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI tahun 2014. 2. Auditor yang bekerja di KAP Kota Medan yang memiliki jabatan sebagai auditor junior, senior, supervisor, manajer, dan partner. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih mempunyai pengalaman kerja satu tahun karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan kerjanya serta kinerjanya dapat dinilai. Universitas Sumatera Utara 44 Peneliti tidak mengetahui jumlah keseluruhan auditor yang ada di Kota Medan secara pasti. Oleh karena itu, peneliti menargetkan jumlah auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak tujuh puluh lima orang.

3.6. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu yang diukur dalam skala numerik. Sementara, sumber datanya berasal dari data primer. Data sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN KELEBIHAN PERAN PADA KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Kelebihan Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

0 4 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 3 17

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang).

0 3 9

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN GAYA Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di kota Surakarta).

0 2 13

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan)

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Literatur 2.1.1. Kinerja Auditor - Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Meda

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan)

0 0 9

SKRIPSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan)

0 0 13

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, INDEPENDENSI, KOMITMEN ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) - Unika Repository

0 0 18