35
tingkat pendidikan lebih rendah, organisasi usaha yang kurang menguntungkan serta berbagai kelemahan lain yang tidak memberikan
suatu masa depan yang lebih baik Breman, 1980. Batasan mengenai sektor informal menurut Pusat Penelitian
Kependudukan UGM 1986 adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan usahanya tidak terorganisis secara baik, karena anit usaha informal tidak mempergunakan fasilitas kelembagaan yang
tersedia bagi sektor formal. 2.
Pada umumnya tidak memiliki izin usaha 3.
Pola usahanya tidak teratur, baik lokasi maupun jam kerja 4.
Tidak terkena langsung kebijaksanaan pemerintah untuk menambah golongan ekonomi lemah
5. Unit usaha mudah beralih antar sub-sektor
6. Berteknologi sederhana
7. Skala operasinya kecil karena modal dan perputaran usaha juga
kecil 8.
Tidak memerlukan pendidikan formal, karena hanya berdasarkan pengalaman sambil kerja
9. Pada umumnya bekerja sendiri atau hanya dibantu pekerja keluarga
yang tidak dibayar 10.
Mereka bermodal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keungan yang tidak resmi
11. Sebagian besar hasil produksi atau jasa mereka hanya dinikmati
masyarakat berpenghasilan rendah serta sebagian kecil masyarakat golongan menengah.
Karena luasnya lingkup dan kompleksitas sektor informal maka dari data empiris yang ada diturunkan karakteristik umum untuk
kemudian digunakan sebagai batasan apa yang dimaksud sektor informal. Dengan ciri-ciri menurut LP3M Senat Mahasiswa Ekonomi
UII 1986 sebagai berikut: 1.
Pola kegiatannya tidak teratur, dalam arti waktu, permodalan maupun penerimaannya
2. Tidak tersentuh oleh peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
3. Modal, peralatan da omsetnya biasanya relative kecil dan
diusahakan atas dasar perhitungan harian
36
4. Umumnya tidak mempunyai tempat usaha yang permanen dan tidak
terpisah dari tempat tinggalnya 5.
Tidak mempunyai keterikatan dengan usaha lain yang besar 6.
Umumnya dilakukan dalam melayani masyarakat yang berpenghasilan rendah
7. Tidak membutuhkan keahlian secara khusus, sehingga bias
menyerap bermacam-macam tingkat pendidikan tenaga kerja 8.
Umumnya jumlah tenaga kerja sedikit 9.
Tidak mengenal system pembukuan dan perkreditan Dari ciri-ciri diatas akan terlihat bahwa sektor informal
merupakan sektor kegiatan ekonomi marginal kecil-kecilan
2. Jenis-jenis Sektor Informal
Menurut Hart Manning, Eds.1991: 79 ada dua macam kesempatan memperoleh penghasilan yang informal, antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Kesempatan memperoleh penghasilan yang sah, meliputi:
1 Kegiatan-kegiatan primer dan sekunder, pertanian, perkebunan
yang berorientasi pasar, kontraktor bangunan, pengrajin usaha sendiri dan lain lain.
2 Usaha tersier dengan modal yang relatif besar, perumahan,
transportasi, usaha-usaha untuk kepentingan umum, kegiatan sewa-menyewa dan lain lain.
3 Distribusi kecil-kecilan seperti pedagang kaki lima, pedagang
pasar, pedagang kelontong, pedagang asongan dan lain-lain 4
Transaksi pribadi seperti pinjam-meminjam, pengemis. 5
Jasa yang lain seperti pengamen, penyemir sepatu, tukang cukur, pembuang sampah dan lain-lain.
37
b. Kesempatan memperoleh penghasilan yang tidak sah, meliputi:
1 Jasa : kegiatan dan perdagangan gelap pada umumnya: penadah
barangbarang curian, lintah darat, perdagangan obat bius, penyelundupan, pelacuran dan lain-lain.
2 Transaksi : pencurian kecil pencopetan, pencurian besar
perampokan bersenjata, pemalsuan uang, perjudian dan lain- lain.
B. Kerangka Pikir
Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Tingginya angka
pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan masalah-masalah di bidang sosial
seperti kemiskinan dan kerawanan sosial. Keberadaan dan kiprah sektor UKM informal dalam perekonomian
di Indonesia tidak mungkin diabaikan. Bahkan di negara-negara yang telah maju sekalipun keberadaan dan kiprah sektor informal ini sangat penting.
Penyebab utama karena kebutuhan dan keinginan masyarakat konsumen yang demikian banyak, demikian beragam, dan senantiasa berubah tidak
mungkin dikerjakan dan dijalankan sepenuhnya oleh sektor formal. Akses untuk memasuki sektor informal dalam membentuk usaha mikro, usaha
kecil dan usaha menengah relatif sangat terbuka, terutama bagi mereka
38
yang mampu melihat peluang usaha. Namun dalam perjalanannya kendala yang di hadapi usaha kecil informal beraneka macam, diantaranya adalah
kurangnya modal usaha, persaingan usaha yang ketat, belum mendapat keuntungan usaha, dan kenaikan harga bahan pokok. Selain masalah
pokok tersebut, tingginya harga sewa tempat, biaya pembayaran listrik, dana kebersihan dan lain lain, juga merupakan permasalahan yang harus di
hadapi oleh pelaku usaha. Dari uraian di atas, peneliti ingin mengetahui pengembangan usaha
kecil, pengelolaan usaha kecil, faktor pendukung dan pengahambat serta upaya mengatasi hambatan usaha kecil di Jalan Timoho-Sapen.
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pelaku Usaha Kecil
Membuat Usaha Kecil
Pengembangan Usaha Kecil
Pengelolaan Usaha Kecil
Faktor Pendukung dan Penghambat
Usaha Kecil
Upaya Mengatasi
Hambatan
39
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diajukan
pertanyaa penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan usaha kecil informal I Jl. Timoho-
Sapen? a.
Bagamanakah pelaku usaha kecil dalam memulai usahanya? b.
Apa sajakah yang diperlukan pelaku usaha untuk memulai usahanya? c.
Bagaimanakah pelaku usaha kecil memasarkan produk usahanya? 2.
Bagaimanakah pelaku usaha kecil informal di jl. Timoho-Sapen mengelola usahanya?
a. Bagaimanakah pelaku usaha mengelola keuangannya?
b. Bagaimanakah pelaku usaha dalam mengelola pekerjanya apabila
ada? 3.
Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pada usaha kecil informal di Jl. Timoho-Sapen?
a. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam mengelola usahanya?
b. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam mengelola usahanya?
4. Upaya apa yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil informal di dalam
mengatasi hambatan usahanya? a.
Bagaimana upaya yang dilakukan pelaku usaha kecil informal dalam mengatasi hambatan usahany