Pengorganisasian Manajemen Unit Produksi SMK

36

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah usaha untuk mewujudkan kerjasama antar manusia yang terlibat untuk mencapai tujuan tertentu. Selaras dengan hal itu Stoner terjemahan Alexander 1996:11 mengatakan mengorganisasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Perlu dipahami bahwa bentuk struktur organisasi unit produksi tidak ada yang terbaik. Yang ada, adalah organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang dimiliki Dikmenjur, 2007. Berdasarkan data Dikmenjur tersebut menjelaskan bahwa bentuk organisasi unit produksi sekarang ini belum terbakukan atau terstandarisasi karena pengembangan unit produksi pada tiap sekolah berbeda-beda. Dimungkinkan ada sekolah yang unit produksinya berkembang pesat atau bahkan mati suri. Berbagai faktor mulai dari letak, lingkungan, tim pengelola, dukungan pemerintah dll inilah yang menjadi jurang perbedaan unit produksi tiap sekolah. Dikmenjur 2007 menjelaskan bahwa prasyarat manajemen organisasi dan manajemen unit produksi disusun secara flat, yaitu  Lebih menekankan pada kerja tim.  Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan.  Adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja dan pelaksana. Dapat disimpulkan bahwa di dalam organisasi dibagi unit-unit kerja, setiap tim pelaksana mempunyai tanggung jawab dan bidang pelaksanaan yang berbeda- beda namun saling berketerkaitan. Secara sederhana dalam organisasi paling tidak 37 terdiri dari penanaggung jawab atau pembina, ketua, bendahara, sekertaris dan bagian operasional yang meliputi bagian produksi dan pemasaran Dikmenjur 2007. Selanjutnya Dikmenjur 2007 dalam penyelenggaraan unit produksi sekolah diberi kewenangan untuk berkembang dan memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal. Berarti ketika unit produksi berkembang organisasi yang dijalankan pun lebih kompleks, maka bentuk organisasinya diserahkan pada sekolah. Bentuk organisasi yang terstruktur dan tersistemik menuntut adanya saling kerjasama yang tinggi pada setiap anggota didalamnya agar pelaksanaannya dapat berjalan harmonis. Dengan kata lain bentuk usaha ini tidak terindividu melainkan dibentuk kerja tim. Kepemimpinan menurut James A. F. Stoner 1995:470 adalah the process of directing and influencing the task-related activities of group member. Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara formal maupun informal diberi status tertentu yang menjalankan proses pengarahan, bimbingan, motivasi agar orang lain atau bawahannya bertindak secara terkoridor. Pekerjaan leading atau pemimpin menurut Manulang 2008:11 meliputi lima macam kegiatan yakni : 1 Mengambil keputusan. 2 Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan. 3 Memberi semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak. 4 Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin unit produksi sekolah harus mempunyai kemampuan manajemen dan memberikan inisiatif- 38 inisiatif dalam pengembangan unit produksi sebagai usaha di dalam sekolah secara efektif dan efisien. Pemimpin di dalam unit produksi berperan sebagai seorang manajer atau leader, inovator dan motifator. Kemajuan usaha juga didukung dari bagaimana kerja tim atau bawahan yang harmonis dan dapat melakukan proses sesuai dengan amanat pemimpin, disinlah peran pemimpin sebagai motifator. Di dalam perjalannyaa terkadang pemimpin tidak mampu menjalankan fungsinya dengan sempurna. Menurut Drucker dalam Robert Heller terjemahan Puji, 2008: 35 kompetensi yang utuh tidak pernah ditemui pada satu orang. Oleh karena itu pekerjaan manajemen puncak yang diawaki oleh satu orang adalah alasan utama mengapa bisnis gagal untuk tumbuh. Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pekerjaan leading harus terus dioptimalankan. Pengoptimalan diri ini didapat dari adanya pelatihan dan pendidikan yang dilakukan secara terus menerus. Pemimpin sebagai manajer unit produksi tentunya dapat mendelegasikan tugasnya kepada orang yang ahli mengenai hal tersebut agar apa yang dikerjakan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

3. Pelaksanaan Actuating