7 dengan “galak” sedangkan guru yang belum lama berusaha untuk menghilangkan
kesan “galak” dari pandangan siswa dengan bersikap ramah dan berusaha membantu mengatasi permasalahan siswa interview pra research, 20 Februari 2014.
Pendapat lain dari salah satu pengawas Bimbingan dan Konseling SMA di kabupaten Bantul menyatakan bahwa kinerja guru bimbingan dan konseling belum
optimal dan hanya sekitar 75 sudah terbilang baik. Padahal guru bimbingan dan konseling tersebut tingkat pendidikannya sekitar 87 S1 dan sisanya S2, sedangkan
latar belakang pendidikannya tidak 100 dari jurusan Bimbingan dan Konseling ada yang dari jurusan lain. Pelaksanaan konseling juga belum optimal atau belum
mendalam sering terjadi beberapa kesulitan, misalnya seperti waktu yang terbatas dan konseling hanya mengatasi perilaku menyimpang pada anak-anak tertentu yang
bermasalah sehingga perlu ditingkatkan lagi terutama dalam keterampilan konseling melalui contoh-contoh atau pelatihan-pelatihan interview pra research, 10 Maret
2014. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada hasil penelitian terdahulu dan
studi pendahuluan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian survei dengan judul “Tingkat Pemahaman Keterampilan Konseling pada Guru Bimbingan
dan Konseling SMA Negeri se-Kabupaten Bantul”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman keterampilan konseling pada guru Bimbingan dan
Konseling.
8 2.
Guru Bimbingan dan Konseling yang telah bekerja lama, memiliki tingkat pendidikan S1 atau S2, dan berlatar belakang pendidikan Bimbingan dan
Konseling belum memahami sepenuhnya keterampilan konseling dengan baik. 3.
Guru Bimbingan dan Konseling belum sepenuhnya menguasai keterampilan konseling.
4. Penggunaan keterampilan konseling ketika proses konseling sangat minim.
5. Guru Bimbingan dan Konseling menafsirkan beberapa keterampilan konseling
secara berbeda-beda sehingga prakteknya tidak sesuai.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, yaitu pada: Tingkat pemahaman keterampilan konseling pada guru bimbingan dan konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat pemahaman
keterampilan konseling pada guru bimbingan dan konseling SMA Negeri se- kabupaten Bantul?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman keterampilan
konseling pada guru bimbingan dan konseling SMA Negeri se-kabupaten Bantul.
9
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1.
Secara teoritis, dapat memberikan kontibusi terhadap pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam bimbingan dan konseling yang terkait dengan
keterampilan konseling. 2.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
a. Bagi Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul, hasil
penelitian ini dapat menjadi masukan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat
kebijakan-kebijakan dalam
rangka peningkatan kualitas guru bimbingan dan konseling SMA Negeri, khususnya
dalam keterampilan konseling. b.
Bagi Guru Bimbingan dan Konseling, temuan dari hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan refleksi dan acuan dalam peningkatan kualitas diri
dalam melakukan proses konseling. c.
Bagi para peneliti di bidang pendidikan, khususnya bidang bimbingan dan konseling, temuan hasil penelitian ini dapat menjadi pendorong untuk
melakukan penelitian yang lebih luas dan mendalam tentang keterampilan konseling.
G. Batasan Istilah