Pengertian Usaha kecil Menengah

14 dikelola secara mandiri, daerah operasinya adalah lokal, dan pemasarannya hanya pada lokasidaerah tertentu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa usaha kecil adalah usaha yang berskala kecil, memiliki modal kecil, dan cakupan pasar yang kecil pula. Usaha kecil pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang sedikit, modal terbatas, dan volume penjualan yang rendah. Akan tetapi, secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja local yang cukup besar dan tersebar.

1. Karakteristik Usaha Kecil

Usaha kecil menengah memiliki karakteristik. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 kriteria usaha kecil menengah diantaranya memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 belum termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak senilai 1 milyar, dan dimiliki oleh warga negara indonesia. Komisi untuk Perkembangan Ekonomi Committee for Economic Development – CED, mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut: 1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik 2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil 3. Ukuran dalam keseluruhan 15 Karakteristik usaha kecil menurut Soeharto Prawirokusumo 2010: 48-49 antara lain: a. Usaha kecil biasanya dipimpin oleh pemiliknya sendiri yang disebut owner-manage dan bawahannya berasal dari anggota keluarga, saudara atau teman dekat yang disebut management team. b. Volume usaha relatif kecil dan hanya mempunyai single product line. c. Penanggung jawab pengambilan keputusan dipegang oleh satu orang. d. Hubungan antara management dengan pekerjaannya bersifat sangat dekat. e. Tidak ada spesialisasi fungsional,artinya di dalam menjalankan usaha kecil tidak ada manajerial yang spesifik, pemilik usaha bias jadi tenaga kerja sekaligus juga manajer usaha itu sendiri. f. Sistem pelaporan tidak bertingkat, segala macam laporan mengenai keuntungan maupun kerugian itu langsung pada pemilik usaha atau kepada orang yang mempunyai modal dalam usaha tersebut. g. Kurang mempunyai long term planning,maksudnya adalah pemilik usaha tidak memiliki rencana jangka panjang terhadap usahanya.jadi usahanya akan bersifat stagnan dan kurang berkembang. h. Lebih berorientasi kepada survival untuk menjaga owner’s equity dari pada profit maximumisasi. i. Tidak dominan dalam pasar, usaha yang dimiliki masih belum banyak di pasaran. Ciri- ciri usaha kecil menurut Mintzerg dkk, dalam Situmorang, 2003:5 adalah : 1. Kegiatan cenderung tidak normal dan jarang yang mempunyai rencana bisnis sehingga rencana yang dibuat hanya jangka pendek. 2. Struktur organisasinya bersifat sederhana,biasanya pemimpin usaha kecil adalah pemilik usaha sekaligus menjadi pekerja. 3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar, selain itu biasanya tenaga kerja berasal dari keluarga atau kerabat pemilik usaha kecil. 16 4. Manajemen keuangan kurang jelas karena kebanyakan tidak memiliki pemisah antara kekayaan pribadi dan perusahaan. 5. Sistem ekonomi yang kurang baik karena pemasukan dan pengluaran tidak dikelola dengan baik. 6. Marjin keuntungan tipis 7. Penguasaan pasar cenderung terbatas sehingga tidak ada inovasi dalah hal produk ataupun pemasaran. 8. Keterbatasan modal sehingga tidak mampu mempekerjakan manajer professional. Dari beberapa pendapat tentang karakteristik usaha di atas, sebagian besar memiliki pendapat yang sama mengenai usaha kecil. Secara garis besar, karakter usaha kecil yaitu pemilik usaha kecil svcara umum menjadi pekerja dalam usahanya sendiri, manajemen keuangan kurang di perhatikan, pemasaran dan inovasi produk terbatas.

2. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Wirausaha dalam proses berjalannya memiliki kekuatan dan kelemahan, agar usaha mencapai keberhasilan tentu pemilik usaha harus mampu membaca kelemahan dan kelebihan usahanya. Apabila pengelola usaha tidak mampu membaca kelamahan atau pun kekuatan usaha maka akan berdampak pada kerugian usaha. Usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan, menurut Suryana 2014:233-235, kekuatan Usaha Kecil adalah sebagai berikut: 17 a. Memiliki Kebebasan untuk bertindak Bila ada perubahan, misalnya produk, tekhnologi, dan mesin baru, usaha kecil bias bertindak dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang berubah tersebut. Sementara itu dalam perusahaan besar tindakan cepat tersebut sulit dilakukan. b. Fleksibel Perusahaan kecil sangat luwes, dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran produk usaha kecil pda umumnya menggunakan sumber-sumber yang bersifat local. Beberapa perusahaan kecil menggunakan bahan baku dan tenaga kerja bukan local, yaitu mendatangkan dari daerah lain atau impor. c. Tidak Mudah Goncang Karena bahan baku dan sumber daya lain kebanyakan local, perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor. Sementara itu, kelemahan dari usaha kecil dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu mencakup hal-hal berikut: a. Aspek kelemahan structural Secara structural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling menonjol adalah kurangnya permodalan. Akibatnya, terjadi kebergantungan pada kekuatan pemilik modal. b. Aspek kelemahan Kultural