180
MENGOPTIMALKAN PENATAAN HUTAN KOTA UNTUK KEMAJUAN BERHIAS DI KOTA MEDAN
Assyfa Putri Nadira BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara dengan jumlah
penduduk 1.909.700 jiwa dengan luas wilayah 26.500 ha. Dalam menuju kota
Medan yang Berhias Bersih, Hijau, Asri,
dan Sehat
maka dinas
pertamanan kota
Medan lebih
memfokuskan pada faktor-faktor ruang terbuka hijau atau taman kota, baik
yang berada di tengah-tengah kota, sepanjang
jalan, maupun
tempat pemakaman.
Tujuan pembangunan
pada dasarnya
adalah terwujudnya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun fakta yang kita lihat sekarang
ini memperlihatkan kondisi lingkungan yang buruk berupa rusaknya ekosistem
di
perkotaan. Cita-cita
untuk mensejahterakan
masyarakat dapat
terjadi apabila didukung kebijakan yang mumpuni dan memperhitungkan
manfaat keberadaan sumber daya alam. Upaya merevitalisasi ekosistem di
perkotaan dapat dilakukan dengan cara pengembangan Hutan Kota.
Masyarakat kota medan termasuk masyarakat
industri, kehidupan
perkotaan memacu untuk berkerja keras dan akibatnya kerja keras dalam
pembagunan menuntut waktu luang untuk
bersantai, berolaraga,
dan menikmati keindahan alam. Kebutuhan
masyarakat kota akan lingkungan bersih, indah, dan nyaman serta
terbebas dari polusi sangat mendesak.
Hutan kota dapat memberikan kenyamanan dan kenikmatan kepada
penduduk kota dan kenikmatan pada penduduk
kota jika
dapat mengembangkan
dan membangun
hutan kota yang bersetara dengan keanekaragaman jenis dan jumlah yang
banyak serta ditata dengan baik. Lingkungan didalam hutan kota lebih
nyaman banyak dibandingkan di luar hutan kota.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah
dalam penelitian
ini yaitu
bagaimana mengoptimalkan penataan hutan kota
untuk kemajuan berhias di Kota Medan
1.3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah dapat menguraikan fungsi-fungsi hutan kota
dan mengoptimalkan penataanya untuk kemajuan berhias di Kota Medan.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat dari penilitian ini adalah agar
penulis, pemerintah
dan
181 masyarakat
mengetahui pentingnya keberadaan hutan kota sebagai bagian
penting dari kehidupan mayarakat perkotaan. Selain itu manfaat penelitian
ini diharapkan untuk menjadi landasan dalam
pengoptimalan hutan
kota sebagai program berhias
1.5. Kajian Pustaka
1.5.1. Defenisi Hutan Kota
Hutan kota merupakan suatu kawasan dalam kota yang didominasi
oleh pepohonan
yang habitatnya
dibiarkan tumbuh
secara alami.
Pengertian alami disini bukan berarti hutan yang tumbuh menjadi hutan
besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur seperti taman. Lokasi
hutan kota umumnya di daerah pinggiran. Ini dimungkinkan karena
kebutuhan lokasi pemukiman atau perkantoran daerah tersebut tidak
terlalu besar. Hutan kota dibuat sebagai daerah
penyangga kebutuhan
air, lingkungan alami, serta pelindung flora
dan fauna di perkotaan.
Gambar 1. HutanTaman Kota Beringin Jl. Cik Ditiro
Menurut Fakuara, hutan kota adalah tumbuhan vegetasi berkayu
diwilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-
besarnya dalam kegunaan proteksi, rekreasi, dan astetika lingkungan. Hal
senada
juga diungkapkan
oleh Samoedin dan Subandiono mengenai
pengertian hutan kota yakni pepohonan yang berdiri sendiri atau berkelompok
atau
vegetasi berkayu
dikawasan perkotaan
yang pada
dasarnya memberikan dua manfaat pokok pada
masyarakat dan lingkungan, yaitu manfaat
konservasi dan
manfaat estetika. Sedangkan menurut Irwan
menggatakan bahwa hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan
asosiasinya yang tumbuh dilahan kota atau sekitar kota baik berbentuk jalur
menyebar
atau bergerombol
menumpuk dengan
strukur menirumenyerupai
hutan alam,
membentuk habitat
yang memungkinkan kehidupan bagi satwa
dan menimbulkan lingkungan yang sehat, nyaman, serta estetis.
1.5.2. Sejarah Hutan Kota
Sejarah hutan kota telah dimulai sekitar 15.000 tahun yang lalu ketika
manusia di timur tengah atau afrika utara memulai kebiasaan hidup mereka
secara menetap dengan melakukan kegiatan bercocok tanam disepanjang
sungai Tigris, Euphrates, Indus, dan Nil yang subur. Peradabaan manusia terus
berlanjut di sepanjag sungai Nil dan sungai
Euphrates dan
mencapi puncaknya pada 3.000 tahun Sebelum
Masehi pada
saat dimulainya
pembangunan pyramid dan monument- monument lainnya. Pot-pot gantungthe
hanging gardensdi kota Babylon dipercaya oleh para ahli sebagai awal
dari penggunaan tanamaan secara
182 terencanathe intentional use of urban
vegetation. Di Indonesia, ornament tanaman
pada candi Borobudur yang dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke-8
merupakan bentuk sejarah pemanfaatan tanaman. Hutan Kota sebenarnya telah
dimulai oleh nenek moyang kita pada saat itu. Mereka telah menanam
pepohonan di sekitar kita tempat tinggalnya untuk menopang kehidupan
mereka sehari-hari. Penanaman pohon secara lebih teratur dimulai oleh bangsa
belanda yang dimulai menjajah bangsa kita ketika memasuki negri ini pada
tahun 1602. Bekas-bekas dari kegiatan mereka
masih Nampak
sampai sekarang dengan masih terpeliharanya
pohon-pohon besr dipinggir jalan. Setelah merdeka, penanaman secara
berkelompok dilakukan pemerintah pada saat menjadi tuan rumah Games
of the New Emerging forces atau yang lebih dikenal dengan Ganefo pada
tahun 1936. Namun demikian, secara resmi,
pembangunan hutan
kota dicanangkan oleh pemerintah pada saat
menjadi tuan
rumah Kongres
Kehutanan sedunia yang ke-7 di Jakarta pada tahun 1978. Penanaman
pohon oleh peserta kongres di atas lahan 5 hektar dilingkungan gedung
Manggala Wanabakti menjadi patok sejarah dicanangkannya pembangunan
Hutan Kota. 1.6.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian
yang digunakan
yaitu dengan
mengumpulkan data sekunder dari data kepustakaan. Teknik analisis data
secara deskriptif yaitu menjelaskan objek
penelitian. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 di
Kota Medan.
BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Manfaat Hutan Kota