Kebutuhan untuk memulai usaha kecil

58 promosi di kardus martabak juga, dengan menempeli kertas di penutup kardus. Konsumen juga pemasaran itu, kadang saya nitip promosi untuk disebarkan ke orang lewat konsumen saya.” Berdasarkan hasil wawancara mengenai pemasaran dapat disimpulkan bahwa para pengusaha memasarkan produknya melalui banner atau spanduk yang di pasang di gerobaknya karena di nilai lebih simple dan murah dari segi biaya, menempelkan stiker tulisan pada gerobak, ada juga yang memakai selebaran yang di pasang di gerobak, pengusaha juga memanfaatkan konsumennya sebagai sarana pemasaran.

2. Pengelolaan Usaha Kecil Informal

Sebagaimana yang di ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting bagi perusahaan besar atau pun usaha kecil, banyak usaha kecil yang bangkrut karena tidak bisa mengelola keuangannya. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh,dan juga mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai. Untuk mengetahui bagaimana pengusaha mengelola usahanya, peneliti telah melakukan wawancara dengan hasil sebagi berikut: Bapak Joko, pengusaha bakso dan mie ayam mengatakan : “Pengelolaan keuangan pasti ada, tapi ya tidak rinci sekali sperti usaha-usaha besar itu, pembukuan di usaha ini, hanya sebatas berapa uang yang di keluarkan untuk berjualan hari ini, dan berapa yang di dapat dari penjualan hari ini. Untuk kemudian, di pisah antara modal yang di keluarkan untuk usaha sehari ini dan untung yang di dapat. Keuntungan tersebut di sisihkan sebagian untuk menggaji karyawan secara harian dan sebagian di simpan dan di hitung sebulan sekali untuk menggaji karyawan yang bulanan, sewa tempat, sewa listrik, dan hal-hal yang tak terduga lainnya.” 59 Mas Gun, pengusaha es oyen juga mengungkapkan pengelolaannya sebagai berikut : “Manajemennya di sini tidak serumit di usaha lain, yang penting kita tahu berapa uang yang di keluarkan untuk modal hari ini, dan keuntungan yang di dapat hari ini. Dari habisnya satu kaleng susu pun kita sudah bisa tahu berapa kira-kira untung yang sudah kita dapat. Keuntungan itu nanti untuk gaji karyawan, dan kebutuhan lainnya.” Bapak Eko, pengusaha martabak mengatakan : “Kalau pengelolaan uang, saya yang penting modal untuk hari ini bisa kembali itu saja. Soalnya bahan baku untuk martabak ini sangat bergantung pada kondisi pasar, jadi harus pintar mengira- ngira modal untuk jualan berapa gitu mas. Nanti keuntungan di sisakan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk di tabung untuk dana tak terduga di usaha ini.” Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan keuangan para pengusaha tersebut memang tidak begitu rinci namun yang terpenting adalah mereka bisa mengetahui jumlah modal yang dikeluarkan untuk produksi sehari ini bisa kembali atau tidak, keuntungan yang di dapat mereka simpan dan di gunakan untuk menggaji karyawan serta kebutuhan lainnya. Karyawan memiliki peran penting dalam sebuah usaha. Tanpa adanya loyalitas dari para karyawan, bisa dipastikan pergerakan bisnis pedagang tidak akan berjalan lancar dan produktivitas usaha pun menjadi kurang maksimal. Peneliti disini telah mewawancarai pengusaha di Jalan Timoho Sapen tentang bagaimana mereka mengelola karyawannya. Hasilnya adalah sebagai berikut: 60 Bapak Joko pengusaha bakso mengatakan bahwa : “Karyawan di sini mulai bekerja dari pukul 03.00 dini hari, mereka mulai membuat kuah, menggiling mie, dan juga membentuk bakso. Kami mengerjakan semua sendiri bekerja sama dengan saudara saya saat menggiling daging agar rasa tetap terjaga. Selesai semuanya karyawan beristirahat dan jam 15.30 WIB mereka mulai bersiap siap untuk berjualan hingga jam 22.00 atau lebih. System gaji di sini, karyawan mendapat gaji harian dan bulanan, jadi setiap hari mereka mendapat 60.000 dan 650.000 perbulan, terkadang mendapat bonus juga. Kalau untuk mengurus karyawan tidak ada kesusahan karena sudah saling komitmen, hanya saja waktu mereka kebetulan ada urusan di rumah masing-masing, cari karyawan untuk beberapa hari kerja yang susah. Mas Gun pengusaha es oyen, mengungkapkan bahwa : “Di sini, karyawan mulai bekerja dari pukul 08.00 pagi, menyiapkan buah-buahan, santan, merebus gula dan menyiapkan tempat. Setelah beres, baru mulai membuka warung, nanti tutup sekitar jam 21.00 malam. Gajinya mereka harian dan bulanan, setiap hari mereka mendapat 25.000 dan 650.000 perbulan, tempat tinggal saya yang sediakan. Susahnya tidak ada ya mas untuk mengatur karyawan hanya mencari yang benar-benar tanggung jawab dan rajin yang susah.” Bapak Eko pengusaha martabak mengatakan : “Kalau karyawan, mereka hanya membantu berjualan saja, yang menyiapkan bahan dan belanja untuk martabak itu saya sendiri. Gajinya perhari, di kasihkan kalau sudah seminggu, dan kalau ada hari yang tidak masuk berarti ya tidak di gaji. Perhari itu 15.000, jualan dari jam 4 atau jam 5 sore sampai jam 11 malam. Tidak ada kesulitan karena ada atau tidaknya karyawan sebenarnya belum begitu berpengaruh, masih bisa saya urus sendiri. Tapi kan tenaga juga ada batasnya, jadi ya itu alasan saya menggunakan karyawan” Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dapat di ambil kesimpulan bahwa jam kerja karyawan sudah di tentukan oleh pemilik usaha, jadi mereka secara teratur akan memulai kerjaannya sesuai dengan jam yang sudah ditentukan, dan karyawan mendapat gaji harian dan juga bulanan dengan kisaran yang sudah di tentukan oleh pemilik usaha. Dalam