Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
104
titik  di  mana  seni  memungkinkan  kita  ‘merasa’  dan ‘merasakan’  ideologi  dari  mana  seni  itu  berasal
Eagleton, 2002:10.
E. Beberapa Pandangan Pemikir Marxis Mengenai Sastra
1. Karl Marx
Karl Heinrich Marx Trier
, Jerman
, 5 Mei
1818 –
London ,
14 Maret 1883
adalah  seorang  filsuf,  pakar ekonomi  politik  dan  teori  kemasyarakatan  dari
Prusia .  Walaupun  Marx  menulis  tentang  banyak  hal
semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap  sejarah,  terutama  mengenai  pertentangan
kelas,  yang  dapat  diringkas  sebagai  Sejarah  dari berbagai  masyarakat  hingga  saat  ini  pada  dasarnya
adalah sejarah tentang pertentangan kelas, sebagai- mana  yang  tertulis  dalam  kalimat  pembuka  dari
Manifesto  Komunis .  Karl  Marx  lahir  dalam  keluarga
Yahudi progresif  di
Trier ,  Prusia,  sekarang  di
Jer- man
.  Ayahnya  bernama  Herschel,  keturunan  para rabi
,  meskipun  cenderung  seorang  deis,  yang kemudian  meninggalkan  agama  Yahudi  dan  beralih
ke agama
resmi  Prusia,  Protestan  aliran Lutheran
yang  relatif  liberal,  untuk  menjadi  pengacara.
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
105
Herschel  pun  mengganti  namanya  menjadi  Heinrich. Saudara  Herschel,  Samuel  —  seperti  juga  leluhur-
nya—  adalah  rabi  kepala  di  Trier.  Keluarga  Marx amat  liberal  dan  rumah  Marx  sering  dikunjungi oleh
cendekiawan  dan  artis  masa-masa  awal  Karl  Marx terkenal  karena  analisisnya  di  bidang  sejarah  yang
dikemukakannya  di  kalimat  pembuka  pada  buku Communist  Manifesto  1848 :  ”Sejarah  dari  berbagai
masyarakat  hingga  saat  ini  pada  dasarnya  adalah sejarah  tentang  pertentangan  kelas.”  Marx  percaya
bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme,  masyarakat  tanpa  kelas  setelah  bebe-
rapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara  sebagai  revolusi  keditaktoran  proletariat
kaum paling bawah di negara Romawi.Marx meman- dang sastra sebagaimana politik, ideologi, dan agama
adalah  wilayah  superstruktur,  keberadaannya  ber- tumpu  pada  basis  ekonomi  infrastruktur.    sastra
haruslah  berpijak  dari  realitas  sosio  historis.    Real- itas  sosio  historis  ditandai  oleh  perjuangan  kelas,
maka sastra harus diletakkan dalam kerangka perju- angan  kelas  proletar  dalam  rangka  menghilangkan
kelas. Karena kelas muncul sebagai akibat pemilikan pribadi, maka perjuangan kelas proletar lewat sastra
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
106
juga  dalam  rangka  menghilangkan  pemilikan  pribadi Damono, 1979.
Dalam  The  German  Ideology,  Marx  via  Faruk, 2003:8  menjelaskan  hubungan  antara  seni  dengan
struktur ekonomi  masyarakatnya  sebagai  infrastruk- tur,  dipahami  hanya  dalam  batas-batas  kausalitas
ekonomi  yang  ketat.  Sebagai  ideologi,  seni  dianggap tidak mempunyai otonomi sama sekali. Kehadirannya
ditentukan oleh infrastrukturnya.
Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia
Hakikat Sosiologi Sastra
107
2. Frederick Engels