51
mencapai 2-3 juta. Manajemen usaha tersebut dikelola langsung oleh Bapak Joko, uniknya kebanyakan karyawan yang bekerja di usaha tersebut
adalah saudaranya semua. Es oyen merupakan minuman khas dari Bandung, yang kini mulai
banyak berkembang juga di daerah Yogyakarta, di jalan Timoho-Sapen khususnya ada penjul es oyen yang dapat dikatakan sukses dalam
usahanya tersebut. Awalnya mertua dari Mas Gun yang pertama kali membuka usaha di Jalan Timoho-Sapen pada tahun 2010, kemudian Mas
Gun yang mengembangkannya menjadi usaha besar dan memiliki dua cabang di Kampus Sanata Dharma dan di Jalan Taman Siswa. Omset yang
di dapat khususnya dari daerah Jalan Timoho Sapen saja sekitar 1-2 juta per hari, jumlah yang sangat banyak untuk usaha yang dapat di katakan
baru saja di mulai. Es oyen di jalan Timoho Sapen memiliki 2 karyawan tetap dan semuanya di kelola langsung oleh pemiliknya.
Wirausahawan selanjutnya berasal dari temanggung Bapak Eko namanya, yang membuka usaha berupa martabak. Memulai usaha dari
tahun 2012, usaha yang baru berumur 3 tahun itu berjalan lancar, dengan omset jual 1-2 juta permalam. Rencananya Bapak Eko akan membuka
cabang usahanya, namun belum menemukan lokasi yang sesuai. Bapak Eko memiliki satu karyawan, yang benar-benar di ajari untuk membuat
martabak, karena untuk membuat martabak dibutuhkan keahlian khusus, salah sedikit saja adonan bisa sobek pada saat mengembangkannya.
52
1. Pengembangan Usaha Kecil Informal di Jalan Timoho-Sapen
Proses pengembangan usaha merupakan kegiatan yang menggambarkan tentang kegiatan sejak sebelum berdirinya usaha, awal
berdirinya usaha, dan perjalanan perkembangan usaha hingga saat sekarang. Gambaran tentang proses pengembangan usaha berupa proses
mendirikan usaha, kebutuhan untuk mendirikan usaha, dan kondisi usaha saat sekarang. Berikut ini disajikan paparan selengkapnya.
a. Proses Mendirikan Usaha
Dalam mengembangkan usaha agar menjadi suatu usaha besar dibutuhkan kreatifitas, kerja keras dan kesabaran. Bagaimana cara dan
proses yang dilakukan pedagang untuk memulai usahanya sangat penting untuk diperhatikan secara khusus karena langkah awal
tersebut yang nantinya akan membentuk usaha itu sendiri. Secara umum usaha kecil yang berada di Jalan Timoho-Sapen di kelola
langsung oleh pemiliknya. Berikut peneliti telah mewawancarai beberapa pedagang untuk mengetahui proses mereka mendirikan
sebuah usaha : Bapak Joko pengusaha bakso dan mie ayam mengatakan :
“Seperti yang sudah mas ketahui, ini adalah usaha keluarga. Dulu bapak saya punya warung bakso dan mie ayam juga tapi
di Malang, dari kecil saya dan saudara-saudara saya sudah terbiasa membantu bapak menyiapkan segala macam
kebutuhan untuk membuat bakso dan mie ayam, bantu ngracik bumbu, nggiling daging sapi, bentuk bakso, sampai jualan saya
membantu. Setelah lulus sekolah, saya ikut bantu kakak saya jualan di jogja, dia juga jualan bakso disini hanya saja
53
tempatnya berbeda, sambil kerja serabutan ini itu. Terus singkat cerita, saya di bantu modal oleh bapak dan kakak saya
untuk membuat usaha bakso juga dan memutuskan untuk ikut membuka di Jogja pada tahun sekitar 2004.”
Sedangkan Mas Gun pengusaha es oyen, mengatakan bahwa : “Mertua saya pindah ke jogja sekitar tahun 2010, dan memang
sudah berencana untuk membuka usaha di sana. Dulu jualan juga di trotoar situ mas, tempat mas e jualan roti bakar itu,
karena usahanya lancar dan banyak yang meminati, maklum jogja panas jadi banyak yang minat es apa lagi dulu es oyen
masih jarang sekali, lalu mertua saya menyewa ruko di samping trotoar untuk membuka es oyen. Kalau saya, sebelum
ikut membuka usaha ini bekerja jadi pengrajin kayu di Bandung, Cuma karena bahan baku kayu dan pasar yang susah,
saya pindah ke jogja ikut istri tapi ya tidak langsung buka cabang juga, masih bantu-bantu mertua dan ada kerjaan lah di
jogja, lalu setelah ada modal baru buka usaha atau nyabangin usaha ini gitu. Belajar buat es oyen sampai ke penjualannya itu
cepet kok mas, kan tinggal nyampur buah ini itu saja. Hanya yang lama itu pada saat membuat santan dan air gula.”
Bapak Eko pengusaha martabak juga mengatakan bagaimana Ia memulai usahanya, sebagai berikut :
“Dulu saya sebelum membuka usaha ini, masih bekerja menjadi supir di Temanggung, namun hasilnya yang pas-pasan
membuat saya berpikir untuk ganti profesi. Lalu saya berpikir kalau usaha sendiri sepertinya bagus. Kebetulan punya teman
yang jualan martabak, lalu saya minta ijin buat diajarin sekaligus bantu-bantu di usahanya itu. Kira-kira sebulan saya
belajar membuat martabak dan ikut bekerja pada teman saya itu. Kemudian setelah bisa dan modal tabungan saya cukup,
saya ke jogja untuk membuka usaha martabak disana di sekitar tahun 2012, selain istri saya yang kebetulan orang jogja, juga
karena pasar di jogja lebih bagus menurut saya.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa para pelaku usaha kecil memiliki latar belakang
profesi yang berbeda-beda sebelum membuka usaha, dalam hal latar belakang menjadi pengusaha pun berbeda, seperti usaha yang memang