Analisis Aplikasi Gagasan Vertikultur

39 sepertinya sukar ditemukan atau ketersediaannya tidak terlalu banyak.

2. Analisis

Matematik Manfaat Vertikultur Medan memiliki 647.327 unit rumah Progja Kota Medan Bidang Fisik dan Tata Ruang Tahun 2011. Tiap 1 m 2 bisa ditempati oleh 8 botol bekas minuman. Jika tiap rumah dipakai 5 m 2 , maka 5x8=40 botol. Kalau di Medan ada 300.000 rumah yang menerapkan vertikultur dengan asumsi 5 m 2 rumah, maka 40x300.000=12.000.000 botol. Sangat positif aplikatif. Jika satu botol ditanami bayamkangkung atau sawi atau tumbuhan lain sebanyak 6 batang, tiap batang menghasilkan 6 lembar daun. Maka tiap botol menghasilkan 36 lembar daun. Jumlah 12.000.000 botol yang digunakan sebagai vertikultur, akan menghasilkan 36 x 12.000.000 = 432.000.000 lembar daun. Hasil estimasi ilmiah menunjukkan bahwa dalam sejam satu lembar daun memperoduksi oksigen sebanyak 5 mljam Andrew Skipor, Ph.D, 2011. Berarti oksigen yang tiap hari dihasilkan adalah 432.000.000x5ml = 2.160.000.000 mljam atau 51.840.000.000 mlhari atau 51.840.000 LiterHari. Kebutuhan oksigen untuk satu orang bernapas adalah 53 liter per jam atau 1272 literhari. Maka, jika vertikultur 300.000 rumah diterapkan, maka akan menghasilkan oksigen 51.840.000 literhari yang artinya mampu memasok kebutuhan oksigen untuk 40.755 oranghari 1,4 jumlah populasi kota Medan.

3. Aplikasi Gagasan Vertikultur

dengan Sampah dan Barang Bekas untuk Medan lebih Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat Sampah botol bekas air mineral dan minuman soda jika dibiarkan akan menjadi sampah yang mengotori kota Medan Mengurangi sampah Lingkungan BERSIH HIJAU dan lingkungan menjadi ASRI Membersihkan polusi udara dan SEHAT dikonsumsi Pemanfaatan Ban Mobil Bekas sebagai media Vertikultur untuk mengurangi material sampah barang bekas dan 40 menjadikan barang bekas lebih berdaya guna lingkungan. Jika memiliki sepatu boot yang sudah tidak terpakai, maka menjadikannya sebagai media tanam vertikultur adalah hal yang sangat tepat guna membuat pemanfaatan barang bekas lebih berdaya ekologis. Medan era ini mengemukakan inovasi untuk “BERHIAS” atau Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat. Gagasan sederhana ini adalah sebuah inovasi teknologi sederhana yang akan mampu mengakomodir 4 kepentingan tersebut, yakni bersih, hijau, asri, dan sehat. a. Bersih Sampah anorganik seperti barang bekas dan bekas botol-botol minuman, karet ban, dan peralatan lainnya yang jika sudah tak terpakai dan dibuang di tempat pembuangan atau dibuang ke sungai dan di saluran drainase akan mengakibatkan lingkungan kota Medan kian lama kian kotor dan tidak hanya kotor tetapi juga dapat menimbulkan efek samping segatif berupa wadah penyakit dan penyebab banjir. Dengan memanfaatkan sampah organik dan sisa barang bekas, maka volume sampah perkotaan dapat diminimalisir dan akan turut membantu membuat nuansa kota lebih bersih. Apalagi produksi rata-rata sampah perkotaan sekitar 0,5-0,8 kgorang Kambuaya, 2012 b. Hijau Masalah hijau, adalah sebuah hal yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Jika teknologi vertikultur ini dilakukan masyarakat Medan secara terstruktur, sistematis, dan massif, maka nuansa hijau akan ditemui di setiap sudut kota dan di setiap sudut permukiman warga masyarakat. c. Asri Asri adalah efek samping positif darilingkungan yang terjaga dan terpelihara. Jika setiap sudut kota dan setiap sudut permukiman dipenuhi dengan nuansa hijau dari pembudidayaan tanaman sayuran dan bunga dengan menggunakan smpah dan barang bekas, maka keasrian lingkungan permukiman dan kota kan tetap terpelihara. d. Sehat Vertikultur yang dilakukan akan memberikan dampak kesehatan karena: pertama sampah yang dimanfaatkan tidak akan menjadi wabah penyakit karena sudah digunakan kembali untuk hal positif, kediua tanaman yang ditanam memiliki kemampuan absorbs emisi gas dan 41 memiliki kemampuan sebagai pereduksi gas karbon diudara, dan ketiga jika verttikultur membudidayakan sayur seperti kangkung darat, bayam, sawi, daunsop, dan tumbuhan sayur lain, maka akan memberikan asupan nutrisi vitamin dan mineral jika dikonsumsi oleh pmbudidaya. Sebagian besar rumah-rumah di kota Medan, apakah itu di Kecamatan Medan yang ada di pusat kota maupun di wilayah pinggiran kota memiliki struktur rumah dengan dinding-dinding penyekat atau pagar-pagar yang dibiarkan sebagai beton kosong. Di berbagai jalan, seperti Jalan Gatot Subroto, JL. Letjen Suprapto, di Medan Tembung dan keseluruhan biasanya rumah yang ada seperti di bawah ini. Jika dinding-dinding rumah dan perumahan serta pertokoan dobiarkan kosong hanya di cat, ia hanya akan memberikan nilai estetika kosong tanpa efek samping ekologis yang baik. Namun jika dinding-dinding dan pagar itu diberikan tanaman dengan teknologi vertikultur, maka dinding akan lebih memiliki efek lingkungan yang positif. Jika rumah-rumah dan kompleks perumahan sertapermukiman di Medan, apaah itu di Medan Maimun, Medan Selayang, Martubung, Gatot Subroto, Amplas, Kampung Lalang, Helvetia, dan seluruh wilayah Medan menerapkan hal ini, maka vertikultur akan memberikan berkah bagi lingkungan hidup di Medan. Jadi, secara keseluruhan Vertikultur dengan memanfaatkan sampah dan barang bekas dapat membuat kota Medan secara perlahan akan lebih berhian bersih, hijau, asri, dan sehat. Komitmen yang kuat dan sosialisasi yang terstruktur, sistematis, dan massif sangat dibutuhkan untuk melancarkan aplikasi gagasan ini. Terakhir, bagi orang-orang beriman, ini bukan hanya merupakan sebuah kegiatan yang mempererat hubungannya dengan alam, namun mempererat hubungannya dengan Sang Pencipta alam, orang-orang yang menjaga lingkungan dan menanam pohon-pohon akan bendapatkan nilai lebih di sisi Allah SWT, sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Tidaklah seorang pun menanam pohon tanaman, kecuali Allah tulis baginya pahala ganjaran sesuai dengan buah manfaat yang dihasilkan oleh tanaman itu. HR. Ahmad.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan

Dari seluruh paparan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa: 42 a. Kondisi permukiman Kota Medan sangat padat dan mengakibatkan penyusutan lahan hijau, akibat pembanguna permukiman dan segala kebutuhan yang ada sisa ruang terbuka hijau hanya sampai 7,5. Sementara masalah lain seperti sampah dan barang masih banyak yang tidak termanfaatkan dengan baik sehingga fungsi lingkungan terganggu. Disamping itu, akibat lain dari ledakan penduduk yang berdampak linier terhadap kebutuhan, Medan berkembang sebagai kota metropolitan dengan segala jenis transportasi bermotor dan kegiatan industri yang ada akhirnya mengakibatkan kota Medan menjadi terpolusi udaranya, sampai berita diturunkan Medan menjadi kota terpolusi di Asia Tenggara bahkan Asia dan dunia berdasarkan Air Quality Index AQI Medan yang berada di angka 110 menempatkan Medan di peringkat 4 kota paling tercemar di dunia setelah Ludhiana India, Lanzhou China, dan Mecixali Mexico dan paling tercemar di Asia Tenggara. Hal ini membutuhkan solusi dan inovasi teknologi agar dapat meminimalisir dampak buruk lingkungan dan mengembalikan wajah Medan yang bersih, hijau, asri, dan sehat. b. Teknologi vertikultur memanfaatkan sampah dan barang bekas adalah sebuah inovasi teknologi yang mampu mengakomodir kepentingan kota Medan agar dapat kembali bersih, hijau, asri, dan sehar. Sampah anorganik seperti barang bekas dan bekas botol-botol minuman, karet ban, dan peralatan lainnya yang jika sudah tak terpakai dan dibuang di tempat pembuangan atau dibuang ke sungai dan di saluran drainase akan mengakibatkan lingkungan kota Medan kian lama kian kotor dan tidak hanya kotor tetapi juga dapat menimbulkan efek samping segatif berupa wadah penyakit dan penyebab banjir. Dengan memanfaatkan sampah organik dan sisa barang bekas, maka volume sampah perkotaan dapat diminimalisir dan akan turut membantu membuat nuansa kota lebih bersih. Masalah hijau, adalah sebuah hal yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Jika teknologi vertikultur ini dilakukan masyarakat Medan secara terstruktur, sistematis, dan massif, maka nuansa hijau akan ditemui di setiap sudut kota dan di setiap sudut permukiman warga masyarakat. Asri adalah efek samping positif darilingkungan yang terjaga dan terpelihara. Jika setiap sudut kota dan setiap sudut permukiman dipenuhi dengan nuansa hijau dari pembudidayaan tanaman sayuran dan bunga dengan menggunakan smpah dan barang bekas, maka keasrian lingkungan permukiman dan kota kan tetap terpelihara. Vertikultur yang dilakukan akan memberikan dampak kesehatan karena: pertama sampah 43 yang dimanfaatkan tidak akan menjadi wabah penyakit karena sudah digunakan kembali untuk hal positif, kediua tanaman yang ditanam memiliki kemampuan absorbs emisi gas dan memiliki kemampuan sebagai pereduksi gas karbon diudara, dan ketiga jika verttikultur membudidayakan sayur seperti kangkung darat, bayam, sawi, daunsop, dan tumbuhan sayur lain, maka akan memberikan asupan nutrisi vitamin dan mineral jika dikonsumsi oleh pembudidaya.

2. Rekomendasi Adapun saran atau rekomendasi yang