33
Gambar 7: Media dan wadah tanam teknologi Vertikultur
3.3. Manfaat
Tanaman Pada
Teknologi Vertikultur
Jenis tanaman
yang dapat
ditanam dengan teknologi vertikultur sangat banyak, misalnya tanaman buah
dan sayur semusim kangkung, bayam, sawi, selada, kubis, wortel, tomat,
terong, cabai dan lain-lainnya, juga bunga seperti anggrek, bougenville,
mawar, melati, azelea dan kembang sepatu yang diatur tingginya dengan
pemangkasan Damastuti, 1996. Jenis- jenis tanaman tersebut yang pasti selain
memiliki nilai gizi untuk dikonsumsi untuk beberapa jenis sayur, berfungsi
juga sebagai penghias untuk beberapa jenis tanaman bunga, juga memiliki
fungsi ekologis sebagai pengabsorbsi penyerap dan pereduksi polusi udara
di wilayah kota.
Menurut Cahyono 2005 pada siang hari tumbuhan menghasilkan
Oksigen O
2
dan menghirup
Karbondioksida CO
2
, sedangkan pada malam hari sebaliknya, tumbuhan
menghasilkan Karbondioksida CO
2
dan menghirup Oksigen O
2
. Gas-gas di udara akan didifusikan ke dalam
daun melalui stomata mulut daun pada
proses fotosintesis
atau terdeposisi oleh air hujan kemudian
didifusikan oleh akar tanaman. Gas pencemar yang masuk ke jaringan daun
melalui lubang stomata yang berada pada epidermis atas. Masing-masing
stomata dapat membuka jika tekanan air internal berubah, yang merupakan
lubang keluar masuk polutan walaupun secara umum terdapat kutin pada
jaringan epidermis atas, gas pencemar dapat masuk ke jaringan daun melalui
sedikit stomata.
Berikut adalah daftar contoh jenis beberapa
tanaman dengan
kemampuannya menyerap
dan mereduksi polusi udara berupa gas
karbon.
No Jenis Tanaman
Rata-rata Pengurangan CO
ppm 1
Anak Nakal Durante erecta 0,484
67,22 2
Azalea Rhododendron
indicum 0,388
53,89 3
Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis
0,236 32,78
4 Bayam
Merah Aerva
sanguinolenta 0,490
68,06
3.4. Pemanfaatan Sampah Barang
Bekas Sampah tidak selamanya tidak
berguna. Sampah juga bisa menjadi sahabat. Tentu, dengan kreativitas, kita
bisa mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai seni, bahkan
bernilai jual. Di berbagai daerah kita sering mendengar seseorang yang
memanfaatkan sampah kayu menjadi patung, meja, atau perabot yang antik
dan unik. Atau, pelepah pohon pisang kering yang diubah menjadi barang-
barang kerajinan yang cantik. Dalam teknologi vertukultur, sampah dan
barang bekas seperti botol plastik, baskom, dan barang lainnya dapat
34 dijadikan media tanam dalam teknologi
vertikultur.
Gambar 8: Pemanfaatan Sampah Barang Bekas menjadi Media teknologi Vertikultur
BAB III METODE PENULISAN 1. Tekhnik Pengumpulan Data dan
Informasi
Tehknik pengumpulan
data dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah menggunakan tekhnik studi dokumenter. Data yang digunakan
sebagai
penunjang referensi
kepustakaan dan
berbagai teori
pendukung didapatkan dari berbagai sumber pustaka yang terdiri dari buku,
majalah, media elektronik, dan jurnal ilmiah. Untuk data berupa kondisi
lapangan dan kondisi wilayah Medan sendiri terkait dengan relevansi aplikasi
teknologi veltikultur diperoleh dari studi dokumentasi dan pengamatan
lapangan. 2. Tekhnik Analisis Data
Pengolahan data-data
yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini
adalah menggunakan tekhnik deskriptif analitik model korelasi. Data yang telah
didapatkan
dari berbagai
sumber rujukan dideskripsikan secara jelas dan
rinci pada bagian telaah pustaka. Data disajikan secara konsep dan teori serta
berbagai contoh yang mendukung konsep dan teori yang telah diuraikan.
Data yang
telah dideskripsikan
kemudian dianalisis
dengan mengkomparasi
informasi terkait
masalah yang pernah terjadi dan direlasikan dengan konsep serta teori
sebelumnya yang akan menghasilkan benang merah dari masalah yang
dibahas dalam karya ilmiah ini. Kemudian semua data baik yang
diperoleh dari sumber dokumentasi maupun
pengamatan akan
dikorelasikan guna
menghasilkan gagasan baru. Gagasan baru yang
dihasilkan akan dipaparkan secara jelas dan dideskripsikan secara rinci sesuai
dengan kebutuhan dan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah
sebelumnya. Gagasan baru yang akan diuraikan
dapat menjadi
bahan referensi dalam aplikasi nyata bagi
seluruh pembaca.
BAB IV. PEMBAHASAN DAN APLIKASI GAGASAN
1.
Pembahasan 1.1.
Permukiman, Sampah,
dan Polusi Udara Kota Medan
Kota sebagai perwujudan spasial cenderung mengalami perubahan fisik
dan nonfisik dari waktu ke waktu. Dua faktor
yang utama
yang sangat
berperan dalam perubahan-perubahan tersebut yaitu faktor penduduk dan
aspek kebijakan.
Keberadaan infrastruktur perkotaan dan kawasan
permukiman yang ada di wilayah kota terutama
Medan semakin
tahun