BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Image  building  merupakan  halyang  menjadi  perhatian  penting  dalam  suatu instansi.  Sebab,  image  ataupun  citra  positif  dapat  menjadi  magnet  untuk  menarik
pelanggan  yang  berbanding  lurus  dengan  keuntungan  bagi  suatu  perusahaan. Terutama  karena  citra  perusahaan  sendiri  lebih  banyak  dinilai  oleh  para  pelanggan.
Sehingga  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  perusahaan  yang  bercitra  baik  adalah perusahaan  yang  mampu  memberikan  kepuasan  kepada  pelanggan  secara
berkelanjutan.  Konsistensi  dalam  membangun  citra  perusahaan  tentunya  akan  dapat memaksimalkan  keinginan  masyarakat  untuk  menjadi  bagian  dari  perusahaan
tersebut, yang akan baik untuk perkembangan perusahaan. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa  membangun  citra  perusahan  bukanlah  perkara  mudah,  image  building
menuntut  waktu,  biaya,  tenaga,  konsistensi  dan  komitmen  jangka  panjang  dalam prosesnya.  Oleh  karena  itu,  petugas  customer  service  officerbertanggung  jawab  dan
dituntut  untuk  berpartisipasi  secaraaktif  dalam  menunjang  peningkatan  citra perusahaannya.
Sebagai  salah  satu  dari  dua  terminal  resmi  terpadu  di  kota  Medan,  Terminal Amplas  memiliki  peranan  yang  sangat  penting  sebagai  penyambung  layanan
transportasi di kota Medan, baik antar kota maupun antar provinsi. Terlebih lagi sejak kepindahan  Bandara  utama  Medan  yang  dulunya  bertempat  di  Polonia  ke  Bandara
Internasional  Kualanamu,  yang  secara  lokasi  terletak  di  luar  wilayah  kota  Medan. Terminal  Amplas  yang  menjadi  gerbang  keluar  masuknya  transportasi  dari  arah
selatan semakin  berperan penting sebagai  penghubung pelanggan dan pengguna jasa bandara.
Namun  agaknya  citra  terminal  Medan  yang  semrawut  dan  kumuh  masih melekat  kuat  di  benak  masyarakat  Medan  yang  membuat  kecenderungan  lebih
Universitas Sumatera Utara
memilih  menunggu  angkutan  di  luar  area  terminal  semakin  tinggi.  Belum  lagi keluhan dari para wisatawan yang kerap tertuang dalam berbagai blog maupun bentuk
tulisan  lainnya  di  media  sosial  tentang  pamor  terminal  Amplas  yang  terkenal buruk.Oleh karenanya, para petugas customer service memiliki tanggung jawab yang
besar guna memulihkan citra Terminal Amplas. Terutama karena  image negatif yang memang telah menempel terhadap berbagai terminal yang terdapat di Sumatera Utara.
Sebenarnya, ada banyak aspek positif  yang dapat dijadikan nilai tambah bagi pembentukan  citra  terminal  Amplas.  Mulai  dari  lokasi  yang  strategis,  khususnya
sebagai  gerbang  utama  kota  Medan  dari  arah  selatan;  adanya  pintu  tol  Belmera Gerbang  Amplas;  tersedianya  fasilitas  fly  over  dan  berbagai  pembangunan  lainnya
yang  giat  dilakukan  seiring  dengan  pertumbuhan  Medan  sebagai  kota  metropolitan. Dari  semua  aspek  tersebut,  yang  paling  utama  dan  efektif  adalah  dengan
meningkatkan  kualitas  layanan  pelanggan  customer  service  itu  sendiri.  Khususnya pelayanan oleh para petugas Customer Service dalam memenuhi apa yang diinginkan
pelanggan  dan  kemampuan  mereka  dalam  mengelola  keluhan  pelanggan.  Perlu ditekankan  kembali  bahwa,  customer  service  tidak  hanya  tentang  paraCustomer
Service OfficerCSO tetapi juga  meliputi seluruh aspek layanan secara keseluruhan, termasuk fasilitas serta sarana dan prasarana yang tersedia.
Berbeda  dengan  Bandar  Udara,  customer  service  di  terminal  angkutan  darat jauh  lebih  kompleks  dalam  pengimplementasiannya.    Keragaman  individu  yang
berada  di  terminal  membuat  customer  service  officer  harus  lebih  peka  dalam mengelola  kemampuannya  dalam  berkomunikasi  dengan  para  pelanggan.  Tidak
seperti pelanggan bandara yang lebih terkelompok,  yaitu memiliki karakteristik yang nyaris  homogeny  dan  hanya  ada  perbedaan  yang  dapat  dikategorikan  menjadi
pelanggan  dan  pengguna  jasa  domestik  dan  mancanegara;  dinamika  pelanggan terminal angkutan darat jauh lebih kompleks dan bersifat heterogen. Mulai dari motif
dan frekuensi kunjungan ke terminal, usia dan tingkat pendidikan serta budaya sosial yang  beragam  menuntut  seorang  customer  service  officer  terminal    menguasai  seni
customer  service,  dikatakan  seni  dikarenakan  aplikasi  customer  service  sangat
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan  unsur  kreatifitas,  inisiatif  dan  kepandaian  atau  keterampilan  dalam berhubungan dengan orang lain, secara lebih mendalam.
Kemajemukan  masyarakat Indonesia  yang tersegmentasi kedalam kelompok- kelompok  yang  memiliki  perbedaan  sub-kebudayaan  antara  satu  dan  lainnya
memerlukan  suatu  pemahaman  yang  mendalam  oleh  praktisi  customer  service. Terlebih  lagi  Sumatera  Utara  merupakan  wilayah  dengan  keragaman  etnis  yang
cukup  lengkap.  Dan  Medan  yang  merupakan  ibukota  provinsi  ini  merupakan  kota ketiga terbesar di Indonesia yang menjaring banyak orang dari berbagai daerah untuk
singgah maupun menetap. Dengan berbagai karakteristik yang berbeda, maka berbeda pula  tingkat  harapan  para  pelanggan  akan  kualitas  pelayanan  pelanggan  customer
service  yang  mereka  inginkan.  Untuk  itu,  para  Customer  Service  Officer  harus dibekali  dengan  pemahaman  dan  keahlian  komunikasi  yang  baik  untuk  memenuhi
tuntutan pelanggan. Selain  itu,  berbagai  stereotype  tentang  terminal  angkutan  darat  juga  harus
segera  ditindaklanjuti.  Agar muncul kenyamanan  dan kepuasan  dari  para pelanggan, sehingga wacana pemerintah supaya menggunakan transportasi umum guna mengurai
kemacetan  dapat  sekaligus  terlaksana.  Disinilah  peran  dari  customer  service  officer CSO amat diperlukan. CSO bertanggung jawab dalam memberikan arahan agar para
pelanggan  dan  pengguna  jasa  terminal  dapat  terhindar  dari  tindak  kriminal  para oknum  yang  tidak  bertanggung  jawab,  seperti  preman  yang  terkadang  juga
merangkap  sebagai  calo  yang  mengganggu  kenyamanan  pelanggan.  Hal  ini merupakan  suatu  keadaan  yang  memang  identik  dengan  terminal  pada  umumnya  di
Indonesia.  Persepsi  bahwa  preman  dan  calo  asal  Sumatera  Utara  yang  lekat  dengan watak  keras  dan  kasar  cukup  menciutkan  keinginan  dan  niat  dari  para  calon
pelanggan untuk singgah ke terminal Amplas. Ditambah komentar para “backpacker blogger
” yang kerap mengaku mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan dihampir  setiap  kunjungan  mereka  ke  terminal  di  Sumatera  Utara  juga  pasti
berpengaruh  kepada  calon  pelanggan  dewasa  ini  yang  umumnya  akan  lebih  sering mencari  informasi  seputar  lokasi  tujuan  dengan  bantuan  perangkat  teknologi  masa
Universitas Sumatera Utara
kini.  Untuk itu, para petugas  customer service juga harus melayani  dan  memberikan arahan sebaik mungkin kepada para pelanggan agar citra negatif tersebut dapat pudar
dan menghilang secara konsisten. Hal  lain  yang  tidak  kalah  penting  adalah  Customer  Service  Officer  harus
menguasai  benar  trayek  ataupun  jurusan  dari  bus-bus  dan  angkutan  darat  lainnya, lengkap dengan rincian harganya. Sebab, sering kali para turis, khususnya wisatawan
“backpacker”  asing  memiliki  sensitivitas  yang  tinggi  terhadap  harga.  Perbedaan sebesar  5000  rupiah  pun  akan  masuk  ke  dalam  keranjang  hitungan  mereka.
Karenanya,  CSO  Terminal  Terpadu  Amplas  harus  mengetahui  segala  fasilitas  yang ada,  seperti  sarana  dan  prasarana  yang  ditawarkan  oleh  berbagai  armada  angkutan
dan lengkap dengan perbandingan harganya. Petugas  customer  service  juga  harus  mengerti  berbagai  psikologis  para
pelanggannya.  Sebagai  contoh,  masyarakat dari luar Sumatera Utara umumnya akan lebih  sering  bertanya  pada  customer  service officer  dan  pada  dasarnya  para  petugas
CSO  harus  mampu  menyesuaikan  volume  suara  menjadi  lebih  rendah  dari  situasi biasanya  saat  melayani  masyarakat  Sumatera  Utara.  Para  petugas  juga  sudah
seharusnya  menggunakan Bahasa Indonesia yang tepat  dan  sesuai dengan  pelanggan untuk menghindari kesalahpahaman. Meskipun disamping itu para petugas CSO juga
harus mengerti berbagai kata yang umum digunakan oleh masyarakat Medan. Karena, ada  banyak  sekali  kosakata  dalam  Bahasa  Indonesia  yang  kerap  bergeser  ataupun
berubah  makna  dalam  penggunaannya  di  wilayah  Sumatera  Utara.  Seperti penggunaan kata ‘pasar’ untuk menggambarkan jalan raya, ‘galon’ untuk pom bensin
ataupun  SPBU,  serta  ‘pajak’  untuk  pasar  dan  ‘semalam’  untuk  kemarin.  Untuk  itu
para  petugas  customer  service  harus  mampu  menempatkan  diri  secara  cerdas  dalam melayani para pelanggan dan pengguna jasa Terminal.
Pepatah  lama  yang  mengatakan  pelanggan  adalah  raja  memang  tidak  terlalu berlebihan.  Sebab,  pelanggan  jasa    adalah  publik  yang  melihat  dan  merasakan
langsung  pelayanan  jasa  yang  telah  diberikan  dan  terutama  karena  mereka  juga
Universitas Sumatera Utara
membayar  untuk  itu.  Lewat  pengalamannya,  pelanggan  dapat  mempersepsikan  dan membentuk citra dari Terminal Terpadu Amplas. Jika pengalaman yang didapat oleh
pelanggan  sesuai  dengan apa  yang  mereka harapkan,  maka dapat  dapat disimpulkan bahwa  mereka  puas  dengan  layanan  yang  telah  diberikan  dan  ini  akan  berbanding
lurus dengan persepsi yang mereka bentuk, dalam hal ini Terminal Terpadu Amplas. Saat  berinteraksi  dengan  pelanggan,  sangat  penting  bagi  para  petugas
customer  service  untuk  memberikan  first  impression  yang  baik,  melakukan  kontak mata  sebagai  bentuk  penyambutan  terhadap  pelanggan,  mendengarkan  berbagai
keluhan  dengan  seksama  untuk  kemudian  memberikan  penjelasan  maupun  solusi yang  tepat  serta  menjawab  berbagai  pertanyaan  dengan  singkat  dan  jelas.  Dengan
begitu,  pelanggan  akan  merasa  lebih  dihargai  sehingga  mereka  juga  akan  bersikap lebih  bersahabat.  First  impression  yang  baik  juga  akan  membuat  pelanggan
cenderung  menilai  positif  terhadap  pelayanan  yang  lainnya.  Disamping  itu  bantuan- bantuan  kecil  yang  tidak  dituntut  oleh  pelanggan,  seperti  memberikan  masukan-
masukan  dan  saran  sederhana  ataupun  membantu  membawakan  barang  bawaan mereka,  kerap  kali  melampaui  harapan  pelanggan,  sehingga  akan  menjadi  suatu
moment  yang  melekat  di  benak  pelanggan,  bahkan  mungkin  diceritakan  kepada keluarga maupun kenalan mereka. Hal ini tentu baik terhadap pembentukan citra dari
perusahaan. Tidak ada yang lebih baik daripada pengakuan dari pelanggan yang puas terhadap  layanan  jasa  suatu  perusahaan.  Terlebih  untuk  organisasi  yang  bergerak  di
sektor  jasa,  karena  penawaran  ataupun  produknya  tidak  nyata,  sehingga  kualitas pelayanannyalah yang harus dibuktikan.
Pelayanan  jasa  bersifat abstrak, maka kepuasan konsumen atas layanan yang diberikan  sangat  menentukan  kelangsungan  dari  bisnis  jasa.  Karena  dari  sinilah
kepercayaan  konsumen  terhadap  perusahaan  akan  tumbuh.  Ditambah  dengan kompetensi  yang  mumpuni  dan  komitmen  untuk  terus  memberikan  pelayanan  yang
terbaik,  maka  akan  tercipta  pelanggan  yang  loyal.  Pelanggan  yang  loyal  akan memberikan  dampak  positif  terhadap  citra.  Sebab,  pelanggan  yang  puas  dan  loyal
akan  membantu  perusahaan  dengan  ikut  mengabarkan  hal-hal  positif  ataupun
Universitas Sumatera Utara
mempromosikan  jasa  layanan  perusahaan  meskipun  tanpa  mereka  sadari.    Mereka adalah  aset  berharga  bagi  perusahaan  yang  dapat  menambah  pelanggan-pelanggan
baru  lainnya  sekaligus  membangun  image  positif  perusahaan.  Dimana,  semua keuntungan tersebut bermula dari pelayanan Customer Service yang baik.
Apabila  citra  Terminal  Terpadu  Amplas  dapat  dikelola  dengan  baik,  hal  ini juga  akan  berdampak  positif  bagi  kelangsungan  industri  di  wilayah  sekitar  Amplas.
Dan  pastinya  dapat  meningkatkan  nilai  investasi  yang  akan  menguntungkan  pihak pengelola  Terminal  Amplas  yaitu  Dinas  Perhubungan  Sumatera  Utara.  Pemasukan
akan  semakin  meningkat,  masyarakat  sekitar  semakin  berdaya  dan  kelangsungan terminal pun akan semakin panjang.
Selaku  salah  satu  terminal  yang  dikelola  oleh  pemerintah,  sudah  selayaknya pengelola  Terminal  Terpadu  Amplas  memberi  perhatian  terhadap  pelayanan
pelanggan  dengan  meningkatkannya  secara  maksimal.  Lokasi  yang  strategis,  sarana dan  prasarana  yang  kian  memadai  hendaknya  menjadi  nilai  tambah  dalam
pembentukan citra baru Terminal  Amplas  yang aman  dan  nyaman.  Adanya  fly over, jasa  tol  dan  kepindahan  Bandar  Udara  ke  Kualanamu  baiknya  menjadi  alas  an  dan
nilai  tambah  bagi  Terminal  ini  untuk  menjadi  titik  transit  bagi  para  pengguna  jasa transportasi angkutan darat.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pelayanan customer  service  terhadap  citra  Terminal  Terpadu  Amplas.  Dimana,  peneliti  ingin
mengetahui  bagaimana  pelayanan  customer  service  di  lokasi  tersebut  dan  seberapa besar pengaruhnya terhadap pembentukan citra Terminal Terpadu Amplas itu sendiri.
Sebab, Terminal Terpadu Amplas adalah salah satu dari dua terminal resmi yang ada di  Kota  Medan  dan  dikelola  oleh  pemerintah,  serta  terletak  di  lokasi  yang  sangat
strategis  yaitu  dalam  kawasan  Kecamatan  Medan  Amplas  yang  dikelilingi  oleh berbagai  fasilitas  yang  cukup  mendukung,  seperti  fly  over  dan  gerbang  tol.Tetapi,
permasalahan  yang  sama  masih  saja  terjadi.  Banyak  keluhan  yang  muncul  dari masyarakat  yang  kerap  menggunakan  jasa  dari  Terminal  Terpadu  Amplas.  Bahkan
Universitas Sumatera Utara
ketika  peneliti  melakukan  penelusuran  melalui  situs-situs  internet,  tak  sedikit bloggermaupun  pengguna  internet  lainnya  yang  membahas  tentang  kondisi
lingkungan  Amplas  yang  jauh  dari  harapan  mereka,  baik  dalam  segi  pelayanan  dan keamanan,  maupun  sarana  dan  prasarana  yang  tersedia  di  dalamnya.  Untuk  itu,
peneliti  berharap  agar  penelitian  ini  nantinya  dapat  menjadi  masukan  yang  berarti bagi para  pengelola Terminal Terpadu Amplas. Agar konsumen dapat lebih dihargai
dan  dipenuhi  segala  hak-haknya.  Sehingga  tidak  akan  ada  lagi  tanggapan  negatif masyarakat  terhadap  berbagai  instansi  yang  dikelola  oleh  pemerintah.  Yang
diharapkan  akan  memperlambat  maupun  mengurangi  swastanisasi  di  bidang  yang menyangkut hajat hidup orang banyak, khususnya transportasi.
1.2 Rumusan Masalah