panduan pelaksanaan unit produksi dari Dikmenjur. Hal tersebut dijadikan pedoman dalam membuat rencana unit produksi boga.
Faktor penghambat dalam perencanaan unit produksi boga di SMK N 3 Magelang meliputi kurangnya binaan atau bimbingan dan pelatihan tentang
pengelolaan unit produksi dari para ahli, sehingga perencanaan yang dibuat hanya mengikuti dari tahun ke tahun dan apabila ada perubahan juga tidak terlalu banyak.
2. Pengorganisasian Pengelolaan Unit Produksi Boga SMK N 3 Magelang
Unit produksi boga SMK N 3 Magelang secara kelembagaan merupakan suatu unit yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi sekolah. Namun
demikian, untuk mempermudah dan lebih fokus dalam pembahasan, maka unit produksi boga memiliki struktur kepengurusan tersendiri.
Unit produksi boga SMK N 3 Magelang terdiri atas penanggung jawab, koordinator, ketua unit produksi, sekertaris, bendahara, anggota, bagian
pembelanjaan dan pergudangan, bagian pemasaran dan jasa hasil produksi, bagian pelayanan jasa, bagian produksi, dan tenaga aspiran. Namun setelah dilakukan
penelaahan dokumen dan wawancara didapatkan data jika struktur organisasi unit produksi boga terdiri dari ketua unit produksi, sekertaris, bendahara dan aspiran.
Sedangkan untuk usaha kue kering lebaran dibentuk tim kepengurusan baru, tim kepengurusan tersebut terdiri dari guru-guru Jasa Boga. Pengurus unit produksi
boga sebanyak 3 tiga orang memiliki jabatan fungsional. Para pengurus tersebut secara defentive adalah guru boga yang diberikan wewenang melalui proses
pemilihan untuk mengelola unit produksi boga.
Ketua unit produksi boga di SMK N 3 Magelang sudah mendelegasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan jabatannya. Masing-masing sumber daya manusia
dalam jabatannya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda mengacu pada ADART yang telah dibuat. Kerjasama antar pengurus dalam unit produksi boga di
SMK N 3 Magelang dapat dilihat dari adanya kerjasama antar pengurus dalam melakukan produksi pesanan. Selain itu, sekolah juga melibatkan siswa dalam
pengelolaan unit produksi boga. Siswa kelas X bertugas piket kafetaria, siswa kelas XI bertugas piket business center, dan siswa kelas XII bertugas membuat kue
kering untuk lebaran. Siswa kelas X dan XI Jasa Boga juga sebagai tim pemasaran pada saat usaha kue kering lebaran dijalankan.
Pengorganisasian yang dilakukan di SMK N 3 Magelang sesuai dengan prasyarat manajemen organisasi dari Dikmenjur, yaitu :
Lebih menekankan pada kerja tim. Sebagai anggota tim, karyawan dilibatkan dan diberdayakan untuk memberi
kontribusi kepada manajemen dalam mewujudkan kepuasan kepada pelanggan.
Adanya pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas kepada setiap unit kerja dan pelaksana.
Berdasarkan uraian
tersebut di
atas dapat
disimpulkan bahwa
pengorganisasian di unit produksi boga SMK N 3 Magelang sesuai dengan prasyarat manajemen organisasi. Namun menurut sebagian siswa kelas XII Jasa
Boga kegiatan di kafetaria mengganggu pembelajaran di kelas. Sehingga jadwal piket kafetaria maupun business centre perlu di rencanakan secara matang agar
tidak menimbulkan dampak yang tidak mengganggu kegiatan belajar siswa di kelas. Selain itu bagan struktur organisasi unit produksi boga tidak ada dalam
bentuk tertulis. Alangkah baiknya jika bagan struktur organisasi tersebut juga di
figurakan dan dipasang di kafetaria, sehingga konsumen atau siswa mengetahui kepada siapa mereka akan mengkomplain makanan atau pelayanan dll dengan
tepat. Fungsi manajemen yang meliputi pengorganisasian pada unit produksi boga
di SMK N 3 Magelang sudah terlaksana dengan cukup baik. Hal ini disebabkan karena ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan unit produksi
boga. Faktor pendukung pengorganisasian unit produksi boga di SMK N 3 Magelang meliputi penempatan sumber daya manusia sesuai dengan ketrampilan
yang dimiliki, alur perintah dan pembagian tugas tersistemik dan sudah terdapat jadwal piket bagi guru dan siswa yang jelas.
Faktor penghambat dalam pengorganisasian unit produksi boga di SMK N 3 Magelang meliputi pembagian jadwal kerja guru tidak sesuai dengan jadwal
mengajar dan jadwal piket siswa di kafetaria bersamaan dengan jadwal belajar dikelas. Pada saat ujian siswa diijinkan untuk tidak piket di kafetaria, hal ini juga
menyebabkan proses belajar siswa di kafetaria terganggu, sehingga apa yang akan didapat siswa pada saat piket kurang efektif.
3. Pelaksanaan Pengelolaan Unit Produksi Boga SMK N 3 Magelang