Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
107
2. Frederick Engels
Menurut Engels, sastra adalah cermin peman- tul proses sosial, tetapi hubungan antara isi sastra
dan filsafat lebih kaya dan samar-samar dibanding- kan dengan isi politik dan ekonomi. Tendensi politik
penulis dalam sastra, harus disajikan secara tersirat saja. Semakin tersembunyi pandangan si penulis,
semakin bermutulah karya yang ditulisnya. Isi novel :muatan ideologis harus muncul secara wajar dalam
situasi dan peristiwa yang ada di dalamnya. Setiap novelis yang berusaha mencapai realisme harus
mampu menciptakan tokoh-tokoh yang representatif dalam karyanya, sebab realisme meliputi reproduksi
tokoh-tokoh yang merupakan tipe dalam peristiwa yang khas pula. Di samping itu, menurut Engels,
sastra haruslah tetap menunjukkan keartistikannya, tidak semata-mata alat perjuangan kelas Damono,
1979. Dari pandangan tersebut tampak bahwa hu-
bungan antara sastra dengan infrastrukturnya tidak bersifat langsung dan vulgar, tetapi bersifat simbolis
tersebunyi. Dengan demikian, untuk memahami hubungan tersebut, seorang pembaca dan peneliti
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
108
sastra harus menginterpretasikan simbol dan bahasa estetik yang digunakan pengarang dalam karya
sastranya
3. Georgy Plekanov
Georgy Valentinovich Plekanov 11 Desember
1857 -
30 Mei 1918
, adalah seorang revolusioner sekaligus pendiri organisasi
marxisme pertama di
Rusia : Kelompok Emansipasi Buruh
Emancipation of Labor group
; dan dikenal sebagai Bapak Marxisme Rusia. Karya-karya terbaiknya pada bidang
sejarah ,
filsafat ,
estetika ,
sosial , dan
politik , khususnya
filsafat materialisme historis, merupakan kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan pemikiran
ilmiah dan budaya progresif. Setelah Kelompok Emansipasi Buruh dibubarkan, Plekanov kemudian
bergabung dengan RSDLP
, Partai Demokrasi Sosial Rusia. Karya-karyanya antara lain adalah Socialism
and the Political Struggle 1883, Our Differences 1885, A New Champion of Autocracy 1889, The
Development of the Monist View of History 1895, Anarchism and Socialism 1895, Anarkisme dan
Sosialisme Diterbitkan kembali oleh Ultimus, 2006,
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
109
Bandung, Belinski and Rational Reality 1897, The Materialist Conception of History 1891.
Georgei Plekanov menyatakan bahwa dalam sastra, gagasan yang mengandung muatan ideologis
harus dinyatakan secara figuratif, sesuai dengan kenyataan yang melingkunginya. Seni adalah cermin
kehidupan sosial, tetapi memiliki insting estetik yang sama sekali nonsosial dan tak terikat pada kondisi
sosial tertentu Damono, 1979. Dari pendapat tersebut tampak bahwa Plekanov
memiliki pandangan yang mirip dengan Engels mengenai hubungan antara sastra dengan infra-
strukturnya. Dimensi estetis sastra yang nonsosial merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam
membaca dan menilai sastra.
4. Leo Tolstoy