23 Berdasarkan  penjelasan  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  stres  peran
adalah  stres  yang  disebabkan  oleh  tuntutan  peran  yang  dilakoni  oleh seseorang ketika kemampuannya kurang  memadai untuk  memenuhi tuntutan
fungsi  peran  tersebut.    Ada  beberapa  jenis  stres  peran  yang  diketahui. Namun,  penelitian  ini  hanya  menggunakan  konflik  peran  dan  ketidakjelasan
peran sebagai variabel moderating.
2.1.4. Konflik Peran Role Conflict
Konflik  peran  adalah  suatu  situasi  yang  terjadi  karena  seseorang  tidak bekerja  sesuai  dengan  aturan,  norma,  dan  etika  profesional.    Konflik  dapat
menyebabkan dampak negatif terhadap perilaku individu yang akhirnya akan berujung  pada  penurunan  kinerja  auditor  secara  keseluruhan  Fanani  et  al.,
2007.    Konflik  peran  merupakan  gambaran  kondisi  karena  diterimanya  dua perintah  atau  lebih  yang  berbeda  secara  bersamaan  sehingga  terabaikannya
perintah yang lain sementara perintah yang satu dilaksanakan.  Konflik peran menimbulkan  harapan-harapan  yang  kemungkinan  sulit  untuk  dipenuhi
Robbins  dan  Judge,  2009.    Demikian  pula,  Patelli  2007  mengemukakan bahwa  konflik  peran  terjadi  saat  dua  atau  lebih  peran  dilakukan  secara
bersamaan  sehingga pelaksanaan atas  satu tekanan menghambat pelaksanaan tekanan  yang  lainnya.    Stres  yang  dialami  secara  terus-menerus  selain
merugikan  kinerja  auditor  juga  menyebabkan  timbulnya  reduced  personal accomplishment  yang  mengakibatkan  kepuasan  kerja  dan  keinginan  untuk
tetap bekerja di kantor akuntan  publik menjadi rendah.   Gibson et al. 2006 membagi konflik dalam beberapa bentuk antara lain :
Universitas Sumatera Utara
24 a.  Konflik Peran Pribadi Person-Role Conflict
Konflik  ini  terjadi  ketika  peran  yang  ada  bertentangan  dengan  peran dasar, sikap, dan kebutuhan individu yang memainkan peran tersebut.
b.  Konflik Intraperan Intrarole Conflict Konflik  ini  terjadi  ketika  individu  terkait  peran  memiliki  harapan  yang
berbeda dengan definisi peran yang sebenarnya ia lakoni sehingga ia sulit untuk memenuhi semua permintaan perannya.
c.  Konflik Antarperan Interrole Conflict Konflik  ini  terjadi  ketika  individu  mengerjakan  banyak  peran  yang
memiliki harapan yang saling bertentangan secara bersamaan. Teori  peran  menegaskan  bahwa  ketika  individu  tidak  memiliki
kekonsistenan  terhadap  perilaku-perilaku  yang  diharapkan  darinya  maka  ia akan  mengalami  stres  yang  berdampak  pada  efektivitas  organisasi  yang
menurun.    Rizzo  et  al.  1970  melihat  konflik  peran  sebagai  penyebab menurunnya kepuasan  individu dan  efektivitas  organisasi.   Role conflict  dan
role  ambiguity  merupakan  dua  ketegangan  psikologis  yang  memengaruhi baik kesehatan mental maupun fisik Jackson, 1983.
Umar Nimran 2004 menyebutkan ciri-ciri seseorang yang berada dalam konflik peran, yaitu :
a.  Mengerjakan hal-hal yang tidak perlu. b.  Terjepit  di  antara  dua  atau  lebih  kepentingan  yang  berbeda  atasan  dan
bawahan atau sejawat.
Universitas Sumatera Utara
25 c.  Mengerjakan sesuatu yang diterima oleh pihak yang satu tetapi tidak oleh
pihak yang lain. d.  Menerima perintah yang bertentangan.
e.  Mengerjakan  sesuatu  atau  berhadapan  dengan  keadaan  dimana  saluran komando dalam organisasi tidak terpenuhi.
Beberapa  definisi  mengenai  konflik  peran  di  atas  dapat  disimpulkan bahwa konflik peran role conflict adalah  suatu ketegangan  psikologis  yang
dihadapi oleh seseorang yang terjepit di antara situasi yang menempatkannya di  keadaan  yang  tidak  sesuai  antara  perintah  yang  diberikan  dengan  sikap,
komitmen,  dan  kebutuhan  dari  individu  yang  memainkan  peran  tersebut. Fanani  et  al.  2008  menyatakan  bahwa  konflik  peran  berpengaruh  negatif
dan  signifikan  terhadap  kinerja  auditor.    Konflik  peran  berdampak  buruk terhadap perilaku individu yang memicu dampak buruk lainnya yang hasilnya
adalah kinerja yang buruk.
2.1.5. Ketidakjelasan Peran Role Ambiguity