33
2.4.2. Interaksi antara Komitmen Organisasi dengan Konflik Peran Terhadap Kinerja Auditor
Komitmen organisasi
didefinisikan sebagai
bentuk identifikasi keterlibatan seseorang dalam suatu bagian organisasi Mowday, et al., 1992.
Komitmen organisasi dapat tumbuh ketika harapan kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Seseorang yang merasa jiwanya terikat dengan nilai-
nilai organisasi akan merasa senang bekerja sehingga kinerja meningkat. Ghorbanpour et al. 2014 menyatakan bahwa komitmen organisasi
berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul karena mekanisme
pengendalian birokrasi tidak sesuai dengan norma, etika, aturan, dan kemandirian profesional. Konflik peran dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman dalam bekerja sehingga berdampak negatif terhadap perilaku individu yang akhirnya menurunkan kinerja auditor secara keseluruhan.
Khoo dan Sim 1997 meneliti tentang konflik peran auditor di Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor di Korea mengalami konflik peran
yang signifikan sehingga dalam bekerja mereka cenderung berkompromi dengan motif ekonomi dan kurang memperhatikan etika profesional.
Akibatnya, kinerjanya terabaikan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut : H2 : Interaksi antara komitmen organisasi dengan konflik peran
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Universitas Sumatera Utara
34
2.4.3. Interaksi antara Komitmen Organisasi dengan Ketidakjelasan Peran Terhadap Auditor
Ketidakjelasan peran merupakan keadaan yang menjelaskan tidak diketahuinya gambaran peran secara jelas. Gibson et al. 1997
mendefinisikannya sebagai kurangnya pemahaman atas hak-hak, hak istimewa dan kewajiban yang dimiliki seseorang untuk melakukan
pekerjaannya. Komitmen organisasi diketahui sebagai bentuk loyalitas dan keterlibatan seseorang di dalam organisasinya. Semakin sering seseorang
terlibat dan loyal dalam suatu organisasi maka dapat diartikan semakin tinggi komitmennya terhadap organisasinya. Keterlibatan yang terus-menerus
terjadi di dalam suatu organisasi membuat seseorang akan semakin mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam tugas-tugasnya dan mengetahui
apa yang menjadi haknya. Penjelasan ini memberikan arti bahwa semakin tinggi tingkat komitmen seseorang terhadap organisasinya maka akan
semakin rendah ketidakjelasan peran yang dialaminya. Ketidakjelasan peran yang semakin tinggi akan memperburuk kinerja. Fanani et al. 2007
menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpotensi menurunkan motivasi dan kinerja secara keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Interaksi antara komitmen organisasi dengan ketidakjelasan peran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian