Infrastruktur - superstruktur SeniSastra Merupakan Bagian dari Superstruk- tur

Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Hakikat Sosiologi Sastra 102

C. Infrastruktur - superstruktur

Secara khusus, dalam teori marxis dikenal konsep infrastruktur dan superstruktur yang saling berkaitan. Infrastruktur mengacu pada kekuatan- kekuatan produktif atau basis meterial menjadi dasar dalam proses kehidupan sosial, politik, dan in- telektual. Sementara superstruktur mengacu pada bentuk-bentuk kesadaran sosial yang riil: politik, agama, etika, estetika seni dan sastra. Dalam pan- dangan marxisme, superstruktur dipandang sebagai ideologi, yang keberadaannya tidak terlepas dari infrastruktur yang melahirkannya Eagleton, 2006. Dalam sebuah masyarakat hubungan antara infrastruktur dengan superstruktur merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini infrastruktur dapat dikatakan sebagai kulit luar, sementara superstruktur merupakan isinya.

D. SeniSastra Merupakan Bagian dari Superstruk- tur

Senisastra bagi marxisme merupakan bagian dari superstruktur masyarakat, merupakan bagian dari ideologi masyarakat, satu elemen dari struktur Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Hakikat Sosiologi Sastra 103 persepsi sosial yang amat rumit yang menyakinkan bahwa situasi di mana satu kelas sosial memiliki kekuasaan terhadap kelas-kelas lainnya yang juga dilihat oleh sebagian besar anggota masyarakat sebagai sesuatu yang alamiah atau tidak terlihat sama sekali Eagleton, 2002:6. Oleh karena itu, memahami sastra berarti melakukan pemahaman terhadap seluruh proses sosial di mana sastra merupakan bagian darinya. Karya sastra, merupakan bentuk-bentuk persepsi, cara khusus dalam memandang dunia, dan juga memiliki relasi dengan cara memandang realitas yang menjadi mentalitas atau ideologi sosial suatu zaman Eagleton, 2002:7. Meskipun seni dan sastra merupakan bagian dari ideologi masyarakat, namun Frederick Engels menegaskan bahwa seni jauh lebih kaya dan sulit untuk dipahami dibandingkan bentuk superstruktur lainnya seperti teori politik dan ekonomi, juga hukum yang cenderung secara transparan lebih mewujudkan kelas penguasa. Karena seni dan sastra tidak benar- benar merupakan refleksi pasif dari basis ekonomi. Seni cenderung mempunyai hubungan khusus dengan ideologi. Seni dirangkum dalam ideologi, tapi juga mengatur jarak dirinya dari ideologi sampai ke Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia Hakikat Sosiologi Sastra 104 titik di mana seni memungkinkan kita ‘merasa’ dan ‘merasakan’ ideologi dari mana seni itu berasal Eagleton, 2002:10.

E. Beberapa Pandangan Pemikir Marxis Mengenai Sastra