126 satu hal yang perlu dievaluasi dan diperhatikan oleh oleh guru Bimbingan dan
Konseling setelah sesi konseling, seperti apakah kecemasan konseli telah menurun, apakah konseli merasa lebih lega, apakah rencananya sudah jelas, dan sebagainya.
Hal tersebut dilakukan agar dapat menentukan tindak lanjut untuk proses konseling berikutnya sehingga lebih baik lagi dan dapat membantu konseli mengatasi
permasalahanya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang tingkat pemahaman keterampilan konseling pada guru Bimbingan dan Konseling ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Penelitian ini tidak dapat menjangkau seluruh subjek penelitian, yaitu
guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul karena terdapat sekolah yang tidak bersedia untuk diteliti dengan alasan
kesibukan.
2. Peneliti hanya menggunakan satu instrumen penelitian yang diberikan
kepada subjek penelitian, yaitu Skala Pemahaman Keterampilan Konseling. Hal ini akan lebih baik lagi apabila didukung dengan
instrumen lain, misalnya dengan pedoman observasi, pedoman
wawancara atau tes.
3. Penelitian ini hanya sebatas pada tingkat pemahamannya tentang
keterampilan konseling. Hal ini akan lebih baik lagi apabila diteliti tentang tingkat penguasaan keterampilan konselingnya atau dengan kata
lain melakukan pengamatan keterampilan konseling secara langsung pada guru Bimbingan dan Konseling sehingga tidak hanya pemahamannya
yang dinilai tetapi terdapat aktivitas keterampilan konseling yang dapat
dinilai.
127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman keterampilan konseling pada guru Bimbingan dan
Konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul secara keseluruhan berada pada kategori tinggi, yaitu dengan perolehan tidak ada guru 0 dalam
kategori sangat rendah maupun kategori rendah, 1 guru 1,67 dalam kategori sedang, 32 guru 53,33 dalam kategori tinggi, dan 27 guru
45 dalam kategori sangat tinggi. 2.
Tingkat pemahaman pada setiap aspek keterampilan konseling berdasarkan hasil analisis rerata menunjukkan bahwa dari 24
keterampilan konseling terdapat 4 keterampilan konseling dalam kategori sangat tinggi, 8 keterampilan konseling dalam kategori tinggi, 8
keterampilan konseling dalam kategori sedang, 3 keterampilan konseling dalam kategori rendah, dan 1 keterampilan konseling dalam kategori
sangat rendah. 3.
Tingkat pemahaman keterampilan konseling pada guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul berdasarkan latar belakang
pendidikan, yaitu tidak ada guru S1 Bimbingan dan Konseling, S1 non- Bimbingan dan Konseling maupun S2 non-Bimbingan dan Konseling
dalam kategori sangat rendah maupun rendah. Pada kategori sedang hanya terdapat 1 guru 20 S1 non-Bimbingan dan Konseling. Pada
kategori tinggi terdapat 29 guru 59,18 S1 Bimbingan dan Konseling, 2 guru 40 S1 non-Bimbingan dan Konseling, dan 1 guru 16,67 S2