22 Perkotaan dengan menyediakan hutan
kota dan RTH adalah sebuah misi yang harus sesegera mungkin dilakukan.
Begitu juga dengan Otto Soemarwoto yang
menekankan pentingnya
ketersediaan ruang terbuka hijau untuk menjadi
penyangga kota
dalam meminimalisisr dampak lingkungan
yang bersifat buruk. Wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Jakarta sudah
mulai merintis kembali unuk mulai membuka ruang terbuka hijau seluas-
luas yang diinginkan. Untuk memenuhi RTH seluas 35 dari luas wilayah
administrasi,
dibutuhkan tingkat
komitmen yang tinggi dari pengambil kebijakan
pemerintahan tertinggi
karena untuk
membuka RTH
dibutuhkan lahan yang benar-benar bebas sengketa. Namun, jika melihat
kondisi kota sekarang, khususnya Medan, bukan hal yang mustahil jika
RTH
dapat terpenuhi
dengan memanfaatkan tanah publik milik
pemerintah dan tanah yang menjadi area publik seperti makan dan taman.
Namun, membuka RTH publik yang hanya melibatkan pemerintah secara
tunggal akan membuat usaha perbaikan lingkungan
kota berjalan
lambat, disamping usaha pemerintah yang ingin
kembali membuka RTH, usaha lain yang dibutuhkan adalah melibatkan
seluruh
elemen masyarakat
yang mendiami
kota untuk
turut menghijaukan
kota dengan
cara sederhana dan memanfaatkan teknologi
hijau sederhana tepat guna namun berdampak sistemik yang baik.salah
satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mensosialisasikan teknologi
vertikultur dan mengaplikasikannya.
b. Gagasan yang Diajukan
Keberadaan ruang terbuka hijau RTH, biopori, bank sampah, adalah
hal yang sangat familiar dan sudah menjadi masukan rutin bagi pemerintah
pusat dan daerah khususnya Medan, dan saat ini tengah diusahakan oleh
pemerintah
kota untuk
sesegera mungkin
mewujudkannya. Lantas,
bagaimana peran masyarakat? Apakah kesalahan lingkungan melulu kesalahan
pemerintah? Masyarakat
sebagai
pemberi dan penerima dampak sudah barang tentu memiliki tanggung jawab
moril yang besar dalam meminimalisir kerusakan kota yang terjadi utamanya
dalam hal pencemaran udara dan daratan
berupa sampah.
Lalu, bagaimana
masyarakat dapat
memaksimalkan fungsinya
sebagai warga
Negara yang
dapat meminimalisir
dampak lingkungan
yang buruk
akibat aktifitasnya?.
Teknologi apa yang dapat diterapkan secara masif dan horizontal agar dapat
menciptakan wajah kota dan wilayah yang bersih, hijau, asri, dan sehat?.
Teknologi vertikultur
adalah salah satu solusi cerdas yang dapat
dijadikan sebagai
sarana untuk
meminimalisisr dampak
buruk lingkungan
berupa polusi
udara. Sebagai teknologi sederhana yang tak
memerlukan banyak lahan dan dapat dilakukan di rumah dan dihalaman
kantor serta dinding bangunan.secara umum teknologi ini membutuhkan
23 berbagai media tanam yang terbilang
sangat sederhana, menggunakan pipa paralon
dan rak
yang disusun.
Penyambungan pipa paralon dan kreasi sambung-menyambung pipa paralon,
serta polybag yang menjadi media tanam adalah model tanam yang sudah
ada sejak beberapa waktu terakhir, namun masih saja membutuhkan biaya.
Berhubung teknologi membutuhkan inovasi yang hasil kreasinya harus
memiliki nilai lebih, secara logika, teknik vertikultur tidak mustahil dapat
menggunakan media barang-barang bekas seperti botol minuman, bekas
pipa paralon, bekas cangkir, bekas sepatu boot, bekas tempat nasi dan
barang-barang
lain yang
dapat menampung tanah kemudian dihias dan
dirangkai di
dinding untuk
memaksimalkan fungsi dinding secara ekologis dan tidak memakan lahan
yang seharusnya lahan dapat dijadikan media tumbuh tanaman besar untuk
menyerap air kala hujan. Teknologi vertikultur
sederhana dengan
memanfaatkan sampah dan barang bekas ini tidak hanya menciptakan
pembaharuan inovasi, namun juga akan membuat wajah kota lebih bersih
karena sampah dan barang bekas tidak menumpuk dan terbuang menjadi
onggokan sampah, kemudian kota lebih hijau karena jika banyak permukiman
memanfaatkan teknologi sederhana ini akan
membuat nuansa
hijau permukiman akan menghiasi kota, lalu
pemandangan yang lebih asri pun akan lebih terlihat, dan yang lebih penting
adalah nilai kesehatan yang didapat karena tumbuhan yang ditanam akan
mengabsorbsi polusi udara secara ekologis,
dan secara
biologis, tumbuhan berupa sayur yang dimakan
akan memberikan dampak kesehatan bagi
masyarakat yang
membudidayakannya menggunakan
sampah dan barang bekas. Untuk lebih lengkap, sajian beserta cara kreasi dan
aplikasi teknologi veltikultur akan dipaparkan secara luas dengan contoh
gambar
aplikasi pada
bagian pembahasan dan aplikasi manfaat.
BAB II. KAJIAN TEORI 1.
Masalah Lingkungan Kota 1.1.
Pengertian Kota
Prof. Bintarto 1990 menyatakan bahwa kota merupakan sistem jaringan
kehidupan manusia dengan kepadatan tinggi, struktur sosial ekonomi yang
heterogen,
dan memiliki
corak kehidupan yang materialistik. Kota
merupakan perwujudan
aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan sosial,
ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan,
serta penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat.
Gambar 1: Wujud Kota