75 tanpa  disadari,  ada  kemungkinan  guru  pembimbing  lebih  menekankan  kepada
kelas-kelas  yang  diajarnya  daripada  kelas-kelas  yang  lain,  dan  dengan ditambahkannya  tugas  guru  sebagai  guru  bimbingan  dan  konseling,  itu  berarti
menambah  beban  pertanggungjawaban  dari  guru  sehingga  jalannya  bimbingan bisa saja terjadi secara simpang siur.
D. Tingkat Pemahaman Keterampilan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling
SMA Konseling  merupakan  suatu  proses  pemberian  bantuan  yang  dilakukan  oleh
seorang  konselor  yang  profesional  dalam  pengetahuan,  keterampilan,  pengalaman, dan  kualitas  kepada  individu  konseli  yang  sedang  mengalami  sesuatu  masalah
dengan  cara  hubungan  tatap  muka  wawancara  yang  bersifat  rahasia  agar  konseli dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta  yang berhubungan dengan pemilihan,
perencanaan,  dan  penyesuaian  diri  sesuai  dengan  kebutuhan  individu  untuk mencapai  kesejahteraan  hidupnya.  Layanan  konseling  merupakan  ciri  khas  dari
seorang  guru  bimbingan  dan  konseling  dan  diharapkan  dapat  membawa  dampak yang  positif  bagi  siswa  konseli  terkait  dalam  optimalisasi  perkembangannya,  dari
aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir. Proses konseling  yang dilakukan secara tatap  muka  dalam  sebuah  wawancara  konseling  membutuhkan  adanya  hubungan
komunikasi  yang  efektif  antara  guru  bimbingan  dan  konseling  konselor  dengan siswa  konseli.  Hubungan  yang  efektif  akan  terbangun  apabila  seorang  konselor
mempunyai  keterampilan  dalam  berkomunikasi  atau  lebih  tepatnya  dalam  hal  ini disebut keterampilan konseling.
Keterampilan  konseling  adalah  kecakapan  atau  kemampuan  berkomunikasi yang  dimiliki  oleh  seorang  ahli  konselor  dalam  membantu  mengatasi
permasalahan yang  dihadapi  oleh  individu  lain  konseli  agar  dapat
mengembangkan  potensinya.  Macam-macam  keterampilan  konseling,  yaitu  terdiri
76 dari  keterampilan  1  attending,  2  mendengarkan,  3  empati,  4  kejujuran
genuine,  5  refleksi,  6  parafrase  paraphrasing,  7  bertanya,  8  memberi dorongan,  9  memberi  dukungan,  10  interpretasi,  11  mengarahkan  directing,
12  menyimpulkan  sementara,  13  pemusatan  focusing,  14  konfrontasi,  15 klarifikasi  clarifying,  16  memudahkan  facilating,  17  diam  sailing,  18
memberi nasihat, 19 pemecahan masalah, 20 membuka diri, 21 merencanakan, 22  menyimpulkan  atau  merangkum,  23  mengevaluasi,  dan  24  menutup  sesi
konseling. Guru  bimbingan  dan  konseling  merupakan  guru  yang  telah  terdidik  secara
profesional di perguruan tinggi yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan  hak  secara  penuh  dalam  pelaksanaan  kegiatan  bimbingan  dan  konseling  serta
memiliki kompetensi dan karakteristik pribadi khusus untuk membantu peserta didik konseli  dalam  memecahkan  permasalahan  yang  dihadapinya  sehingga  dapat
mencapai  perkembangan  optimal.  Tujuan  dalam  memecahkan  permasalahan  yang dihadapi  siswa  konseli  dapat  dilakukan  melalui  proses  konseling  sehingga  agar
tujuan  tersebut  tercapai  maka  perlu  adanya  pengertian  dan  pemahaman  secara menyeluruh  tentang  keterampilan  konseling  oleh  guru  bimbingan  dan  konseling
karena  keterampilan  konseling  merupakan  kunci  keberhasilan  dalam  pelaksanaan proses  konseling.  Guru  bimbingan  dan  konseling  yang  memiliki  kualifikasi
akademik  yang  sesuai  dengan  bidang  tugasnya  pasti  akan  memiliki  tingkat pemahaman  keterampilan  konseling  yang  tinggi  dan  lebih  profesional  dalam
pelaksanaan  proses  konseling  karena  sebelumnya  telah  mendapatkan  ilmu pengetahuan  di  tingkat  perguruan  tinggi.  Namun,  dalam  kenyataan  di  lapangan
seringkali  berbeda  dengan  yang  diharapkan  karena  terdapat  hambatan  dalam melaksanakan  proses  konseling.  Oleh  karena  itu,  dengan  mengetahui  tingkat
77 pemahaman  keterampilan  konseling,  diharapkan  dapat  menjadi  salah  satu
rekomendasi  untuk  upaya  mengembangkan  dan  meningkatkan  kualitas  dan keprofesionalan  guru  bimbingan  dan  konseling  dalam  pelaksanaan  layanan
konseling.
E. Pertanyaan Penelitian