Faktor Penghambat Usaha Kecil Informal

65 pengembangan usaha masing-masing pengusaha lebih sederhana dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.1 Proses Pengembangan Usaha Kecil No Inisial Profil Usaha Proses Mendirikan Usaha Kebutuhan Untuk Memulai Usaha Pemasaran Produk 1 JK - Pendatang - Membuka usaha secara turun temurun - Modal dibantu kerabat keluarga - Memperoleh keahlian berjualan mei bakso secara turun menurun - Modal usaha dibantu orang tua dan saudara - Mencari lokasi - Memasang sepanduk untuk tirai lapak - Konsumen memprom osikan keunggula n produk dari mulut ke mulut 2 GN - Pendatang - Membuka usaha bersama ikut mertua - Mulanya perajin kayu - Meneruskan usaha orang tua. - Kemauan - Menyiapkan modal uang - Mencari lokasi - Posisi keramaian - Slebaran ditempelka n di lokasi 3 EK - Sebagai pendatang - Merintis usaha baru - Mulanya bekerja sebagai sopir - Belajar membuat martabak bersama teman - Keterampilan membuat produk - Menyiapkan uang - Menyiapkan peralatan - Menentukan lokasi - Membuat tulisan ditempel digerobak - Promosi melalui kotak kardus kemasan produk Pelaku usaha kecil memiliki latar belakang yang berbeda. Ada yang mulanya sebagai perajin dan ada yang berprofesi sebagai sopir. Ketika akan memutuskan untuk membuka sebuah usaha, mereka membuka usaha sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki. Ada 66 di antara mereka membuka usaha karena faktor keluarga yang sudah turun temurun di kelola dan tentunya memperhatikan keadaaan pasar di daerah yang akan digunakan sebagai tempat membuka usaha. Hal tersebut sesuai dengan kondisi para pelaku usaha kecil yang berjualan di Jalan Timoho Sapen, mereka mendirikan usahanya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki atau pun bisnis yang berasal dari keluarga. Proses mengembangkan usaha tentu banyak kebutuhan yang dibutuhkan di dalam prosesnya. Kebutuhan tersebut dapat berupa modal, baik modal materi, sarana maupun modal keterampilan. Para pengusaha kecil di jalan Timoho-Sapen sangat memperhatikan modal sebagai salah satu kebutuhan untuk mendirikan usaha kecil, terutama modal berupa materi karena mendirikan usaha tentu sangat bergantung pada modal yang berupa materi tanpa mengesampingkan modal lainnya. Bagaimana ke depan usaha tersebut dapat berkembang tentu pondasi berupa modal materi haruslah mencukupi. Hal ini sejalan dengan teori menurut Kasmir 2006:83 : Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah modal uang dan tenaga keahlian. Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala kebutuhan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan usaha.