3. Pelaksanaan Pengelolaan Unit Produksi Boga SMK N 3 Magelang
Pelaksanaan merupakan implikasi atau proses yang mengubah rencana menjadi aktivitas nyata.
Pelaksanaan kegiatan –kegiatan sumber daya manusia di unit produksi boga
SMK N 3 Magelang sudah sesuai dengan rencana yang dibuat yaitu meliputi pengadaan perekrutan, pemberian kompensasi, kedisiplinan dan pemberhentian.
Hanya saja terdapat beberapa rencana kegiatan sumber daya manusia yang seharusnya di lakukan namun tidak direncanakan, seperti pelatihan. Pelatihan hanya
dilakukan diri sendiri pada saat bekerja. Pelaksanaan produksi sudah sesuai dengan perencanaan yaitu produk harian
dan produk pesanan. Pelaksanan produksi juga memperhatikan kualitas bahan dan kualitas produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk serta
mencapai target produk yang dihasilkan. Pelaksanaan produksi yang baik juga didukung oleh pemasaran yang dilakukan
sesuai dengan perencanaan pemasaran, yang dibuat oleh unit produksi boga SMK N 3 Magelang. Pemasaran untuk produk harian dilakukan di kafetaria, sedangkan
pemasaran produk kue kering menjelang hari lebaran dilakukan melalui promosi oleh siswa, sehingga tidak menggunakan distributor. Unit produksi boga sudah
mampu memenuhi permintaan yaitu mampu memenuhi permintaaan akan pesanan dan pelayanan langsung baik warga sekolah maupun masyarakat umum. Hal ini
menunjukkan bahwa pemasaran unit produksi di lingkungan sekolah sudah terlaksana dengan baik, namun pemasaran untuk masyarakat umum masih terbatas,
sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan pada unit produksi boga SMK N 3 Magelang dilakukan dengan membuat pembukuan mengenai segala transaksi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang ada dalam unit produksi boga. Pembukuan tersebut meliputi buku kas, buku harian, dan penyusutan alat. Contoh
omset penjualan unit produksi boga tahun 2012 sebesar Rp. 107.175.380. Pengelolaan keuntungan dan kerugian juga dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, yaitu dengan membagi keuntungan sesuai dengan aturan yang berlaku dan menanggung kerugian menggunakan pengembangan modal.
Pembukuan keuangan unit produksi boga dilakukan oleh bendahara. Tenaga aspiran hanya menerima uang, menggunakannya, membuat pembukuan keuangan
kafetaria dan menyetorkan pemasukan kepada bendahara. Hal ini menjadikan aspiran kurang mengetahui keuntungan ataupun kerugian yang dialami unit
produsksi boga. Kekurangtahuan aspiran dalam hal keuntungan dan kerugian memungkinkan terjadinya hambatan. Pengelolaan keuangan yang baik seharusnya
transparan sehingga tidak akan memunculkan pemikiran negatif antar pihak. Fungsi manajemen yang meliputi pelaksanaan pada unit produksi boga di SMK
N 3 Magelang sudah terlaksana dengan cukup baik. Hal ini disebabkan karena ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan unit produksi boga.
Faktor pendukung pelaksanan unit produksi boga di SMK N 3 Magelang meliputi sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya dan melibatkan siswa secara
aktif, adanya kepemimpinan yang baik dan selalu melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan, kualitas produk yang dihasilkan baik dan harga terjangkau,
serta lokasi unit produksi yang strategis. Selain itu ada beberapa perencanaan yang
sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya membuat pelaksanaan yang dilakukan mengikuti alur seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya
tersebut. Faktor penghambat dalam pelaksanaan unit produksi boga di SMK N 3
Magelang meliputi kurangnya media promosi, sehingga produk yang dihasilkan kurang dikenal masyarakat secara luas. Selain itu, faktor penghambat pelaksanaan
unit produksi boga adalah kurangnya pelatihan yang dilakukan secara menyeluruh, kurangnya keterbukaan dalam pelaporan keuangan dalam lingkup organisasi, dan
kurangnya lokasi parkir untuk konsumen masyarakat umum.
4. Pengawasan Pengelolaan Unit Produksi Boga SMK N 3 Magelang