174
Kelas : Hexapoda
Ordo
: Coleopatra
Famili : Lampyridae
Keragaman spesies
kunang- kunang sangat banyak, diperkirakan
terdapat 2000 spesies kunang-kunang tersebar di dunia ini. Keberagaman
dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia.
Kebanyakan
spesies ini
yang ditemukan
di rawa atau hutan yang basah
di mana
tersedia banyak
persediaan makanan untuk larvanya. Jumlah terbesar dan paling tinggi
keragamannya ditemukan di Asia Tropical dan Amerika Utara dan
Tengah dan sekitar 170 spesies ditemukan
di Amerika
Serikat. Penelitian yang dilakukan di Brazil,
ditemukan sebanyak
26 spesies
kunang-kunang. Spesies-spesies itu teradaptasi di daerah hutan tropis
mesofil, berpayau, dan areal terbuka. Di Malaysia, ada empat kelompok
besar
dari kunang-kunang
yang ditemukan di negara tersebut. Di
Indonesia, tepatnya di Sungai Kecil, Kepulauan Riau ditemukan dua jenis
kunang-kunang. Salah satu dari spesies tersebut termasuk Genus Pteroptyx
sedangkan
yang lainnya
belum teridentifikasi.
Kunang-kunang dewasa, secara umum ditemui pada habitat yang sama
dengan larva. Kebanyakan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah
dengan kelembaban tinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah,
parit, dan padang rumput. Meskipun demikian, beberapa spesies ditemukan
di daerah yang sangat gersang dan kering. Di daerah gersang ini, kunang-
kunang dewasa dan larva dapat dengan mudah ditemukan setelah hujan.
Kunang-kunang memakan serbuk sari dan nektar. Sementara itu, larva
kunang-kunang bersifat
karnivora. Mereka memakan siput, cacing, dan
serangga lainnya. Kebanyakan larva kunang-kunang ditemukan di kayu-
kayu yang telah membusuk atau di daerah lembab di tepi sungai dan kolam
pada malam hari. Kunang-kunang menghasilkan cahaya dengan beberapa
alasan, diantaranya: untuk mencari pasangannyakawin,
sebagai tanda
untuk memperingatkan adanya bahaya pada kunang-kunang lainnya–juga pada
dirinya sendiri. F.
Metodologi Penelitian a.
Waktu Penelitian : bulan Oktober 2014
b. Populasi dan sampel: kunang-
kunang yang berada di taman- taman di Kota Medan
c. Teknik Pengumpulan dan
Analisa Data : observasi di taman-taman di kota medan dan
studi kepustakaan. Analisisnya deskriptif dilakukan untuk
menguraikan data-data observasi dan studi pustaka.
BAB II. PEMBAHASAN A.
Populasi Kunang-kunang
Kunang-kunang mempunyai
peranan penting dalam mata rantai ekosistem lahan basah. Seperti orang
utan dan salmon, kunang-kunang
175 mengelami penurunan populasinya di
seluruh dunia.
Degradrasi dan
fagmentrasi pada
habitatnya oleh
manusia sebagai faktor penyebabnya. Saat ini, populasinya semakin menurun
seiringnya dengan
meningkatnya aktivitas manusia dalam penggunaan
ruang terbuka hijau menjadi bangunan- bangunan fisik.
Polusi cahaya dan pembangunan yang menjadi faktor utama hilang
menurunya kunang-kunang di seluruh dunia.
Polusi cahaya
dapat mengganggu pola kilat kunang-kunang
yang digunakan untuk berkomunikasi sesama serangga tersebut. Cahaya
lampu dari perumahan, mobil, toko, dan lampu jalanan, semuanya dapat
membuat kunang-kunang sulit untuk mengindentifikasi
sinyal yang
diberikan oleh kunang-kunang lainnya. Hilangnya habitat dan peningkatan
cahaya di malam hari sebagai hari merupakan
beberapa faktor
yang membuat populasi serangga ini
semakin menurun. Selain itu, semakin banyaknya
gedung-gedung perkantoran
yang dibangun oleh manusia di pinggiran
sungai yang
merupakan habitat
kunang-kunang, pembukaan
lahan untuk berkebun, bercocok tanam serta
pertambangan bahkan
mungkin pemukiman dan perkotaan yang saat ini
sudah banyak
dilakukan oleh
masyarakat. Pembukaan lahan-lahan baru, hutan sebagai habitat asli kunang-
kunang tidak berfungsi lagi sebagai tempat tinggal kunang-kunang.
Kunang-kunang yang
sudah mulai kehilangan tempat tinggal dan
sumber makanannya ditambah dengan dampak pemanasan global global
warming. Kunang-kunang hidup di daerah lembab dan sejuk menjadi panas
sehingga
mempercepat punahnya
kunang-kunang. Lapangan terbuka dan hutan-hutan
beralih fungsi
oleh penduduk
perkotaanpedesaan berakibat pada kunang-kunang. Polusi
dan penggunaan pestisida berlebihan dapat menghancurkan habitat alam
kunang-kunang dan sumber mangsa alami kunang-kunang. Meningkatnya
jumlah penduduk diyakini sebagai faktor yang dapat mengganggu habitat
kunang-kunang.
B. Taman sebagai Habitat Baru
bagi Kunang-kunang Berkurangnya
ruang terbuka
hijau yang berfungsi sebagai habitat kunang-kunang, dan adanya potensi
bagi masyarakat yang peduli terhadap keberadaan kunang-kunang dengan
mengubah taman kota menjadi habitat baru. Taman dalam pengertian terbatas
merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai
keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi
pemilik atau
penggunanya. Berdasarkan skala bentuknya, taman
dapat disebut garden, landscape, atau park.
Gambar 2. Taman
176 Taman kota agar diubah menjadi
habitat baru bagi kunang-kunang. Penghijauan secara optimal pada taman
kota selain menjadi penyaring polusi udara, suara, dan dapat menjadi habitat
organisme, bagi burung dan termasuk kunang-kunang
yang menjadi
pencahayaan secara alami pada malam hari.
Langkah-langkah yang
dapat dilakukan agar taman kota di Kota
Medan bisa diubah menjadi habitat baru yang sesuai dengan habitat aslinya
dan nyaman bagi kunang-kunang, seperti:
1.
Kunang-kunang menggunakan
kelap-kelip mereka
untuk berkomunikasi sesama mereka, dan
karena polusi cahaya, mereka jadi tidak dapat membedakan sinyal
antar
sesama mereka,
ataupun cahaya dari lampu-lampu jalanan
atau perumahan. Mematikan lampu- lampu penerangan di taman pada
malam
hari, dan
membiarkan kunang-kunang
menghidupkan cahaya sendiri. Dengan begitu,
kunang-kunang dapat
kembali berkomunikasi sesama mereka, dan
pemerintah juga dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk
membayar energi penerangan
2. Beberapa spesies larva kunang-
kunang tumbuh dalam log busuk dan sampah yang menumpuk di
bawah
kanopi hutan.
Untuk mendorong
pertumbuhan pengembangbiakannya,
dapat melakukan
demham menanam
pohon lebih banyak dan beragam, dan meninggalkan beberapa sampah
alam di
sekitarnya, untuk
memberikan tempat bagi larva kunang-kunang untuk tumbuh dan
berkembang.
3. Sebagian besar spesies kunang-
kunang memiliki kesamaan yang sama, yaitu: berkembang di sekitar
genangan air dan daerah berawa. Membangun kolam kecilparit di
taman untuk habitat bagi para kunang-kunang.
4. Menghindari penggunaan pestisida,
sehingga meningkatkan populasi kunang-kunang
5. Menggunakan pupuk alami dapat
membuat taman
kota menjadi
tempat yang lebih sehat untuk kunang-kunang.
6. Membuat sebuah tempat khusus
untuk rumput-rumput agar tumbuh tinggi sehingga dapat meningkatkan
populasi kunang-kunang di taman kota.
7. Menanam pohon pinus karena cepat
tumbuh dan menyediakan habitat asli bagi yang baik bagi banyak
spesies kunang-kunang. Menurut Terry
Lynch, yang
telah mempelajari kunang-kunang selama
bertahun-tahun, merekomendasikan pohon
pinus, karena
mereka memberikan
keteduhan dan
membiarkan sampah alami pohon pinus
menumpuk, dapat
menyediakan habitat yang baik bagi larva kunang-kunang.
177
C. Keunggulan
dan Kelemahan
adanya Habitat Kunang-kunang
Keunggulan yang didapat apabila taman-taman diubah menjadi habitat
baru bagi kunang-kunang adalah: 1.
Apabila saat malam tiba, lampu penerangan di taman dimatikan,
agar cahaya kunang-kunang bisa terlihat. Dengan begitu, pemerintah
dapat menghemat energi untuk taman-taman kota pada saat malam
hari di Kota Medan.
2. Taman dapat dijadikan sebagai
objek wisata pada malam hari. Maka, setiap pengunjung yang ingin
memasuki taman akan dipungut biaya khusus malam hari, dengan
begitu pendapatan daerah dapat meningkat.
3. Kunang-kunang
mendapatkan habitat baru untuk mereka tumbuh,
dan berkembang biak. 4.
Menjadi taman edukasi bagi anak anak-anak untuk lebih mengenal
kunang-kunang.
5. Menambah
popularitas daerah
sebagai salah satu cagar alam buatan bagi kunang-kunang.
Kelemahan yang mungkin terjadi apabila taman diubah menjadi habitat
baru bagi kunang-kunang: 1.
Dana yang
dikeluarkan untuk
membangun taman sebagai habitat baru bagi kunang-kunang sangat
besar
2. Lingkungan
sekitar taman
berkemungkinan besar
menjadi kotor, karena kotoran dari kunang
kunang itu sendiri.
D. Mengembangbiakan
Kunang- Kunang Untuk Memperindah
Taman-Taman Di Kota Medan Habitat kunang-kunang yang
mulai tergusur habis oleh gedung- gedung perkantoran, pembukaan lahan,
dan lain-lainnya, sehingga adanya potensi bagi masyarakat yang peduli
pada kunang-kunang, agar mengubah taman-taman kota menjadi habitat baru
bagi
kunang-kunang dan
dikembangkan. Berkurangnya hutan-hutan di
sekitar Sumatera Utara dan hutan kota di Kota Medan membuat Pemerintah
Kota Medan harus melakukan upaya agar ruang terbuka hijau tetap ada.
Berbagai
cara untuk
tetap mempertahankan ruang terbuka hijau,
dengan membuat taman kota untuk mengembangbiakan
kunang-kunang. Taman kota dibuat oleh pemerintah dan
dikelola secara
profesional dan
sukarelawan sehingga
perkembangbiakan kunang-kunang
tetap terjaga sepanjang masa. Membuat
habitat kunang-
kunang dengan seperti persyartan tumbuh dan berkembangnya sehingga
kunang-kunang dapat
berkembang dengan baik. Banyaknya kunang-
kunang di taman-taman di Kota Medan pada
malam hari
akan dapat
memperindah suasana
malam perkotaan. Selain itu juga mengurangi
pencahayaan lampu-lampu di taman- taman. Masyarakat dapat menikmati
bersama keluarga seperti kehidupan di hutan atau dipedesaan pada masa lalu.
178 Kenyamanan dan keasrian pada
siang hari
dengan keberadaan
tumbuhanbunga-bunga yang tertata rapi dan indah akan sama indahnya jika
pada malam hari karena kehadiran kunang-kunang
yang menjadi
pembeda. Pengembangbiakan kunang- kunang dapat dijadikan identitas bagi
Kota Medan sebagai kota dengan cahaya alaminya.
BAB III. PENUTUP A.