Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
65
tertentu? Setelah menentukan wilayah kajiannya, selanjutnya kumpulkanlah data yang diperlukan,
dilanjutkan dengan memaknai data tersebut.
3. Dampak Sosial Sastra: Kasus Heboh Sastra “Langit Makin Mendung”
Peristiwa heboh sastra yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1968. Peristiwa tersebut ber-
hubungan dengan pembredelan majalah Sastra No. 8, Tahun 6, Agustus 1968 oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatra Utara dan mengadilan terhadap H.B. Jassin selaku redaktur majalah tersebut setelah pemuatan
cerita pendek “Langit Makin Mendung” karya Kipan- jikusmin merupakan contoh kasus untuk dampak
sosial karya sastra bagi masyarakat. Dari isinya cerita pendek “Langit Makin Mendung” dianggap
telah menghina agama Islam, Allah, Nabi Muham- mad, Sahabat Abu Bakar, Usman, Ali, juga Nabi
Adam. Dalam cerpen tersebut digambarkan bagai- mana para “pensiunan nabi” di sorga mengalami
kebosanan. Kemudian, dengan dipelopori oleh Nabi Muhammad, mengajukan petisi kepada Tuhan untuk
turba ke bumi.
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
66
Membaca petisi para nabi, Tuhan terpaksa mengeleng-gelengkan kepala, tak habis pikir
pada ketidakpuasan di benak manusia... Di- panggillah penandatangan pertama: Muham-
mad dari Madinah, Arabia. Orang bumi biasa memangilnya Muhammad saw...
“Daulat, ya Tuhan.” “Apalagi yang kurang di surgaku ini? Bidadari
jelita berjuta....” Pembaca saat itu, tentu akan kaget dengan
imajinasi penulis cerpen yang menggambarkan dialog langsung antara Tuhan dengan para nabi di surga.
Mereka menganggap penulis terlalu berani, sehingga dikecam habis-habisan. Akibatnya, majalah Sastra
dilarang terbit. Dampak dari pelarangan majalah Sastra
yang memuat
cerpen tersebut
adalah munculnya polemik mengenai peristiwa tersebut di
sejumlah majalah dan surat kabar. Di samping itu, sejumlah pengarang di Jakarta telah mengeluarkan
suatu protes atas pelarangan majalah Sastra. Para pengarang
yang menandatangani
surat protes
tersebut, antara lain H.B.Jassin, Trisno Sumardjo Ketua Dewan Kesenian Jakarta, D. Djajakusuma
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
67
Ketua Badan Pembina Teater Nasional Indonesia, Umar Kayam Dirjen Film, Radio dan TV, Taufiq
Ismail Penyair Angkatan 66 dan kolumnis Islam, Slamet Sukirnanto anggota DPRGRMPRS dan wakil
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam Presidium KAMI, dll. Tasrif, dalam Pledoi Sastra, 2004:143-
144. Sejumlah penulis yang melakukan polemik di
media massa antara lain adalah H.B. Jassin “Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kebebasan Mencipta” Hori-
son, 11, Novemver 1968, S. Tasrif SH “Larangan Beredar Majalah Sastra”, Pelopor Baru, 15 Oktober
1968, Jusuf Abdullah Puar “Cerpen Sastra Meng- hina Nabi Muhammad,” Operasi Minggu, 20 Oktober
1968, Bur Rasuanto “Larangan Beredar Majalah Sastra,” Mingguan Angkatan Bersenjata, 20 dan 27
Oktober 1968, dsb. Dari sejumlah artikel tersebut, ada dua kelompok, yaitu kelompok yang membela
Kipanjikusmin dan H.B. Jassin, dan kelompok yang marah terhadap Kipanjikusmin karena telah ditudih
menghina agama Islam, Tuhan, serta para nabi dan sahabat-sahabatnya.
Cerpen “Langit Makin Mendung” dan artikel yang berpolemik seputar pelarangan cerpen dan ma-
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
68
jalah Sastra tersebut dapat dibaca dalam buku Pledoi Sastra: Kontroversi Langit Makin Mendung Kipanji-
kusmin 2004. Dengan membaca buku tersebut, kita akan memahami bagaimana sebuah cerita pendek
dapat menimbulkan dampak sosial yang cukup serius pada masanya. Bahkan, karena bersikukuh
tidak mau memberitahukan siapa sebenarnya Ki- panjikusmin yang mengarang cerpen “Langit Makin
Mendung”, H.B. Jassin telah mempertaruhkan diri- nya untuk diadili oleh Kejaksaan Tinggi Sumatra
Utara maupun oleh para pembaca yang marah terhadap isi cerpen tersebut.
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
69
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
70
BAB IV SOSIOLOGI PENERBITAN DAN DISTRIBUSI
KARYA SASTRA
A. Pengantar
Penerbitan dan pendistribusian karya sastra merupakan dua hal yang tidak dapat dilupakan da-
lam mendukung keberadaan karya sastra sampai karya sastra tersebut dapat dinikmati oleh pembaca,
sampai pada gilirannya memberikan pengaruh, bahkan juga ikut serta membentuk tata nilai ma-
syarakat. Bayangkan, apabila karya sastra yang su- dah diciptakan oleh pengarang, tidak pernah diter-
bitkan. Siapakah yang akan mengetahui apa isinya? Kalaupun sudah diterbitkan, tetapi tidak ada yang
mendistribusikan, siapakah yang akan menikmati- nya? Oleh karena itu, penerbit dapat dianalogikan
sebagai sebuah pabrik, yang mengambil alih peker- jaan membuat dan mengemas sebuah karya sastra
menjadi sebuah buku yang siap untuk dipasarkan dan dinikmati oleh masyarakat.
B. Penerbitan Karya Sastra