25 c.  Mengerjakan sesuatu yang diterima oleh pihak yang satu tetapi tidak oleh
pihak yang lain. d.  Menerima perintah yang bertentangan.
e.  Mengerjakan  sesuatu  atau  berhadapan  dengan  keadaan  dimana  saluran komando dalam organisasi tidak terpenuhi.
Beberapa  definisi  mengenai  konflik  peran  di  atas  dapat  disimpulkan bahwa konflik peran role conflict adalah  suatu ketegangan  psikologis  yang
dihadapi oleh seseorang yang terjepit di antara situasi yang menempatkannya di  keadaan  yang  tidak  sesuai  antara  perintah  yang  diberikan  dengan  sikap,
komitmen,  dan  kebutuhan  dari  individu  yang  memainkan  peran  tersebut. Fanani  et  al.  2008  menyatakan  bahwa  konflik  peran  berpengaruh  negatif
dan  signifikan  terhadap  kinerja  auditor.    Konflik  peran  berdampak  buruk terhadap perilaku individu yang memicu dampak buruk lainnya yang hasilnya
adalah kinerja yang buruk.
2.1.5. Ketidakjelasan Peran Role Ambiguity
Ketidakjelasan  peran  adalah  kurangnya  pemahaman  atas  hak-hak,  hak istimewa  dan kewajiban  yang dimiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan
Gibson  et  al.,  1997.    Zaenal  Fanani  et  al.  2007  menyatakan  bahwa  role ambiguity  terjadi  ketika  informasi  yang  dimiliki  tidak  cukup,  tidak  adanya
arah  dan  kebijakan  yang  jelas,  ketidakpastian  otoritas,  kewajiban  dan hubungan  dengan  yang  lainnya,  serta  adanya  ketidakpastian  sanksi  dan
ganjaran terhadap  perilaku yang  dilakukan.  Begitu  juga  Eko Sasono 2004
Universitas Sumatera Utara
26 menjelaskan  bahwa  ketidakjelasan  peran  terjadi  saat  pemahaman  tentang
harapan  peran  tidak  jelas  dan  individu  tidak  memiliki  kepastian  akan  apa yang  harus  dikerjakannya.    Hal  ini  dapat  terjadi  pada  semua  orang  tak
terkecuali auditor  sendiri.   Ketidakjelasan  peran  dapat  membuat orang-orang sulit  untuk  menyesuaikan  diri  dengan  organisasinya  karena  mereka  tidak
mengetahui  dengan  pasti  apa  yang  diharapkan  darinya.    Oleh  karena  itu, mereka mengharapkan penjelasan  sehingga  mereka  mengerti apa  yang  harus
dan tidak harus dikerjakan. Menurut  teori  peran,  ketidakjelasan  peran  yang  dialami  dalam  waktu
yang  lama  dapat  mengikis  kepercayaan  diri,  memupuk  ketidakpuasan  kerja, dan menghambat kinerja.  Penelitian Jackson 1983 menemukan bahwa  role
ambiguity berkorelasi negatif  dengan kesehatan  psikologis  dan kesejahteraan fisik.  Demikian pula, teori klasik menyatakan bahwa setiap kedudukan dalam
struktur  organisasi  formal  harus  memiliki  tugas  dan  tanggung  jawab  yang khusus  dan  jelas.    Seperti  Rizzo  et  al.  1970  menyatakan  bahwa  jika
seseorang tidak tahu dengan  pasti otoritas yang  sebenarnya yang dimilikinya untuk  mengambil  keputusan,  apa  yang  diharapkan  untuk  dicapai,  dan
bagaimana dia akan dinilai maka ia akan ragu untuk membuat keputusan dan harus  mengandalkan  pendekatan  trial  and  error  dalam  memenuhi  harapan-
harapan pemimpinnya.  Hal ini tentunya akan  menempatkannya pada  situasi yang  tidak  sesuai  dengan  harapan  dan  tuntutan  perannya  yang  sebenarnya
sehingga kinerja pun tidak optimal.
Universitas Sumatera Utara
27 Umar  Nimran  2004  menggambarkan  ciri-ciri  mereka  yang  berada
dalam ketidakjelasan peran sebagai berikut : a.  Tidak mengetahui dengan jelas apa tujuan peran yang dimainkannya.
b.  Tidak  jelas  kepada  siapa  ia  bertanggung  jawab  dan  siapa  yang  melapor kepadanya.
c.  Tidak cukup wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. d.  Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan darinya.
e.  Tidak  memahami  dengan  benar  peranan  pekerjaannya  dalam  rangka mencapai tujuan secara keseluruhan.
Maka,  dapat  disimpulkan  bahwa  ketidakjelasan  peran  role  ambiguity merupakan kurang memadainya informasi yang dimiliki oleh seseorang untuk
mengerti perannya secara utuh dan memahami kewajiban-kewajiban dan hak- haknya dalam organisasi  sehingga ia  tidak dapat  melakukan tugasnya  sesuai
dengan  tuntutan  peran  yang  dimilikinya.    Fanani  et  al.  2008  menemukan bahwa ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap ketidakjelasan peran.
Sementara,  Fried  1998  menyatakan  bahwa  ketidakjelasan  peran berpengaruh  pada  level  kinerja  yang  lebih  rendah.    Seperti  konflik  peran,
ketidakjelasan  peran  pun  berbahaya  bagi  kesehatan  psikologis  dan  fisik karena merupakan memicu stress.
2.2. Penelitian Terdahulu